Sektor NFT masih akan terus bertumbuh ke depannya, terlepas dari penurunan pasar yang terjadi jika dibandingkan dengan di tahun sebelumnya. Kesimpulan ini disampaikan oleh salah satu kantor akuntan publik (KAP) terbesar di dunia, Deloitte, dalam laporan terbarunya seputar barang koleksi yang digarap bersama Credit Suisse Research Insititute.
Laporan Deloitte membagi NFT menjadi lima kategori: crypto art, collectible, gaming, metaverse, dan utility. Mengambil data dari NonFungible.com, tercatat kategori collectible adalah yang terbesar volume transaksinya, dengan angka mencapai $8,47 miliar per akhir 2021 kemarin. Collectible mengacu pada aset-aset NFT berupa avatar yang umumnya dikoleksi untuk membentuk suatu komunitas atau digunakan dalam video game, dan olahraga merupakan salah satu segmen yang populer di kategori ini.
Di posisi kedua ada NFT gaming dengan volume transaksi sebesar $5,17 miliar. Contoh NFT yang masuk kategori ini adalah senjata atau equipment di game RPG, maupun skin eksklusif buat karakter. Posisi ketiga dihuni oleh kategori crypto art, dengan proyek-proyek NFT artistik yang terjual dengan harga fantastis, semisal NFT bikinan Beeple yang laku $69 juta pada bulan Maret 2021.
Posisi keempat dan kelima ditempati oleh kategori metaverse dan utility, masing-masing dengan volume transaksi di kisaran setengah miliar dolar Amerika Serikat. Kategori metaverse umumnya tak hanya mengacu aset NFT yang merepresentasikan lahan virtual, melainkan juga pakaian dan aksesori untuk mendandani avatar di dunia virtual. Kategori utility di sisi lain mengacu pada aset NFT yang berfungsi sebagai nama domain, tiket konser, maupun kode akses ke konten eksklusif.
Dari kelima kategori tersebut, gaming adalah yang paling likuid jika ditinjau dari segi jumlah pemilik, wallet, dan jumlah transaksi. Harga rata-rata NFT gaming berada di kisaran $200, sementara harga rata-rata NFT metaverse dan crypto art bisa menembus angka $3.500.
Data lain yang tak kalah menarik adalah, 3/4 dari semua transaksi NFT terjadi di blockchain Ethereum. Ronin, sidechain yang digunakan oleh game play-to-earn (P2E) populer Axie Infinity, tercatat memfasilitasi 1/5 dari total transaksi NFT, disusul oleh Flow dan Immutable X.
Pasar NFT tahun ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan loncatan drastis yang terjadi di tahun 2021. Total volume transaksi di kuartal pertama 2022 memang menurun menjadi hampir $17 miliar, akan tetapi ini masih jauh di atas volume pada periode yang sama tahun lalu. Jumlah transaksi NFT juga turun cukup drastis sejak mencapai puncaknya di kuartal ketiga 2021.
Kalau dilihat dari sudut pandang jumlah wallet yang aktif, lagi-lagi kita bisa melihat tren yang menurun. Kendati demikian, angka 150.000 wallet aktif selama kuartal pertama 2022 ini masih jauh di atas 14.000 wallet aktif selama kuartal pertama 2021. Bukan cuma itu, jumlah buying wallet yang lebih tinggi ketimbang selling wallet juga merupakan indikator akan pertumbuhan yang baik di industri NFT, terlepas dari lesunya pasar crypto dan NFT secara luas.
Menurut Deloitte, ada banyak faktor yang memengaruhi fluktuasi pasar NFT. Salah satunya sentimen investor yang melemah akibat guncangan situasi geopolitik global yang sedang terjadi. Meski begitu, Deloitte memprediksi sektor NFT akan terus berkembang dalam hal popularitas dan keberagaman, dan yang lebih penting, di atas basis fundamental ketimbang sebatas pertumbuhan spekulatif seperti yang terjadi tahun lalu.
Gambar header: PiggyBank via Unsplash.