Dark
Light

[Review] Samsung Galaxy Buds2, Ringan Tetapi Bisa Diandalkan

11 mins read
September 16, 2021

Seperti yang sudah-sudah, kalau Samsung mengadakan acara Galaxy Unpacked dan ada perangkat audio yang dirilis, perhatian saya biasanya lebih tertuju pada perangkat audio itu. Begitu pula dengan acara perkenalan Samsung Galaxy Z Fold3 dan Flip3, yang dalam promonya ada juga diperkenalkan Galaxy Buds2.

Saya kenal dengan earbuds buatan Samsung sejak era Gear IconX. Kala itu belum seperti sekarang ketika hampir semua pabrikan smartphone mengeluarkan TWS mereka. Sejak itu, hampir semua perangkat earphone wireless milik Samsung saya coba, mulai dari Galaxy Buds (generasi 1), Buds+, Buds Live, Buds Pro dan kini Buds2.

Galaxy Buds2 saat pertama kali muncul sudah memikat mata saya. Salah satunya adalah karena desain warna yang dual tone yang cukup kontras. Selain itu Buds2 ini juga menjadi seperti versi hemat dari Buds Pro, yang premisnya memiliki fitur mirip dengan TWS segmen paling atas Samsung tersebut tetapi dengan beberapa hal yang dipangkas. Mungkin analoginya bisa dibuat mirip seperti versi lite dan versi plus pada smartphone.

Beruntung Samsung mengontak saya dan memberikan perangkat Buds2 untuk saya uji. Tanpa berlama-lama, mari kita membahas Galaxy Buds2 secara mendalam.

Desain

Dari sisi desain sebenarnya ada sedikit rasa tidak puas, karena desain dari TWS samsung kini hampir seragam dari sisi case. Namun saya memaklumi pilihan Samsung ini salah satunya adalah karena keselarasan desain. Dengan hanya memiliki 1 model bentuk case saja yang sama antara semua lini Buds terbaru mereka, samsung bisa dengan lebih mudah untuk mengkomunikasikan produknya ke pengguna.

Memang akan berbeda ketika kita melihat desain earpiece-nya, masing TWS dari Samsung memiliki desain yang berbeda, Buds Live dengan desain experimental berbentuk seperti kacang, Buds Pro dengan desain yang premium dan kini Buds2 dengan desain yang mungil tetapi masuk memiliki nuansa Buds Pro pada desain earpiece-nya.

Untuk warna sendiri, seperti yang telah disebutkan di atas, komposisi dual tone dari Buds2 memang sangat menarik. Ada 4 pilihan warna yang disediakan Samsung, saya memilih yang berwarna hijau atau dalam bahasa desainnya adalah Olive. Alasan dari pemilihan warna ini adalah untuk melengkapi pengalaman penggunaan TWS, karena dua Buds lain yang ada di studio memiliki warna Lavender untuk Buds Pro dan Mystic Bronze untuk Buds Live.

Semua varian Buds2 memang memiliki warna case luar putih tetapi ketika dibuka akan ada warna utama lain yang menutupi bagian dalam. Warna ini juga akan bisa terlihat dari samping ketika case ditutup. Keren.

Untuk rasa bahannya sendiri, Samsung memilih menghadirkan versi glossy yang bagi saya seperti memberikan label bahwa ini adalah produk kasta paling bawah dari semua TWS terbaru Samsung. Sangat berbeda dengan dua TWS lain, baik Buds Live dan Buds Pro memiliki kesan doff.

Perbedaan desain juga akan tampak ketika Anda membuka case. Bagian detail keterangan tuning suara oleh AKG tidak muncul di bagian depan case tetapi di bagian dalam. Penempatannya cukup manis dan memberikan kesan tersendiri.

Untuk earpiece-nya sendiri, kesan glossy masih nampak di bagian luar TWS. Sedangkan untuk desainnya agak mirip dengan Buds Pro tetapi di sederhanakan. Karena Buds2 adalah TWS entry level untuk seri Buds, maka tidak ada air vent seperti Buds Pro. Earpiece terlihat polos dan dari sisi warna senada dengan bagian dalam case serta tampil dengan finishing glossy juga.

Bagian doff memang tidak lepas dari Buds2. Bagian dalam casing dengan warna sama dengan earpiece hadir dengan tampilan doff. Ini memberikan kesan yang menarik. Doff biasanya dikesankan sebagai kenyamanan, dan penempatan bahan ini di casing (yang dalam artian rumah earpiece) bisa memberikan kesan itu.

Kesan keseluruhan desain dari Buds2 bagi saya adalah baik. Meski bahan glossy tampil di sebagian besar perangkat luar tetapi eksekusinya masih cukup bisa diterima dan masih memberikan kesan highend.

Salah satu yang memang menjadi keunggulan dari Buds2 adalah desainnya yang kecil serta berat perangkat yang cukup ringan. Jauh lebih ringan dari Buds Pro dan bentuk earpiece-nya pun jauh lebih kecil.

Kalau melihat angka dari situs resmi, berat dari Buds2 adalah untuk earpiece-nya 5.0g sedangkan case 41.2g. Untuk Buds Pro adalah earpiece-nya 6.3g dan case 44.9g. Perbedaan beratnya cukup jauh terutama untuk earpiece. Salah satu sebabnya tentu saja karena di Buds Pro disematkan beberapa fitur tambahan seperti air vent.

Kesain mungil yang ada di earpiece Buds2 memang dilihat bukan secara negatif. Samsung malah cukup menjual kesan mungil ini sebagai salah satu keunggulan dari Buds2. Jika Anda telah menonton atau membaca review perangkat ini dan reviewer-nya menyebutkan bahwa ketika menggunakan Buds2 hampir serata tidak menggunakan earphone, maka kurang lebih pendapat itu benar. Earpiece Buds2 memang cukup jauh lebih ringan dari Buds Pro dan juga jauh lebih ringan dari Buds+.

Salah satu perbedaan paling mencolok antara Buds2 dengan desain Buds+ adalah absennya wing tip yang menjadi desain khas TWS era waktu itu. Wing tip ini berfungsi sebagai penahan agar earpiece bisa kokoh pada posisinya dan tidak jatuh ketiga digunakan dalam kegiatan aktif.

Dalam sebuah sesi QnA yang diadakan Samsung, saya bertanya pada perwakilan Samsung yaitu Taufiq Furqan, Product Marketing Manager Samsung Mobile, Samsung Electronics Indonesia tentang alasan Samsung melepas ciri khas Buds+ ini. Taufiq menjelaskan bahwa perubahan desain ini mengikuti keinginan konsumen. Desain Buds2 lebih simple dan lebih trendy. Samsung juga meningkatkan kemampuan kenyamanan dari earpiece Galaxy Buds mereka sehingga tanpa wing tip pun bisa tetap fit pas di telinga. Selain itu tersedia juga fitur fit test agar bisa disesuaikan dengan telinga pengguna.

Alasan ini cukup masuk akal pertama karena desain earpiece kekinian memang sudah agak meningalkan tambahan wing tips dan beralih ke cara-cara lain agar earpiece bisa kokoh di telinga. Dan Samsung telah bisa mengenbangkan cara lain sehingga bisa menggantikan peran wing tip di perangkat earphone mereka.

Dari sisi desain juga sebenarnya dengan absennya wing tip maka bisa terlihat keselarasan bentuk yang mirip dengan Buds Pro sehingga jika SAmsung ingin memposisikan earbuds ini menjadi entry level-nya seri Galaxy Buds maka konsumen tidak akan bingung.

Untuk kesan ringan yang didapat dari Buds2 tidak hanya hadir dari casing, atau earpiece saja tetapi hadir dari keseluruhan desain, termasuk pemilihan kesan glossy dan doff yang tampil di luar dan di dalam perangkat serta menurut saya, penggunaan dual tone di seri ini juga sedikit banyak memberikan kesan ringan karena dua warna membuat kesan desain jadi terpecah tidak mengumpul di satu area. Sehingga tercipta kesan ringan.

Spesifikasi

Untuk spesifikasi perangkat, mari kita bahas apa yang tertera di atas kertas terlebih dahulu. Beberapa keunggulan yang ditampilkan Samsung untuk Buds2 antara lain:

  • Two way dynamic speaker
  • 3 microphone yang terdiri dari 2 outer mic dan 1 inner mic serta ada pula VPU atau voice pickup unit
  • Lalu ada ANC dan ambient sound yang levelnya bisa diatur
  • Baterai 61mAh dan case 473mAh
  • Playtime di klaom up to 5 jam dan 20 jam dengan ANC menyala lalu up to 7.5 jam dan total 19 jam dengan ANC off
  • Charging 1 jam play time dan 5 menit quick charging
  • Wireless charging dengan sertifikasi Qi
  • Konektivitas bluetooth 5.2
  • Codecnya Scalable (Samsung proprietary(, AAC dan SBC
  • Dan yang tidak kalah penting malah dijagokan adalah fit test via aplikasi

Beberapa highlight untuk perangkat Buds2 dari sisi spesifikasi adalah 3 microphone untuk penggunaan panggilan suara yang lebih baik. Kemudian dilengkapi pula dengan voice pickup unit. Lalu yang menjadi andalan di segmen harganya adalah sudah memiliki ANC serta ambient sound yang bisa diatur. Galaxy Buds dijual dengan harga normal 1.699.000 rupiah.

Fitur ANC-nya memang tidak sekelas Buds Pro karena memang berbeda dari sisi segmen dan harga tetapi sudah cukup baik untuk kelas TWS entry level merek Samsung. Salah satu kelebihan lain adalah ambient sound yang membantu penggunaan ketika di tempat umum atau aktivitas yang masih memerlukan suara lingkungan sekitar. Buds2 memang tidak memiliki voice detect yang bisa secara otomatis mengatur perubahan dari mode ANC ke ambient sound yang dimiliki Buds Pro. ANC di Buds2 disebutkan Samsung telah ditingkatkan dari Buds+ sehingga kini bisa mengurangi noise dari luar sampai 98%.

Sedangkan ambient sound latency juga mengalami peningkatan dari 3.2 ms di Buds+ menjadi 0.5 ms di Buds2. Untuk wireless Qi charger mendukung untuk perangkat Samsung yang memiliki fitur wireless charging. Sedangkan koneksi Bluetooth 5.2 juga menjadi kelebihan lain karena sudah yang terbaru. Dari sisi codec. Buds2 menggunakan bawaan dari Samsung yaitu Samsung Scalable Codec. Dijelaskan Samsung bahwa codec ini cocok digunakan untuk smartphone samsung, sudah frekuensi tinggi tapi belum setinggi lossless. Fokus Samsung lebih pada kestabilan suara yang hadir ke penggunanya daripada lossless. Tetapi samsung menjamin kalau sumbernya lossless tetep akan baik di TWS buds dan lebih stabil.

Aplikasi pelengkap (Wear apps dari Samsung)

Saya adalah salah satu yang merasa aplikasi Wear – khususnya untuk perangkat Buds dari Samsung kini menjadi terlalu sederhana. Kurang bisa dieksplorasi dan cenderung ditujukan bagi pengguna yang terbiasa plug and play. Padahal pilihan pengaturan yang lengkap dibutuhkan untuk menemukan pengaturan yang pas untuk audio.

Namun memang jenis pengguna seperti yang saya sebutkan di atas bisa jadi tidak sebanyak konsumen umum atau konsumen kebanyakan. Dan saya mengerti alasan Samsung untuk mengubah aplikasi ini menjadi lebih sederhana untuk bisa digunakan lebih mudah bagi konsumen umum. Yang bisa jadi jarang mengulik atau mengutak atik pengaturan audio secara rutin atau berbeda-beda untuk genre lagu tertentu.

Samsung juga sepertinya kini memfokuskan pada fitur fit test, yang memungkinkan pengguna untuk melakukan uji apakah earbuds yang digunakan sudah pas atau belum untuk dipakai rutin. Aplikasi ini mendeteksi apakah earpiece yang Anda gunakan sudah tepat atau harus diganti dengan pilihan ukuran lain. Buds2 menyediakan 3 pilihan ukuran earpiece termasuk yang menempel pada earbud.

Pengalaman menggunakan

Nah, sekarang bagian utama tulisan kali ini yaitu pengalaman menggunakan Galaxy Buds2 termasuk review mendalam tentang eksperiens lagu-lagu yang saya dengarkan menggunakan Buds2.

Sebelum memulai, seperti biasa karena produknya TWS saya akan menguji dengan perangkat smartphone sebagai alat pemutar musik, kali ini saya menggunakan Samsung Galaxy S20 Plus. Lagu yang dimainkan via aplikasi Spotify rata kanan alias pengaturan kualitas audio very high.

Pengaturan yang digunakan sebagian besar dengan ANC aktif dengan beberapa kali mencoba untuk membedakan kualitas suara dengan ANC atau dengan fitur ambient sound. Untuk equalizer hampir seluruhnya saya dengarkan dalam menu pengaturan Dynamic, karena saya merasa pengaturan ini yang cukup seimbang meski pada awalnya saya tergoda untuk mencoba pilihan bass boost. Namun karena tidak semua lagu yang saya coba menonjolkan bass saja, maka saya memilih pengaturan dynamic.

Pengalaman secara makro (keseluruhan)

Dengan bentuknya yang mungil, suara Buds2 memang menarik untuk disimak. Bass cukup terasa nendang tapi tidak bikin sakit, punchy-nya tidak berlebihan tetapi terasa cukup deep. Kita juga bisa mendengarkan dengan nyaman untuk high note. Namun bagi saya, separasi di Buds2 terasa kurang. Suara yang dihasilkan ketika mendengarkan lagu terasa padat. Elemen-elemen lagu memang tidak saling bertumpuk tetapi terasa dalam satu ruangan yang cukup sempit. Beberapa suara vokal terasa di depan tetapi ada kalanya juga di belakang atau posisinya terdengar agak di atas dari elemen suara lain.

Saya memang lebih sering membandingkan dengan pengalaman menggunakan Buds Pro, meski ini agak kurang pas. Karena seharusnya disandingkan dengan Buds+ karena ini adalah versi terbaru produk yang sama. Namun saya mendapatkan kendala karena Buds+ yang ada di studio saya tidak bisa terkoneksi sampai dengan tulisan ini dibuat (tidak bisa reset koneksi) jadi apa boleh buat saya membandingkannya dengan Buds Pro. Keduanya memiliki ANC dan fitur ambient sound meski secara kualitas dan fitur Buds Pro berada jauh di atas.

Jika dari sisi desain atau pengalaman menggunakan perangkat di luar suara adalah kesan mungil dan compact, maka untuk hasil suara dari Buds2 adalah kenyamanan dengan bass yang agak menonjol.

Untuk pengalaman penggunaan lain seperti meeting via Zoom atau Gmeet serta pengalaman hiburan, Buds2 dua juga bisa digunakan dengan cukup baik. Selama dua minggu ke belakang saya cukup sering menggunakan Buds2 untuk meeting dan tidak menemukan keluhan yang cukup berarti. Fitur ambient sound-nya juga cukup membantu saat meeting/call, karena terkadang harus mengecek ke depan rumah karena ada suara panggilan rutin yang sudah menjadi ciri khas saat WFH, ‘misi paket…’.

Untuk pengalaman spesifik atas lagu tertentu, adalah sebagai berikut:

Pearl Jam – Given to Fly

Suara Eddie Vedder terasa berada di depan dan keseluruhan lagu terasa padat. Saya bisa mendengarkan detail elemen-elemen yang ada di lagu seperti petikan gitar, atau suara rhythm gitar tipis yang muncul di tengah. Tujuan saya mendengarkan lagu ini karena di bagian depan lagu ada petikan gitar yang khas. Dan saya ingin coba merasakan detail petikan gitar tersebut.

Di departemen bass juga cukup terasa namun tidak berlebihan. Lagu dengan dua gitar seperti Given to Fly bagi saya sangat cocok untuk menguji bagaimana earbud merespons atas keharmonisan yang dihadirkan band. Dan Buds2 cukup nyaman untuk mendengarkan tipe-tipe lagu band dengan dua gitar.

Laruku – Mirai

Mendengarkan dengan Buds2 bisa mendapatkan suara detail dari piano atau beberapa elemen lain. Bass yang melaju juga bisa direspon dengan baik karena bagi saya, Laruku adalah tentang bas yang melaju seperti asik sendiri. Selain itu vokal terasa clear dan terasa menonjol di depan.

Sayang memang karena TWS ini memiliki sound stage yang menurut saya kurang luas, kemegahan dari lagu ini, yang memiliki elemen orchestra, jadi terasa kurang. Bisa jadi memang karena karakter TWS ini adalah menghasilkan suara yang padat.

Silk Sonic/Bruno Mars – Leave the Door Open

Lagu ini dipilih bukan hanya untuk mencoba tipe lagu RnB slow yang sedang tren tetapi saya juga ingin menguji respon TWS pada beberapa elemen permainan detail di lagu ini. Seperti yang muncul awal lagu, atau di beberapa bagian ada suara seperti triangle atau tambourine yang berulang kali muncul. Semua bisa direspon dengan baik oleh Buds2.

Untuk vokal, Buds2 juga bisa merespon dengan sangat baik, bahkan saya bisa mendengar detail suara Bruno dengan clear. Bass dan elemen lagu yang lainnya juga terasa cukup baik dan menjadikan Buds2 ini cukup nyaman untuk mendengarkan lagu di genre ini, bahkan dengan volume yang tidak besar.

Yuna – Langit

Lagu favorit saya untuk menguji earbud atau perangkat audio. Terutama untuk menguji bagian vokal, karena lagu ini memang menonjolkan vokal Yuna yang magical.

Buds2 bisa merespon dengan baik dan menghadirkan bagian vokal yang clear. Gabungan berbagai elemen di lagu ini yang keluar dari Buds2 juga memberikan kesan menyenangkan untuk didengarkan dan tidak saling berebut.

Jealousy remastered – Queen

Dengan menggunakan mode dynamic, bass di lagu ini yang dimainkan di Buds2 ternyata cukup menonjol dan terasa agak di depan. Tapi tetap nyaman, apalagi di lagu ini Bass cukup berlari alias bermain layaknya melodi.

Paling menyenangkan menggunakan lagu Queen untuk menguji perangkat audio terutama earphone adalah mendengarkan Freddie menyanyi. Karena cara bercakap Freedie yang khas maka di bagian vokal tertentu akan ada suara khas ketika Freddy bernyanyi dan Buds2 bisa menangkap itu.

Overall lagu ini terasa nyaman terutama bagi Anda penikmat permainan bass yang menari.

Adele – Skyfall

Meski terasa nyaman mendengarkan lagu ini dengan Buds2, tetapi saya merasa lagu jenis seperti Adele ini kurang cocok untuk didengarkan menggunakan Buds2. Lagu Skyfall yang cukup megah terasa biasa saja.

Meski demikian, detail vokal dan keharmonisan lagu tetap bisa dinikmati dengan nyaman sebagai satu lagu utuh.

Bruce Springsteen – Born in the USA

Anda akan merasa tenggorokan Anda serak ketika mendengar lagu ini, karena Buds2 bisa cukup menghadirkan suara Bruce dengan detail.

Meski demikian posisi vokal di lagu ini terasa di belakang dan bass-nya cukup terasa menonjol di depan. Detail lain bisa didengarkan secara jelas terutama piano elektrik yang juga mendominasi dari awal lagu.

Queen – Bohemian Rhapsody remastered 2011

Lagu wajib untuk mencoba TWS.

Keharmonisan vokal di awal lagu adalah kesan yang khas setiap mendengarkan lagu ini, dan Buds2 bisa merespon dengan baik. Petikan gitar bisa dihadirkan dengan baik juga, tone tinggi tidak membuat sakit telinga.

Struktur lagu yang terasa bagi saya adalah, vokal utama terasa ada di atas agak ke dalam dengan elemen lagu lain hadir melengkapi dan membentuk pondasi segitiga ke atas, dengan puncaknya adalah suara Freddie.

Beberapa lagu lain yang saya coba dengarkan: Stuck with you (Ariana Grande – Justin Bieber) lalu lagu old school untuk melihat respon TWS atas aransemen lagi lama lewat Sesaat Kau Hadir – Utha likumahua. Kemudian lagu More than Word – Extreme.

Semua dilahap dengan cukup baik oleh Buds2, lagu populer Ariana yang RnB atau package rekaman jadul dari Utha Likumahua atau lagu wajib no 2 untuk mengetes TWS yaitu More Than Word.

 

Verdict

Samsung Galaxy Buds2 adalah perangkat TWS atau wireless earphone yang cukup menarik. Baik dari desain dan terutama dari hasil suara yang dihasilkan. Di-tuning oleh AKG yang juga men-tuning earphone bawaan smartphone Samsung serta TWS atau Galaxy Buds lainnya.

Untuk hasil suara dari pengalaman saya, keluhannya hanya satu yaitu berbagai elemen suara yang hadir (terutama ketika mendengarkan lagu) terasa penuh dan padat. Meski kualitasnya baik tapi saya lebih memilih Buds Pro jika harus membandingkan.

Galaxy Buds2 akan saya rekomendasikan bagi mereka yang ingin menggunakan TWS untuk kegiatan sehari-hari sampai dengan traveling. Untuk olahraga saya hanya menyarankan untuk olahraga ringan. Bobotnya yang ringan membuat TWS ini bisa menjadi pilihan untuk kegiatan sehari-hari apalagi dengan kualitas suara yang baik serta fitur ANC dan ambient sound.

Untuk desain eartips memang tidak lonjong seperti Buds Pro, yang bagi saya adalah salah satu desain eartips yang paling menyenangkan, terutama bagi pengguna yang terbiasa menggunakan earphone jenis earbud seperti saya. Namun karena bobotnya yang ringan dan desainnya yang ciamik, Buds2 tetap bisa memberikan keunggulan tersendiri.

Menjadi Galaxy Buds entry level alias paling murah dibanding Galaxy Buds terbaru lainnya milik Samsung, Buds2 bisa menjadi pilihan bagi mereka yang baru ingin memiliki TWS dan ingin memiliki TWS keluaran Samsung.

Sparks

  • Kualitas suara baik
  • Ringan
  • Telah tersedia fitur ANC
  • Desain menarik

Slacks

  • Fitur Ambient Sound terasa kurang natural
  • Sound stage kurang luas
  • Meski paling murah di antara Buds terbaru Samsung tetapi harga di pasaran cukup premium.
Previous Story

AMD Bantah Prioritaskan Penjualan GPU Untuk Miner Ketimbang Gamer

Ekrut memanfaatkan teknologi "data science system" agar proses rekrutmen menjadi semakin efektif dan efisien
Next Story

Lima Tahun Ekrut, Pertajam Solusi “Headhunting” untuk Talenta Digital

Latest from Blog

Don't Miss

Pantau-Kesehatan-24-7-dan-Lebih-Produktif-dengan-Galaxy-Ring

Pantau Kesehatan 24/7 dan Lebih Produktif dengan Galaxy Ring

Smartwatch telah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup sehat
Review Vivo V40 Lite 4G, Paling Murah Tetap Premium

Review Vivo V40 Lite 4G, Paling Murah Tetap Premium

Smartphone Vivo V40 Series terbaru yang masuk Indonesia ada tiga