Pandemi telah menyebabkan peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya di beberapa layanan online, termasuk e-grocery, didorong oleh pembatasan mobilitas dan masalah keamanan belanja offline. Filippo Candrini, Managing Director HappyFresh Indonesia, marketplace terkemuka di Indonesia untuk bahan makanan mengkonfirmasi pernyataan ini dan menguraikan beberapa mekanisme sebagai reaksi atas transisi ini.
“Pandemi ini telah mengubah cara banyak bisnis beroperasi. HappyFresh sebagai salah satu perusahaan digital pertama yang beroperasi di industri grosir online Indonesia mengalami lonjakan penggunaan layanan. Ini jelas menjadi tren yang berkembang sejak pandemi dimulai,” katanya.
Setelah satu tahun pandemi, HappyFresh berhasil beroperasi lebih baik. Dalam waktu yang sangat singkat, perusahaan telah menggandakan jumlah armadanya, memperoleh konsumen baru, dan meningkatkan produktivitas layanan. Namun, penting untuk menyoroti fakta bahwa pandemi tampaknya belum akan mereda.
“Apa yang telah kami lakukan, tahun lalu kami meningkatkan backend dan front-facing dalam platform untuk membantu akomodasi yang lebih baik, menambah fitur yang membatasi produk tertentu dalam jumlah massal untuk menghindari pembelian retorika, pengiriman tanpa kontak, menyediakan lebih banyak metode pembayaran, menguji armada kami, semua hal-hal yang telah kami lakukan dan terus kami lakukan pada dasarnya telah masuk dalam daftar rencana kami,” tambah Candrini.
Marketplace serba ada untuk grocery
HappyFresh memposisikan platformnya sebagai bahan makanan untuk mingguan atau bulanan. Perusahaan mengaku fokus pada grocery dan tidak merambah vertikal lainnya. Platform ini berfokus untuk menyediakan portofolio supermarket terbesar di Indonesia dengan pilihan toko khusus serta berbagai hal pelengkap bahan makanan.
“Kami tidak berniat untuk menjadi super app, namun kami ingin menjadi aplikasi super dalam grocery untuk pelanggan dan mitra kami,” tambah Candrini.
Dalam hal target pasar, platform bermaksud untuk menjadi layanan yang dapat melayani setiap pelanggan. Tidak hanya untuk segmen menengah ke atas, tetapi juga mass market. Demografi perusahaan juga menunjukkan sekitar 80% konsumennya adalah wanita berusia 25-40 tahun. Orang tua yang bekerja serta profesional lajang juga turut mewakili sekelompok besar pelanggannya.
“Banyak pelanggan kami berbelanja online pada tahun 2020 untuk pertama kalinya, dan mereka terus melakukan belanja mingguan atau bulanan karena merasa nyaman: Mitra Personal Shopper dan Rider kami yang terlatih akan memilih dan mengantarkan bahan makanan ke rumah mereka selagi mereka dapat mendedikasikan waktu untuk hal yang paling lebih penting, melupakan sejenak kemacetan lalu lintas, mengantri atau membawa tas berat, dan menikmati promosi online yang unik,” kata Candrini kepada DailySocial di wawancara terpisah.
Kenyamanan hadir dalam bentuk yang berbeda pada setiap individu, dapat berupa kecepatan pengiriman, harga, atau informasi terperinci. Namun, selama pandemi, hal itu juga berarti keamanan dalam hal kesehatan. Dari semua spektrum ini, HappyFresh berfokus untuk menghadirkan produk berkualitas tinggi dan pengalaman konsumen yang lebih baik. Termasuk menyediakan personal shopper dan kemasan khusus untuk memastikan kesegaran produk.
HappyFresh sangat ketat dalam memastikan kualitas produk yang mereka kirimkan. Oleh karena itu, sebagian besar pengiriman dilakukan oleh armada sendiri. Mereka hanya meneruskan pesanan yang memenuhi syarat ke pihak ketiga dan porsinya hanya sekitar 5% dari total volume. Dalam hal pengiriman produk, saat ini mereka bermitra dengan Grab dan Lalamove.
“Kami mencoba untuk bisa sangat personal melalui produk kami, oleh karena itu penting untuk membuat alur yang sangat sesuai dan sudah dipersonalisasi untuk setiap pengguna,” ujar Candrini.
Ada dua sumber utama monetisasi dalam platform ini, biaya layanan dari mitra dan biaya pengiriman dari konsumen. Dalam hal ini, perusahaan berusaha menghasilkan proposisi nilai yang setara bagi mitra dan konsumen.
Di awal tahun ini, HappyFresh juga meluncurkan program reward baru. Sistemnya cukup sederhana: dapatkan poin untuk setiap pesanan yang dikirim dan tukarkan dengan diskon untuk pembelian berikutnya. Setiap pesanan akan membuat pengguna semakin dekat menjadi anggota Gold untuk mendapatkan lebih banyak manfaat eksklusif. April lalu, platform tersebut juga menyertakan OVO sebagai metode pembayaran baru.
Selain HappyFresh, ada juga beberapa platform yang menyediakan layanan grosir online dengan proposisi nilai yang berbeda, termasuk SayurBox dan TaniHub.
Strategi Ekspansi
Selain di Indonesia, HappyFresh juga sudah tersedia di Malaysia dan Thailand. Dengan misi menyediakan layanan pengiriman online untuk kebutuhan rumah tangga bagi seluruh keluarga di Asia Tenggara, serta mempermudah hidup banyak orang, platform ini berusaha menjangkau pasar yang lebih luas dengan menggencarkan ekspansi lokal.
Studi terbaru dari Alpha JWC Ventures dan Kearney memprediksi bahwa kota-kota tingkat dua dan tiga akan menyumbang 48 persen dari aktivitas e-commerce di Indonesia pada tahun 2025, naik dari 30 persen pada tahun 2020. Candrini mengatakan ini sejalan dengan komitmen HappyFresh untuk terus meningkatkan layanan yang tersedia untuk seluruh rumah tangga Indonesia.
“Setiap kota dan wilayah layanan membutuhkan pendekatan khusus. Kami telah menjalin kemitraan dengan supermarket lokal dan perusahaan ritel nasional, serta mengadakan program untuk meningkatkan kesadaran akan manfaat dan kenyamanan belanja online untuk kebutuhan rumah tangga (kepada masyarakat dan pengguna baru),” tambahnya.
Di Makassar, HappyFresh telah menjalin kerjasama dengan beberapa supermarket, seperti Lotte Mart, Hero, dan Giant. Selama di Bogor, HappyFresh telah bermitra dengan Giant dan Tip Top. Secara total, platform ini telah bermitra dengan 400+ supermarket dan tersedia di 11 kota di seluruh Indonesia, termasuk Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Malang, Semarang, Makassar, dan Bali.
–
Artikel asli dalam bahasa Inggris, diterjemahkan oleh Kristin Siagian