TikTok mengumumkan pencapaian baru yang mengesankan. Per 27 September 2021 kemarin, tercatat ada lebih dari 1 miliar orang yang mengakses platform video pendek tersebut setiap bulannya. Selain Amerika Serikat, sebagian besar pengguna TikTok juga berasal dari kawasan-kawasan seperti Eropa, Brasil, dan Asia Tenggara.
1 miliar tentu bukan angka yang kecil. Sebagai perbandingan, per akhir Juni 2021 lalu, Facebook tercatat memiliki 2,9 miliar pengguna aktif bulanan. Namun yang harus kita ingat, Facebook sudah eksis selama lebih dari satu dekade.
TikTok di sisi lain baru mulai merambah pasar internasional pada tahun 2017. Pada bulan Januari 2018, TikTok tercatat memiliki 55 juta pengguna. Jumlah penggunanya terus naik menjadi 271 juta pada bulan Desember 2018, 508 juta pada Desember 2019, dan 689 juta pada Juli 2020.
Berdasarkan laporan App Annie belum lama ini, pengguna TikTok di beberapa negara rupanya juga menghabiskan lebih banyak waktu mengonsumsi konten ketimbang pengguna YouTube. Di AS misalnya, masing-masing pengguna TikTok menghabiskan rata-rata lebih dari 24 jam selama bulan Juni 2021, sementara pengguna YouTube menghabiskan rata-rata 22 jam 40 menit.
Singkat cerita, format video pendek terbukti sangat efektif untuk memikat pengguna. Kalau tidak, mustahil platform–platform sosial lain saling berlomba-lomba menghadirkan format ini ke hadapan para penggunanya. Seperti yang kita tahu, Instagram kini punya Reels, Snapchat punya Spotlight, dan YouTube punya Shorts. Semuanya jelas terinspirasi langsung oleh TikTok.
Untuk memastikan penggunanya tetap loyal, TikTok pun rajin merilis sejumlah fitur dan program baru. Beberapa bulan lalu, TikTok meluncurkan fitur bernama Jump untuk membuat koleksi kontennya jadi semakin interaktif. TikTok juga sempat menguji program yang berpotensi mengubah platform-nya menjadi LinkedIn-nya kalangan Gen Z, dan mereka juga sudah mulai merambah ranah e-commerce.
Sumber: TikTok dan Reuters. Gambar header: Solen Feyissa via Unsplash.