Dana abadi negara (Sovereign Wealth Fund) dari Singapura GIC Private Limited melakukan pembelian saham Bukalapak sebanyak 1,60 miliar saham dengan harga Rp850 per saham. Dana yang digelontorkan sebanyak Rp1,36 triliun.
Dalam keterbukaan Bursa Efek Indonesia, transaksi tersebut dilakukan pada 5 Agustus 2021. Artinya, GIC menambah kepemilikan sehari sebelum BUKA melantai di bursa pada Jumat kemarin (6/8).
“GOS dan MAS memiliki 11,33 miliar saham atau sama dengan 11,001% dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor Perseroan,” tulis manajemen GIC Private Ltd, dikutip Selasa (10/8).
Pembelian ini dilakukan atas nama Pemerintah Singapura (GOS) dan Otoritas Keuangan Singapura (MAS). Lebih detailnya, GIC melakukan transaksi sebanyak 1,35 miliar saham yang mewakili 1,315% atas nama GOS dan 245.685.200 saham yang mewakili 0,238% atas nama MAS.
Sebelum transaksi ini, GOS telah memiliki 9,73 miliar saham BUKA atau setara 9,45% melalui Archipelago Investment Pte. Ltd. Merujuk dari prospektus BUKA, jumlah kepemilikan GOS sebanyak 12,6% sebelum BUKA melakukan penawaran umum saham perdana. GIC termasuk pemegang saham terbesar di BUKA baik sebelum maupun setelah melantai.
Sebelum transaksi ini pula, GIC termasuk ke dalam jajaran pemegang saham terbesar ketiga, setelah PT Kreatif Media Karya yang menguasai 24,66 miliar saham dan API (Hong Kong) Investment Limited dengan 12,1 miliar saham. Kemudian, ada Mirae Asset (1,85 miliar saham), UBS AG, London Branch (1,91 miliar saham), Batavia Incubator Pte. Ltd. (2,29 miliar saham), New Hope OCA Limited (2,93 miliar saham).
Selanjutnya, disusul para co-founder Bukalapak, seperti Achmad Zaky (4,45 miliar saham), Willix Halim (1,43 miliar saham), M. Fajrin Rasyid (2,45 miliar saham), dan Nugroho Herucahyono (1,93 miliar saham).
Dalam aksi korporasi BUKA, perusahaan meraup dana segar sebesar Rp21,9 triliun. CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengatakan seluruh dana ini akan menjadi modal kerja perseroan dan juga entitas anak guna melakukan investasi di beragam produk dan layanan untuk meningkatkan kinerja, profitabilitas, dan keberlangsungan.
Antusiasme investor ritel
Meski tujuan utama BUKA adalah mengincar investor dengan dana jumbo, dengan alokasi lebih dari 97% dari target dana sebesar Rp21,9 triliun, patut menjadi perhatian adalah tingginya antusiasme investor ritel untuk berpartisipasi menjadi pemegang saham.
Selama proses penawaran awal (bookbuilding), jumlah pemesanan (melalui metode pooling allotment) mencapai Rp4,8 triliun, kelebihan permintaan sekitar 8,7 kali lipat dengan pemesanan hampir 100 ribu investor. Perseroan pun menambah porsi pooling allotment dari semula 2,5% menjadi 5% dari total pemesanan yang tersedia, atau senilai Rp1,1 triliun dari sebelumnya Rp547,5 miliar.
Pergerakan harga BUKA pada hari ini (10/8) bergerak di harga Rp1.035 per lembar, atau naik 20,63% sejak penawaran saham perdana di Jumat (6/8).