Dark
Light

Artopologi Gelar Rekam Masa, Pameran Seni dengan Integrasi Blockchain

1 min read
October 21, 2022
Artopologi Rekam Masa

Teknologi Web3 berpotensi merevolusi banyak industri. Kebetulan, yang langsung kelihatan dampaknya saat ini adalah di industri kreatif, spesifiknya di bidang seni. Alasannya cukup sederhana: prinsip verifikasi kepemilikan berdasarkan mekanisme terdesentralisasi yang ditawarkan Web3 punya nilai praktis yang dapat langsung dirasakan oleh para pelaku dunia seni.

Alasan ini juga yang mendorong Artopologi untuk menggelar pameran seni dengan bertumpu pada teknologi Web3. Berangkat dari keinginan untuk berkontribusi dalam dunia seni, Artopologi ingin menghubungkan ekosistem seni dengan inovasi teknologi, sebagai gerbang baru yang membuka jalan bagi seni untuk terus tumbuh dan bergerak maju.

Dinamai “Rekam Masa”, pagelaran seni ini memanfaatkan integrasi blockchain untuk memverifikasi keaslian dari setiap karya seni yang ditampilkan. Selain karya seni fisik, Artopologi juga akan menampilkan karya seni kripto, fashion masterpiece, art performance, hingga art wedding dari para seniman Indonesia di Rekam Masa. Juga akan hadir adalah talkshow, workshop, dan art trip yang akan menjadi bagian dari serunya Rekam Masa.

Rencananya, Rekam Masa akan diselenggarakan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta. Acara akan berlangsung selama 10 hari sejaki tanggal 28 Oktober hingga 6 November 2022, dan mereka yang tertarik sudah bisa membeli tiketnya mulai sekarang. Tarif masuknya sendiri dipatok mulai Rp25.000.

Beberapa seniman senior yang sudah dikonfirmasi partisipasinya di Rekam Masa adalah Teguh Ostenrik, Galam Zulkifli, Dipo Andy, FJ Kunting, Rinaldy Yunardi, Didi Budiardjo, Ghea Panggabean, dan Joshua Irwandi. Artopologi juga akan mengajak sederet seniman muda untuk memamerkan karyanya masing-masing, lengkap beserta sertifikat keasliannya yang tersimpan di blockchain.

Bersamaan dengan Rekam Masa, Artopologi rencananya juga akan meluncurkan situs Artopologi.com sebagai sebuah marketplace karya seni terkurasi. Kemungkinan besar yang dimaksud adalah marketplace NFT, tapi yang lebih berfokus menyajikan beraneka ragam karya seni ketimbang yang dibanjiri koleksi PFP NFT.

Seperti yang sudah bisa dilihat dalam satu hingga dua tahun terakhir ini, NFT terbukti mampu menjadi alat verifikasi yang praktis dan efektif, dan ini pun juga berlaku untuk benda-benda fisik. Belum lama ini, kreator NFT Azuki bahkan memperkenalkan inovasi baru yang memungkinkan suatu benda fisik dan token NFT digitalnya untuk selalu terikat satu dengan yang lainnya walaupun sudah berpindah tangan beberapa kali.

Call of Duty Xbox Game Pass
Previous Story

Microsoft Beri Alasan Kenapa Call of Duty Belum Tersedia di Xbox Game Pass

Samsung Galaxy A04 Adalah Smartphone Sejutaan Dengan Kamera 50 MP Untuk Ngonten
Next Story

Samsung Galaxy A04 Adalah Smartphone Sejutaan Dengan Kamera 50 MP Untuk Ngonten

Latest from Blog

Don't Miss

Sugartown Zynga

Zynga Umumkan Game Web3 Pertamanya, Sugartown

Perlahan tapi pasti, popularitas game Web3 masih terus ada. Tidak
Bursa kripto Indonesia

Indonesia Resmi Punya Bursa Kripto, Apa Signifikansinya?

Setelah sekian lama, Indonesia akhirnya punya bursa kripto sendiri. Badan