Hadirnya berbagai aktivitas dunia nyata yang kini dapat dilakukan secara vitual menandakan era Metaverse semakin dekat. Apalagi rilisnya headset VR dengan harga yang bersahabat seperti Oculus Quest 2 ikut membantu perkembangan Metaverse. Ingin main tenis bersama teman? Anda tidak perlu repot-repot menyewa lapangan. Di Metaverse, Anda dapat langsung mengayunkan raket dan berolahraga bersama teman Anda hanya dengan satu klik.
Selain tenis, Anda juga dapat melakukan banyak aktivitas dunia nyata di Metaverse. Saking banyaknya, mungkin Anda akan kebingungan untuk memulai atau menemukan aktivitas yang cocok di tengah kegabutan Anda. Nah, karena itu, perusahaan start-up Web 3 bernama Lighthouse berencana untuk membuat mesin pencari untuk Metaverse.
Dana Investasi Miliaran dari Berbagai Perusahaan Besar
Ide Lighthouse diterima baik oleh para investor sampai-sampai mereka berhasil mengumpulkan US$7 juta (sekitar Rp102,6 miliar) saat ronde pendanaan tahap awal (seed round). Ronde pendanaan tersebut dipimpin oleh Accel, BlockTower, dan Animoca Brands. Serta beberapa investor yang berpartisipasi dalam pendanaan ini ada While Star Capital, Sparkle Ventures, Gemini Frontier Fund, dan lainnya.
Menurut CoinDesk, Lighthouse berencana untuk menggunakan dana investasi dengan jumlah fantastis itu untuk memperluas tim mereka. Dengan menambah personel, mereka berharap dapat merilis mesin pencari untuk Metaverse ini pada musim panas tahun 2022.
Fungsi Lighthouse yang Akan Memudahkan Para Pemain Metaverse
Lighthouse memungkinkan pengguna untuk mencari melalui database berisi semua aktivitas atau event yang sedang berjalan di game-game Metaverse, seperti The Sandbox dan Decentraland. Selain itu, pengguna juga dapat mengetahui lokasi mereka di dunia virtual yang luas menggunakan Lighthouse.
Pandangan perusahaan start-up asal Kanada ini sejalan dengan konsep Metaverse yang dimulai pada musim panas 2021, saat Metaverse dibayangkan sebagai satu dunia terbuka yang dapat dioperasikan daripada beberapa ekosistem yang tertutup. Ini karena sebagian data yang tersedia untuk ekosistem tertutup tersebut tidak tersedia secara umum. Dan para platform tertutup itu harus bermitra dengan Lighthouse agar dapat dicari dan muncul dalam database.
Menurut Lighthouse, mereka tidak yakin jika semua platform Metaverse yang tertutup akan bekerja sama dengan mereka. Namun, dengan dukungan dari perusahaan seperti Animoca Brands menunjukkan bahwa beberapa proyek mungkin telah berjalan.
“Ekosistem tertutup merupakan sesuatu yang tidak selaras dengan Web 3,” ucap Jonathan Brun, selaku salah satu pendiri Lighthouse. “Sejauh ini, dalam setiap percakapan yang kami lakukan, kami disambut dengan hangat oleh para pemain yang melihat platform kami sebagai alat yang dapat membantu ekosistem mereka.” Dikutip langsung dari wawancara yang lakukan oleh CoinDesk.
Omong-omong soal investasi dan Metaverse, 0x Labs beberapa waktu lalu juga berhasil menggarap US$70 juta dari beberapa investor besar. Perusahaan asal San Fransisco, AS itu berencana untuk menggunakan dana investasi tersebut untuk mengembangkan salah satu sistem mereka, 0x protocol.
Feat image credit: Lighthouse