Perusahaan ritel terbesar Inggris Tesco meningkatkan kehadirannya di perusahaan yang berbasis online, seperti yang dilaporkan oleh Bloomberg, dengan memimpin putaran investasi $250 juta untuk perusahaan e-commerce rupa-rupa Lazada. Tesco memperoleh saham minoritas Lazada yang merupakan perusahaan bentukan Rocket Internet di kawasan Asia Tenggara dengan fokus model bisnis serupa Amazon. Tidak disebutkan berapa persentase yang disetor oleh Tesco dalam pendanaan kali ini. Selain Tesco, pendanaan kali ini juga didukung oleh AB Kinnevik, Access Industries dan Verlinvest SA.
Secara total, Lazada yang beroperasi di lima negara di Asia Tenggara dikonfirmasi telah memperoleh pendanaan sebesar $486 juta setelah 6 bulan lalu mengkonfirmasi penerimaan pendanaan $100 juta. Lazada Sebelumnya, properti Rocket Internet yang lain Zalora yang beroperasi di kawasan yang sama memperoleh pendanaan $112 juta bersama The Iconic yang beroperasi di kawasan Australia dan Selandia Baru.
Group Multichannel Director Tesco Robin Terrell mengatakan dalam rilis persnya, “Investasi di ritel e-commerce terbesar di Asia Tenggara ini meneruskan strategi kami mengembangkan bisnis multikanal terdepan. Lazada adalah pionir bisnis yang telah mengembangkan penawaran terdepan di lima pasar/negara hanya dalam 18 bulan.”
Dalam upayanya berekspansi, baru-baru ini Lazada mengeluarkan Lamido yang berfungsi sebagai marketplace serupa ebay, di mana penjual pihak ketiga bisa membuka lapak dagangannya di sini. Lamido diposisikan menjadi pesaing bagi Tokopedia dan Rakuten Belanja Online yang memiliki bisnis serupa.
Tesco sendiri disebutkan saat ini telah berinvestasi sebesar $750 juta untuk memperkuat bisnisnya di pasar online. Dengan gempuran berbagai peritel online, Tesco mulai merasakan dampak terhadap bisnisnya dengan pendapatan yang menurun di pelaporan keuangan terakhir. Tesco di Britania Raya memiliki positioning seperti Walmart di Amerika Serikat atau Carrefour di Perancis.
[Ilustrasi foto: Shutterstock]