Selama ini banyak sekali perangkat smartphone, laptop, dan TV yang menggunakan layar dengan jenis liquid crystal display atau LCD. Layar yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1990 lalu ini ternyata sudah memiliki 11 generasi. Samsung merupakan salah satu produsen yang membuat panel LCD tersebut dan pernah menjadi produk unggulan mereka semenjak tahun 2012 silam. Namun sepertinya pada bulan ini mereka harus menghentikan produksi layar LCD.
Keputusan tersebut dibuat oleh Samsung Display yang ternyata 6 bulan lebih cepat dari perkiraan mereka. Padahal, sebelumnya Samsung Display berencana menahan produksi LCD hingga akhir tahun 2022. Keputusan ini sendiri diambil karena meningkatnya kompetisi dari para pesaingnya yang datang dari Tiongkok dan Taiwan. Harga panel LCD dari kedua negara tersebut memang dikenal lebih murah jika dibandingkan dengan produksi negara lain.
Sebenarnya, Samsung Display memang ingin menutup bisnis LCD-nya pada akhir tahun 2020 lalu. Ternyata pada saat pandemi, Samsung Display menerima pesanan panel LCD sehingga mereka tetap melanjutkan bisnis LCD tersebut. Namun seiring dengan waktu, permintaan pada pasar LCD menjadi menurun dan harganya juga lebih rendah 58% pada bulan April 2022 dibandingkan dengan bulan Juni 2021 lalu.
Hal ini tentunya akan berakibat di mana Samsung tidak lagi akan memproduksi TV, smartphone, tablet, dan monitor dengan LCD. Untuk itu, Samsung akan berfokus pada panel layar AMOLED (Active Matrix Organic Light-Emitting Diodes) dan QLED (Quantum-dot Light Emitting Diode). Seperti kita ketahui pula bahwa kedua jenis panel ini menghasilkan tampilan yang lebih baik dibandingkan dengan LCD. Untungnya, semua karyawan pada divisi LCD akan langsung ditransfer ke bagian panel Quantum Dot.
Samsung Display hingga saat ini memang belum mengeluarkan pernyataan resminya. Oleh karena itu, belum ada informasi lebih lanjut mengenai detail perencanaan investasinya. Kemungkinan informasi tersebut bisa tersedia pada saat Samsung mengumumkan laporan pendapatan kuartal 2 di bulan Juli.
Sumber: Korea Times