Turnamen Major pertama untuk DPC 2021 akhirnya rampung digelar. Invictus Gaming asal Tiongkok pun berhasil menjadi juara ONE Esports Singapore Major 2021 dan membawa pulang hadiah sebesar US$200 ribu dan 500 DPC Point.
Dimulai dari tanggal 27 Maret 2021, ONE Esports Singapore Major 2021 mengawali turnamen dengan babak Play-In untuk menentukan tim-tim dari seed Wild Card yang berhak melaju ke babak Group Stage.
2 tim dari Tiongkok, PSG.LGD dan Vici Gaming, serta Team Liquid yang berhasil lolos dari babak ini. Sedangkan AS Monaco Gambit, Team Nigma, serta T1 (yang berisikan 2 pemain Indonesia, Xepher dan Whitemon) harus pulang lebih dulu.
Di babak Group Stage, pertempuran sengit terjadi. Menariknya, Thunder Predator (dari Peru, region Amerika Selatan) yang justru menempati posisi pertama di Group Stage mengalahkan tim-tim lain yang awalnya lebih diunggulkan. PSG.LGD dan Vici Gaming yang melaju dari babak Play In pun berhasil menempati peringkat 2 dan 3 di klasemen akhir babak Group Stage.
Di babak Group Stage, Alliance yang harus pulang lebih dulu karena tidak berhasil mencetak 1 kemenangan pun.
Setelah babak Group Stage, babak Playoffs pun dimulai. 3 tim teratas dari babak Group Stage tadi berhak menempati posisi Upper Bracket, bersama dengan 5 tim lainnya yang sudah mengamankan slot Playoffs Upper Bracket berkat performa mereka di liga regionalnya masing-masing seperti Team Secret, Invictus Gaming, Fnatic, Virtus.pro, dan Evil Geniuses.
Evil Geniuses yang jadi salah satu unggulan kali ini sebenarnya melaju bebas tanpa hambatan yang berarti di Upper Bracket sampai ke partai final. Pertama mereka memukul telak Fnatic 2-0. Kemudian, mereka juga memaksa Invictus Gaming turun ke Lower Bracket dengan skor 2-0. Setelah itu, PSG.LGD yang jadi korban keganasaan Arteezy dan kawan-kawan.
Thunder Predator yang mencuri perhatian di turnamen ini juga menunjukkan permainan cantik. Awalnya, mereka memang harus dipukul mundur ke Lower Bracket oleh Team Secret. Namun mereka berhasil mengalahkan Team Aster dan juga Virtus.pro di Lower Bracket.
Jika kita melihat perjalanan sang juara, Invictus Gaming (iG), perjalanan mereka memang tidak mulus. Di pertandingan pertama di Upper Bracket, mereka menang tipis dari tim satu negara, Vici Gaming. Namun mereka harus turun ke Lower Bracket saat bertemu dengan Evil Geniuses. iG pun untungnya berhasil menang tipis atas Thunder Predator dan PSG.LGD di Lower Bracket (2-1) serta menang cukup telak atas Secret (2-0) sebelum kembali ke partai final.
Pertemuan kedua antara Evil Geniuses (EG) dengan iG memang pantas jadi laga penutup Major kali ini. Pasalnya, EG awalnya berhasil mengamankan skor 2-0 atas iG di game BO5. Namun game ketiga awal kebangkitan Emo dan kawan-kawannya dan jadi petaka bagi EG. Di game kelima, iG pun terlihat sudah mendapatkan momentum dan mendapatkan keyakinan kuat.
Dari Major kali ini, iG pun menunjukkan bahwa mentalitas pemain itu sama pentingnya dan bisa menjadi penentu kemenangan dari seorang juara.
Meski berhasil mengirimkan 2 pemainnya kali ini, peruntungan Indonesia mungkin memang kurang baik. Apakah hal ini disebabkan karena ekosistem Dota 2 di Indonesia yang memang sudah tak subur seperti dulu? Atau karena ekosistem kita memang sudah lebih mementingkan esports mobile seperti MLBB, PUBG, dan Free Fire? Atau memang ekosistem esports Indonesia kekurangan dari segi coaching di esports?