Dark
Light

Sambut Peningkatan Investor Saham, EMTrade Tengah Bertransformasi Menjadi “Robo Advisory”

2 mins read
March 31, 2021
EMTrade
EMTrade adalah aplikasi premium untuk investor saham pemula / EMTrade

EMTrade merupakan portal digital yang memiliki misi untuk membantu investor pemula mempelajari tentang saham. Didirikan oleh influencer sekaligus praktisi saham Ellen May, saat ini platform tersebut tengah bertransformasi dari aplikasi berbasis edu-fintech menuju platform robo-advisory. 

Kepada DailySocial, Ellen selaku Founder & CEO mengatakan, di pembaruan aplikasi EMTrade terkini beberapa fitur automasi sudah mulai ditanamkan. Misalnya untuk mempercepat proses kerja layanan Q&A. Selain layanan tanya-jawab, sejauh ini aplikasi EMTrade telah memiliki beberapa fitur lain, meliputi rekomendasi pembelian/penjualan saham, analisis saham, dan kanal edukasi.

“Sekarang kami sedang melakukan perekrutan untuk mengisi posisi penting tim teknologi, baik untuk back-end maupun front-end. Karena ke depannya EMTrade akan bertransformasi menjadi aplikasi end-to-end untuk menemani investor saham [ritel] di Indonesia,” ujar Ellen.

Bahkan ia mengatakan, tahun ini sudah ada roadmap yang cukup spesifik untuk pengembangan. Di kuartal kedua nanti, fitur konten premium akan diluncurkan, juga layanan virtual trading di akhir Juni agar dapat membantu pengguna melakukan demo trading. Penerapan teknologi kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin juga akan mulai diaplikasikan untuk stock screening — memberikan analisis berdasarkan behaviour pengguna.

“Kemudian di kuartal keempat kami akan meluncurkan fitur online trading memungkinkan pengguna bertransaksi saham di aplikasi. Untuk mitranya belum bisa kami sebut karena masih dalam perampungan peresmian kerja sama sembari menunggu perolehan izin dari OJK,” imbuh Ellen.

Jajaran tim pengembang EMTrade / EMTrade
Jajaran tim pengembang EMTrade / EMTrade

Mengutip dari data yang disampaikan Bursa Efek Indonesia, di tahun 2020 ada penambahan 1,3 juta SID (Single Investor Identification) baru pasar modal dan 590 ribu SID baru saham, kenaikannya 61% dan 134% dari tahun sebelumnya — tertinggi sepanjang sejarah pasar modal di Indonesia. Per akhir 2021, secara total ada 3,88 SID pasar modal dan 1,65 juta SID saham. SID baru mayoritas digenggam oleh pengguna di rentang usia 18 s/d 40 tahun.

Menurut Ellen, hal ini terjadi karena berbagai faktor, termasuk disebabkan oleh pertimbangan masyarakat saat pandemi — suku bunga cenderung rendah di masa tersebut, membuat orang mencari alternatif lain untuk memutarkan uangnya. Pola pikir untuk berinvestasi juga semakin terbuka, orang lebih mudah membandingkan berbagai instrumen aplikasi karena mediumnya sudah sangat terjangkau.

Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa startup yang menggarap platform untuk memudahkan proses investasi saham. Dua yang paling signifikan adalah Stockbit dan Ajaib. Terbaru, Ajaib mengumumkan perolehan pendanaan dari investor membukukan nilai 1,3 triliun Rupiah. Keduanya juga memiliki sub-layanan untuk memfasilitasi pengguna berinvestasi ke reksa dana.

“Jika dibandingkan emas, return di saham lebih menarik. Emas naik baru sekitar 1-2 tahun terakhir, sebelumnya stagnan. Sementara di reksa dana orang bilang risiko lebih kecil karena ada kokinya (orang yang mengelola). Tapi kalau lihat beberapa kasus terakhir banyak reksa dana bermasalah, bagi saya itu justru menjadikan risikonya tidak kecil. Risiko investasi paling kecil ada di kendali kita. Tapi harus disertai mau belajar,” terang Ellen.

Namun tidak dimungkiri bahwa minat ke investasi emas masih cukup tinggi. Platform digital yang memfasilitasi pun juga cukup banyak, mulai dari Pluang, Treasury, Indogold, e-mas, dll – beberapa dari mereka juga telah terintegrasi dengan aplikasi e-commerce dan dompet digital populer di Indonesia. Alternatif lain juga terus bermunculan memanfaatkan medium teknologi, seperti berinvestasi di aset kripto, equity crowdfunding, atau p2p lending.

Application Information Will Show Up Here
Previous Story

From League of Legends to Mobile Legends: Peter “AirLiur” Tjahjadi’s Bold Esports Quest

Next Story

Setelah Bantal, Boneka, dan Masker, Sekarang Razer Juga Punya Sedotan Reusable

Latest from Blog

Don't Miss

Northstar Group to Channel 8.3 Trillion Rupiah Funding for Southeast Asia’s Growth Stage Startups

The private equity firm founded and led by Patrick Walujo
Northstar Group menutup dana "flagship" Northstar Equity Partners V Limited, termasuk menyasar perusahaan di sektor ekonomi digital

Northstar Group Siapkan Dana 8,3 Triliun Rupiah untuk Berinvestasi di Perusahaan Matang Asia Tenggara

Perusahaan private equity Northstar Group, yang didirikan dan dipimpin Patrick