Di tengah lesunya pasar crypto secara luas, masih ada banyak pihak yang optimistis industri ini bisa terus berkembang pesat di Indonesia ke depannya. Salah satunya adalah perusahaan sekuritas dan aset manajemen Samuel Group, yang baru-baru ini secara resmi memperkenalkan platform cryptocurrency exchange bernama Vonix.
Seperti halnya Indodax, Tokocrypto, Pintu, Zipmex, dan deretan cryptocurrency exchange lokal lainnya, Vonix juga dirancang untuk memfasilitasi aktivitas jual-beli dan investasi aset crypto. Namun yang mungkin sedikit berbeda adalah, Vonix secara spesifik membidik kalangan trader profesional dan investor institusi sebagai target pasar utamanya.
Kepada DailySocial.id, CEO Vonix Herdi Sularko mengatakan bahwa jumlah investor institusi dan high-net-worth individual yang mumpuni merupakan salah satu keunggulan kompetitif dari Samuel Group selaku induk perusahaan Vonix. “Ini juga menjadi captive market kami untuk melakukan cross-selling dan upselling. Tak dimungkiri, kami akan mengincar segmen retail yang dinamis sesuai profil aset kripto,” tuturnya.
Vonix telah mendapatkan lisensi dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), dan sejauh ini tercatat sudah ada lebih dari 200 aset crypto yang dapat diperjual-belikan di Vonix. Guna memberikan daya tarik lebih, Vonix turut mengunggulkan fitur bernama Star80 yang diyakini mampu memberikan rekomendasi pilihan aset crypto terbaik. Fitur ini merupakan hasil kolaborasi Vonix dengan Thomas J. Dorsey, pakar analisis teknis investasi dengan pengalaman di dunia finansial dan investasi selama puluhan tahun.
Namun cryptocurrency exchange baru satu dari dua layanan yang Vonix ingin hadirkan, utamanya dalam cakupan ranah corporate. Layanan yang kedua adalah jasa konsultansi untuk proyek NFT maupun proyek-proyek lain yang melibatkan penggunaan teknologi smart contract dan tokenisasi. Saat ini, Vonix kabarnya tengah sibuk mengembangkan proyek NFT bersama suatu brand lifestyle premium di Indonesia.
Seperti crypto, pasar NFT pun memang sedang kurang bergairah belakangan ini. Pada bulan Juni kemarin misalnya, volume perdagangan NFT di blockchain Ethereum turun sampai 55%. Kendati demikian, kantor akuntan publik Deloitte memprediksi bahwa sektor NFT masih akan terus bertumbuh ke depannya, dan bukan lagi sebatas pertumbuhan spekulatif seperti di tahun sebelumnya.