Kabar rencana go-public Tiket.com kembali menguak, kali ini pernyataan dilontarkan langsung oleh George Hendrata selaku CEO. Kepada Bloomberg, ia membenarkan bahwa perusahaan tengah mempertimbangkan untuk melakukan merger dengan perusahaan cek kosong (SPAC). Meski demikian, pihaknya juga tengah mengeksplorasi IPO tradisional.
Hal menarik lain, George mengungkapkan bahwa Tiket.com berpotensi bergabung dengan salah satu super app di Asia Tenggara sebagai salah opsi aksi korporasi yang akan dilakukan. Kendati tidak disebutkan namanya, terminologi tersebut umumnya merujuk pada Gojek atau Grab.
Sebelumnya Tiket.com dan Gojek sempat berkolaborasi merilis layanan GoTravel pada tahun 2019. Gojek, yang baru meresmikan GoTo bersama Tokopedia, juga memiliki keterkaitan dengan Djarum Group sebagai pemegang saham. CEO Blibli Kusumo Martanto juga menjabat sebagai salah satu board member di Gojek.
George sendiri menakhodai Tiket.com pasca perusahaan diakuisisi oleh Djarum Group melalui Blibli pada tahun 2017 lalu. Sebelumnya ia menjabat sebagai Direktur Pengembangan/Diversifikasi Bisnis Djarum.
“[go-public] pasti akan masuk tahun ini. IPO Tradisional, juga melihat itu, tapi untuk pemulihan [bisnis] perjalanan secara penuh, itu akan memakan waktu satu atau bahkan dua tahun. Opsi SPAC lebih cepat,” ujarnya seperti dikutip Bloomberg.
Kabar yang beredar sebelumnya, Tiket.com tengah berdiskusi dengan COVA Acquisition Corp. untuk kesepakatan merger dengan nilai $2 miliar. Kepada DailySocial pihak Tiket.com juga telah mengonfirmasi, bahwa valuasi perusahaan saat ini sudah di atas $1 miliar.
Dalam wawancara terpisah, perwakilan Tiket.com mengatakan bahwa pihaknya sedang menjajaki sejumlah opsi strategis, IPO jadi salah satunya. “Kami belum dapat memberikan konfirmasi perihal target jadwal,” ujarnya.
Terkait putaran pendanaan baru, pihaknya mengatakan “Kami didukung oleh pemegang saham dan ekosistem yang kuat. Kami terbuka menjajaki kemitraan yang strategis yang dapat bersinergi dengan kami, agar bisa sama-sama menumbuhkan ekosistem dengan lebih kuat.”
Kendati bisnis travel sangat terganggu akibat pembatasan di tengah pandemi, namun pihak Tiket.com cukup optimis bahwa tahun 2021 akan menjadi kebangkitan industri pariwisata Indonesia, didasari oleh hadirnya vaksin, meningkatnya permintaan perjalanan, dan harapan dibukanya kembali travel ban di seluruh dunia pada waktu mendatang.
Berbagai inisiatif produk juga dihadirkan sebagai bentuk penyesuaian di tengah kondisi saat ini. Misalnya meluncurkan tiket HOMES yang memberikan opsi kepada pelanggan untuk akomodasi non-hotel (rumah atau vila) dan tiket Paylater yang memberikan opsi kemudahan dalam metode pembayaran.
Selain itu juga ada tiket FLEXI dan tiket CLEAN, fitur-fitur yang memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk menentukan preferensi waktu perjalanan/liburan serta dapat memilih akomodasi atau destinasi wisata yang sudah memenuhi standar protokol kesehatan.
Opsi go-public oleh unicorn lokal terus mengerucut. Selain Tiket.com, startup lain meliputi Travelok, Bukalapak, GoTo, hingga Kredivo dikabarkan juga tengah dalam tahap penjajakan. Beberapa menargetkan bisa segera merealisasikan rencana tersebut tahun ini.