Organisasi esports asal Rusia, Virtus.pro telah mengumumkan turunnya Sergey Glamazda sebagai CEO. Menurut satu artikel di situs resminya, peran CEO Virtus.pro dihilangkan dan organisasi ini akan dikelola oleh satu tim top manajemen dari perusahaan induknya, ESforce Holding.
Menurut artikel tadi, selama masa kepemimpinan Sergey, Virtus.pro berhasil meraup US$4,4 juta dari prestasi mereka di berbagai turnamen.
Sergey Glamazda pun memberikan komentarnya, “Saya berterima kasih kepada Virtus.pro untuk perjalanan berkesan yang kami lalui bersama selama 2,5 tahun ini. Saya ingat setiap turnamen, setiap kemenangan, dan setiap kekalahan. Kemenangan-kemenangan tadi membuat saya bangga. Dan kekalahan-kekalahan, yang juga jadi tanggung jawab saya sepenuhnya, membuat saya belajar.
Terima kasih pada para pemain brilian yang telah membawa talentanya ke tim dan membuatnya lebih kuat setiap hari. Terima kasih kepada para fans yang menginspirasi saya dengan emosi, komentar, dan meme mereka. Saya bersyukur bisa mengenal kalian semua!”
Sedangkan Nikolas Petrosyan, CEO dari ESforce Holding, juga mengucapkan terima kasihnya ke Sergey.
Our CEO @SergeyGlamazda leaves https://t.co/RghpmPyTHr.
We wish you best of luck and thank you for your work in VP! You will always be The Genius for The Bears ❤️
Read more: https://t.co/1kpRUSb1v7 pic.twitter.com/3xZbTZw1rD
— Virtus.pro (@virtuspro) May 5, 2022
“Kami berterima kasih atas semua yang dilakukan Sergey untuk Virtus.pro, ide-ide segarnya dan bagaimana dia mengimplementasikannya. Dalam diskusi bersama, kami menyadari bahwa tantangan-tantangan baru muncul yang membuat kami harus mengatur ulang struktur organisasi dan sistem kerja di Virtus.pro. Hal itulah yang mendasari kami untuk mengandalkan satu tim di top management dari ESforce yang bisa melihat gambaran besarnya dan menjalankan organisasi.” Ujar Nikolas.
Perjalanan Virtus.pro memang banyak bebatuan selama beberapa bulan terakhir. Pasca invasi Rusia ke Ukraina di bulan Februari, Virtus.pro dilarang bertanding di beberapa kompetisi internasional seperti Dota 2 dan CS:GO. Para pemainnya pun terpaksa bermain di bawah nama baru, Outsiders.
Belakangan, salah satu pemain Dota 2 nya juga terlibat kontroversi ketika Ivan ‘Pure’ Moskalenko menggambar simbol “Z” di mini-map. Simbol Z ini dianggap gestur agresif karena digunakan oleh para tentara Rusia di Ukraina. Alhasil, Outriders (atau Virtus.pro) didiskualifikasi dari DPC.