Dark
Light

Lakuuu Hadirkan Layanan Terpadu untuk Bantu UMKM Masuk ke Pasar Online

2 mins read
November 24, 2021
Lakuuu E-commerce Enabler
Co-Founder & CEO Lakuuu Cynthia Tulus Makmud / Lakuuu

Menargetkan pelaku UMKM, Lakuuu menawarkan solusi all-in-one untuk pembuatan website bisnis dan pemasaran digital. Didirikan oleh Cynthia Tulus Makmud (CEO) bersama dengan dua rekannya yaitu Andry Tjiajadi dan Hendrawan Harjanto, mereka memiliki misi ingin mempermudah proses perpindahan UMKM ke platform digital dengan membangun situs promosi dan penjualan sendiri.

Setelah tahun 2020 perusahaan fokus untuk mengembangkan fitur hingga mengumpulkan pengguna tahap awal, bulan ini ini Lakuuu resmi melakukan grand launching kepada publik. Sejak meluncur, sudah ada lebih dari 4000 mitra UMKM dari seluruh Indonesia yang bergabung.

“Lakuuu didirikan di tengah pandemi. Selama ini efek pandemi yang kami rasakan adalah banyaknya bisnis UMKM offline yang ingin go-digital, sehingga target pasar kami juga meluas. Dari hanya menargetkan UMKM online, menjadi UMKM online dan offline. 30% dari seluruh pengguna kami berbasis offline dan belum pernah memiliki platform online sebelumnya,” kata Cynthia.

Meskipun saat ini sudah banyak platform yang menawarkan layanan serupa seperti Lakuuu, namun secara khusus mereka mengklaim memiliki perbedaan yang signifikan. Dengan menyediakan platform all-in-one, yang artinya pengguna tidak perlu melakukan integrasi atau menambahkan plugin lagi ke dalam situs mereka, karena semua layanan sudah disediakan secara holistik.

Plugin yang dimaksud di sini adalah untuk pengaturan produk, pengaturan konten, pembayaran, perhitungan ongkos kirim, bahkan layanan jemput paket. Platform lainnya biasanya menambahkan biaya/proses lanjutan yang memakan waktu apabila pengguna ingin memiliki fitur-fitur tersebut di dalam situs web mereka.

Melihat makin banyaknya pelaku UMKM yang menggunakan kanal marketplace seperti official store, Lakuuu juga menyediakan layanan konsultasi pemasaran digital untuk berbagai kanal penjualan.

“Kami percaya bahwa marketplace, media sosial, dan situs web memiliki fungsi dan nilai tambah yang berbeda bagi pengguna. Ketiganya perlu dikelola dengan maksimal untuk membantu perkembangan bisnis. Lakuuu selalu memberikan pemahaman ini kepada calon pengguna, agar manajemen semua platform dilakukan sesuai dengan fungsinya,” kata Cynthia.

Rencana Lakuuu tahun 2022

Setelah meresmikan kehadirannya, Lakuuu menghadirkan banyak fitur baru untuk menambah kualitas layanan dan memberi kemudahan para merchant. Di antaranya adalah desain dasbor baru yang lebih sederhana dan memudahkan operasional.

“Lakuuu memberikan masa coba gratis selama 2 bulan kepada setiap pengguna, kemudian diikuti dengan periode berlangganan apabila pengguna ingin terus mengaktifkan website mereka. Masa coba gratis selama 2 bulan kami rasa lebih dari cukup untuk pengguna dapat mengisi situs web mereka dan mencoba mengoperasikan atau berjualan lewat web,” kata Cynthia.

Tercatat pertumbuhan jumlah pengguna Lakuuu mencapai lebih dari 200% dalam 3 bulan terakhir. Tahun ini, mereka juga mencatat GMV hampir Rp1 miliar. Ke depannya, Lakuuu berencana untuk melakukan kerja sama dengan beberapa pihak yang memiliki misi yang sama untuk mendigitalisasi UMKM Indonesia untuk mencapai peningkatan GMV sebesar 8-10x lipat di tahun depan.

Perusahaan juga memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana tahapan seri A tahun 2022 mendatang. Sebelumnya Lakuuu telah menerima pendanaan tahap awal dari sejumlah angel investor dan dana milik para pendirinya.

“Di tahun 2022 Lakuuu ingin memperkaya produk dan jasa yang ditawarkan, khususnya di bagian digital marketing. Lakuuu akan membentuk ekosistem dengan layanan fintech dan industri kreatif di Indonesia, sehingga para pengguna kami dapat terhubung dengan koneksi-koneksi yang tepat untuk mengembangkan bisnis mereka dari berbagai aspek, mulai dari finansial, pengadaan barang, sales, hingga pemasaran produk,” kata Cynthia.

Pertumbuhan e-commerce enabler di Indonesia

Startup e-commerce enabler menyediakan layanan strategi digital A-Z (end-to-end) ke unit bisnis lain yang ingin menjual produknya secara online. Ragam layanan yang ditawarkan meliputi produksi konten, pembuatan halaman di marketplace, pembuatan situs web, eksekusi pemasaran, integrasi kanal penjualan online, hingga pengiriman produk ke pelanggan.

Menurut data dari KemenkopUKM, jumlah UMKM yang ‘go digital’ di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 99% dibanding masa sebelum pandemi. UMKM yang beradaptasi secara digital naik mencapai 15,9 juta atau 24,9% dari total pelaku UMKM yang sekitar 65 juta. Sebelumnya, di Indonesia hanya terdapat sekitar 8 juta UMKM yang terhubung secara digital.

Untuk membantu pebisnis go-digital, saat ini sudah ada beberapa paltform yang terseida untuk pasar lokal, seperti aCommerce, SIRCLO, 8Commerce, JetCommerce dan Anchanto.

Permasalahan utama yang dihadapi pelaku UMKM / DSInnovate

Menurut laporan DSInnovate bertajuk “MSME Empowerment Report 2021“, dari hasil survei yang dilakukan, salah satu permasalahan paling signifikan ialah memasarkan dan menjual produknya. Kondisi ini menjadi relevan bagi para pemain e-commerce enabler, karena tujuan utama solusinya memecahkan pain point tersebut. Hadir ke ranah online juga akan memberikan perluasan pasar bagi pelaku UMKM itu sendiri.

Previous Story

Pintek Secures Nearly 100 Billion Rupiah Series A Funding to Enhance SME Financing for Educational Purposes

Next Story

Hitman 3 Janjikan Beragam Lokasi, Alur Cerita, dan Mode Gameplay Baru di Tahun 2022

Latest from Blog

Don't Miss