Dark
Light

[Review] Huawei Freebuds 4i: TWS 10 Jam dengan ANC dan Latensi Rendah

4 mins read
April 23, 2021

Seperti yang sudah diketahui, Huawei sudah lama mencanangkan strategi produk AIoT mereka yang dikenal dengan 1+8+N. Untuk saat ini, Huawei Indonesia sepertinya sedang menggalakkan strategi “8” mereka. Hal tersebut dibuktikan dengan munculnya sebuah produk audio dari mereka yang tidak menggunakan kabel. Produk tersebut berupa True Wireless Stereo yang dinamakan Huawei FreeBuds 4i.

Sebuah Huawei Freebuds 4i pun sudah datang ke meja pengujian tim Dailysocial. Perangkat yang datang kebetulan memiliki warna yang saya sukai, yaitu merah tua. Satu hal yang saya cukup terkesan pada perangkat ini adalah kemampuannya untuk mendengarkan musik selama 10 jam! Hal ini tentunya bisa membuat kita untuk mendengarkan musik seharian tanpa khawatir habis baterainya.

Huawei Freebuds 4i sendiri memiliki spesifikasi sebagai berikut

Bobot 5,5 gram per earbuds, 36,5gram case
Versi Bluetooth 5.2
Ukuran Driver ⌀10 mm dynamic
Dimensi 37.5 x 21 x 23.9 mm (earbud), ⌀61.8 x 48 x 27.5 mm (case)
Kapasitas Baterai 55 mAh (per earbud), 215 mah (case)

Jika diperhatikan, baterai yang ada pada case-nya terlihat cukup kecil jika dibandingkan dengan produk sekelas. Driver yang digunakan juga lebih kecil dari Freebuds 3. Namun, model dengan eartips seperti ini memiliki desain isolasi tersendiri sehingga 10 mm akan terdengar lebih kencang.

Unboxing

Seperti inilah ini dari paket penjualan Huawei Freebuds 4i

Desain

Desain True Wireless Audio mengindikasikan bahwa earphone ini tidak memiliki kabel apa pun untuk terkoneksi satu dengan lainnya dan ke perangkat musik, seperti smartphone atau PC. TWS ini juga menggunakan desain tangkai yang sudah banyak digunakan pada beberapa produk audio. Dengan menggunakan eartip, Huawei Freebuds 4i menggunakan model in-ear dan bukan open-ear. 

Huawei Freebuds 4i menggunakan bahan dengan jenis plastik polikarbonat. Build-nya sendiri terasa cukup kokoh saat digenggam sehingga tidak perlu khawatir rusak saat terjatuh dari telinga. Beberapa model TWS malah memiliki build yang ringkih dan terdengar kosong saat diketuk. Namun tidak untuk Huawei Freebuds 4i ini.

Dengan menggunakan eartips, tentu saja membuat semua suara yang keluar dari driver-nya akan masuk seluruhnya ke telinga karena bersifat in-ear. True Wireless Earbuds yang satu ini memiliki driver dengan dimensi 10 mm yang besar untuk sebuah model in-ear. Namun hati-hati, karena volumenya akan cukup besar saat sebuah musik dimainkan.

Pada kedua earbuds juga terdapat sensor sentuh di bagian luarnya. Sensor sentuh ini berfungsi untuk mengendalikan musik yang sedang terpasang mau pun menerima atau menolak telepon. Selain itu, pada kedua batangnya juga terdapat microphone yang juga memiliki fungsi call noise cancelling. Dan pada bagian bawah dari TWS ini terdapat konektor untuk mengisi ulang baterai dari case-nya.

Baterai yang terdapat pada setiap earbuds memang cukup besar, yaitu 55 mAh. Namun, charging sase-nya membawa baterai yang tidak terlalu besar, hanya 215 mAh yang hanya bertahan untuk dua sampai tiga kali isi ulang. Untuk mengisi baterainya, Huawei Freebuds 4i memiliki port USB-C pada bagian bawahnya. Pada sisi depannya hanya ditemukan sebuah LED sebagai indikator saat melakukan pengisian baterai dan terdapat tombol pairing pada sisi kanannya.

TWS ini dapat diatur penggunaannya dengan memakai aplikasi buatan Huawei. Aplikasi yang dinamakan Huawei AI Life ini bisa mengetahui isi baterai dari setiap earbuds dan juga charging case-nya. Saya juga bisa menyalakan noise cancelling-nya serta mode awareness pada aplikasi ini. Dan tentunya TWS ini juga bisa di-upgrade firmware-nya langsung dari AI Life.

Pengalaman Menggunakannya

Terus terang, saya sangat menyukai model desain tangkai yang menggunakan eartips seperti pada Huawei Freebuds 4i. Hal tersebut akan membuat kedua earbuds akan menempel di kuping dan tidak tergeser sehingga suaranya tidak keluar. Tentunya hal tersebut harus disesuaikan lagi dengan besarnya eartips dan lubang telinga.

Saat pertama ingin menguji Huawei Freebuds 4i, tentu saja saya harus melakukan pairing dengan smartphone. Selain itu, saya harus terlebih dulu memasang aplikasi pendampingnya, yaitu Huawei AI Life. Sayangnya, aplikasi yang paling baru harus di-download dari Huawei App Gallery atau dari website HiCloud. Versi yang ada pada Google Play ternyata tidak ter-update.

Setelah melakukan update pada Huawei AI Life, waktunya melakukan pairing dengan aplikasi tersebut. Setelah tersambung, Huawei AI Life langsung menawarkan update firmware terbaru. Bagi saya, update firmware sangat penting mengingat semua fitur mampu ditingkatkan serta menghilangkan banyak bug yang mungkin ditemukan.

Huawei Freebuds 4i mendukung mode AAC dan SBC. Penggunaan AAC pun membuat perangkat ini memiliki suara yang lebih baik. Sayang memang, perangkat ini tidak mendukung codec yang lebih tinggi seperti LDAC.

Perangkat ini memiliki fitur noise cancelling serta awarenessNoise cancelling saat diaktifkan mampu meredam sebagian besar suara yang datang dari luar. Mode awareness akan membuat seluruh suara yang ada dari luar telinga terdengar, walaupun suaranya cukup kecil. Keduanya membutuhkan microphone untuk aktif, sehingga akan mempercepat pemakaian baterainya.

Untuk pengujian kali ini, saya menggunakan beberapa file Ogg Vorbis dengan bitrate 320 Kbps. Selain itu, beberapa file FLAC juga ikut saya gunakan supaya detail lagu bisa terdengar.

Pada beberapa musik rock tahun 90-an, saya mendengar bahwa suara bass dari Huawei Freebuds 4i terdengar cukup lembut jika dibandingkan dengan Freebuds 3 yang pernah saya review. Kanal mid dan high-nya memang terdengar dengan cukup detail. Bagi Anda yang suka mendengarkan musik pop, Huawei Freebuds 4i cocok untuk digunakan.

Selanjutnya saya mencoba menggunakannya untuk bermain game. Huawei Freebuds  4i sudah mendukung latensi yang lebih rendah yang sayangnya tidak diketahui informasinya. Hal ini membuat suara dan game yang sedang berjalan terdengar sinkron. Saya menggunakan game Valorant, PUBG M, Genshin Impact,  dan CoDM, dan suara yang terdengar memang tidak terdengar lag.

Huawei Freebuds tentunya juga saya uji dengan melakukan panggilan melalui telepon dan Whatsapp serta Telegram Call. Kedua pengujian menghasilkan suara yang tergolong cukup baik. Namun, call noise cancelling-nya tidak menghilangkan suara background secara keseluruhan.

Dalam sekali pengisian baterai, saya dapat menggunakan TWS ini dari jam 9 pagi hingga jam 6 sore dan TWS ini belum menampakkan tanda-tanda kehabisan baterai. Namun, baterainya hanya bertahan sekitar 4 jam saja saat ANC atau awareness diaktifkan. Pengisian baterai membutuhkan waktu kurang dari satu jam untuk penuh.

Verdict

Huawei sepertinya tidak akan berhenti untuk memenuhi pasar audio dengan perangkat buatan mereka. Dengan strategi 1+8+N yang mereka miliki, Huawei ternyata terus bersinar di pasar AIoT. Salah satunya dengan memperkenalkan Huawei Freebuds 4i yang memiliki fitur yang lengkap untuk sebuah perangkat audio.

Suara yang dihasilkan oleh TWS ini memang cukup baik. Hanya saja, bass yang dikeluarkan tidak terlalu “nendang”. Namun, suara pada mid dan high dapat terdengar dengan jelas dan tidak menusuk telinga. Hal tersebut bisa didengarkan secara terus menerus hingga 10 jam tanpa berhenti.

Huawei Freebuds 4i juga cocok digunakan saat bermain game. Latensi yang dimiliki cukup rendah sehingga membuat suara dari game tidak tertinggal. Suaranya yang jernih juga mampu membuat pengguna aware terhadap langkah musuh saat bermain game FPS.

Huawei Freebuds dijual dengan harga Rp. 1.199.000. Harga tersebut memang tidak bisa dibilang rendah. Akan tetapi dengan daya tahan baterai yang sangat panjang serta fitur-fitur yang dimiliki, TWS yang satu ini memang tidak terlihat memiliki harga yang mahal.

Sparks

  • Kinerja active noise cancelling yang baik
  • Kualitas suara yang bagus
  • Daya tahan baterai yang lama hingga 10 jam
  • Latensi yang kecil sehingga cocok untuk bermain game
  • Fungsi dasar yang cukup lengkap pada Huawei AI Life

Slacks

  • Suara bass kurang “nendang”
  • Kapasitas baterai case kurang besar
  • Aplikasi AI Life tidak updated pada Google Play

 

Dimas Galih W.

Tempat bertanya segala macam spesifikasi teknis, suka banget GCam, review gadget dan PC adalah koentji. Hampir 95% foto yang saya terbitkan menggunakan GCam.

Partner di Gayo Capital, meliputi Jefri Sirait, Ishara Yusdian, dan Edward Ismawan Chamdani / Gayo Capital
Previous Story

Gayo Capital Umumkan Dua Portofolio Baru, Alatté Beauty dan PasarMIKRO

Next Story

Garmin Venu 2 dan Venu 2S Diungkap, Kini dengan Baterai yang Lebih Awet

Latest from Blog

Don't Miss

Review Vivo V40 Lite 4G, Paling Murah Tetap Premium

Review Vivo V40 Lite 4G, Paling Murah Tetap Premium

Smartphone Vivo V40 Series terbaru yang masuk Indonesia ada tiga
Setup-Ngonten-Sennheiser-MKE-400-Mobile-Kit-9

Review Sennheiser MKE 400 Mobile Kit, Mikrofon Shotgun Sultan Tahan Lama

Saat ini, pilihan alat untuk membuat konten termasuk mikrofon sangat