Kabar IPO unicorn Bukalapak makin santer dikabarkan. Terbaru, sumber Reuters mengatakan perusahaan punya target ambisius mengumpulkan dana hingga $800 juta atau setara lebih dari 11 triliun Rupiah melalui penjualan 10 s/d 15% total saham; membawa valuasi perusahaan di angka $4 s/d 5 miliar. Aksi korporasi dikatakan segera berlangsung Agustus 2021 mendatang.
Sumber tersebut juga mengatakan, estimasi nilai yang didapat dari pasar modal sesuai dengan prospektus yang diajukan tim Bukalapak ke Bursa Efek Indonesia. Perubahannya akan bergantung pada permintaan investor dan kondisi pasar setelah berhasil melantai di bursa.
Debut IPO unicorn ini akan mencatat tonggak sejarah baru dalam lanskap bisnis di Indonesia. Selain akan menjadi salah satu listing dengan nilai terbesar selama satu dekade terakhir, juga menjadi yang pertama dari kalangan startup unicorn lokal. Secara nilai bisa saja tersusul GoTo atau Traveloka kalau pada akhirnya mereka juga memilih untuk melakukan pencatatan di Indonesia.
Seperti banyak diberitakan sebelumnya, unicorn lain memiliki kecenderungan untuk mendahulukan go-public di bursa New York melalui kendaraan SPAC. Bukalapak pun dikabarkan akan melakukan hal serupa, setelah berhasil melantai di bursa lokal.
Kendari memiliki 47 jajaran pemegang saham, saham mayoritas Bukalapak saat ini dikuasai oleh tiga institusi utama, meliputi PT Kreatif Media Karya (31,9%), API Investment Limited (17,4%), dan GIC Singapore melalui Archipelago Investment Pte Ltd (12,6%).
Proposisi nilai
Sejak didirikan tahun 2011 oleh Achmad Zaky, Fajrin Rasyid, dan Nugroho Herucahyono –yang ketiganya saat ini sudah tidak aktif lagi di jajaran eksekutif perusahaan– Bukalapak mengklaim sudah merangkul lebih dari 100 juta pengguna di Indonesia.
Berbagai inovasi strategis terus digencarkan, termasuk yang paling baru mengenai rencana pendirian layanan perbankan digital bersama Standard Chartered, yang juga merupakan investornya. Belum lama ini perusahaan juga baru saja menyelesaikan akuisisinya terhadap platform online marketplace Itemku, untuk memperluas bisnis di kategori aset digital game.
Fitur lain seperti BukaPegadaian (B2B Commerce), Mitra Bukalapak, Buka Investasi Bersama, dan lain-lain tengah menjadi fokus pengembangan di internal perusahaan. Tak lain untuk menghadirkan proposisi nilai lebih dibanding para pesaingnya. Dari sejumlah riset, Bukalapak ditempatkan pada urutan ketiga setelah Shopee dan Tokopedia.
Untuk menguatkan struktur organisasi perusahaan, perusahaan juga telah menggandeng Bambang Brodjonegoro dan Yenny Wahid sebagai komisaris perusahaan.
April 2021 lalu, Bukalapak juga baru menutup pendanaan seri G yang nilainya ditaksirkan tembus 5,7 triliun Rupiah. Sejumlah investor terlibat dalam putaran ini, termasuk UBS Group AG, Resorts World, Mandiri Capital Indonesia, BRI Ventures, dan beberapa investor sebelumnya.