Jika kita berbicara mengenai merek Xiaomi pada kelas Redmi yang berada di bawah Redmi Note, tentu saja akan langsung tertuju pada harganya yang terjangkau. Apalagi saat ini, Xiaomi sudah mengeluarkan Redmi 9T yang memiliki harga terjangkau. Xiaomi juga sudah melengkapi perangkat yang satu ini dengan spesifikasi yang cukup tinggi di kelasnya. Seperti apa perangkat yang satu ini?
Smartphone Xiaomi Redmi 9T yang datang ke meja pengujian DailySocial memiliki warna abu-abu atau carbon grey. Melihat dari tata letak kamera secara keseluruhan, bentuknya sangat mirip dengan saudaranya yang bakal melepaskan diri dari Xiaomi, yaitu Poco M3. Redmi 9T seperti Poco M3 yang diubah backcase dengan ditambah sebuah kamera ultrawide.
Redmi 9T juga merupakan salah satu perangkat entry level pertama yang dibawa oleh Xiaomi untuk memiliki kamera dengan resolusi 48 MP. Sepertinya, modul kamera 48 MP sudah memiliki harga yang terjangkau karena resolusi tinggi seperti 64 MP dan 108 MP sudah mulai banyak digunakan pada perangkat mainstream. Setelah Redmi 9T dan Poco M3, sepertinya bakal banyak perangkat entry level yang akan menggunakan kamera dengan resolusi tinggi tersebut.
Spesifikasi yang dimiliki oleh Redmi 9T juga super mirip dengan Poco M3. Redmi 9T menggunakan Snapdragon 662 yang masih dipakai oleh perangkat-perangkat yang harganya lebih dari 2,8 juta rupiah. Xiaomi sendiri berani menjualnya pada harga Rp. 2.399.000. Spesifikasi lengkap dari perangkat yang saya dapatkan bisa dilihat pada tabel berikut ini
Xiaomi Redmi 9T | |
SoC | Snapdragon 662 |
CPU | 4 x 2.0 GHz Kryo 260 Gold + 4 x 1.8 GHz Kryo 260 Silver |
GPU | Adreno 610 |
RAM | 6 GB |
Internal | 128 GB UFS 2.2 |
Layar | 6,53 inci Waterdrop IPS 2340 x 1080 Gorilla Glass 3 |
Dimensi | 162.3 x 77.3 x 9.6 mm |
Bobot | 198 gram |
Baterai | 6000 mAh |
Kamera | 48 MP / 12 MP utama, 8 MP Ultrawide, 2 MP Macro, 2 depth, 8 MP Selfie |
OS | Android 10 MIUI 12 |
Untuk hasil dari pantauan aplikasi, kali ini selain CPU-Z saya menggunakan DevCheck karena berhasil mendeteksi SoC dengan tepat
Redmi 9T juga mengisi kelas entry level dengan baterai yang sangat besar. Hal ini tentu saja membuat perangkat dengan layar full HD+ ini bakal bisa bertahan hingga dua hari. Ini juga merupakan salah satu nilai jual dari perangkat yang disebut dengan “Jawara baterai gede”.
Unboxing
Inilah yang bisa didapatkan didalam paket penjualan dari Xiaomi Redmi 9T. Xiaomi sendiri memasukkan charger dengan 22,5 watt untuk perangkat yang hanya mendukung 18 watt ini. Hal tersebut dikarenakan harga charger 22,5 watt sudah bisa diperoleh dengan lebih terjangkau dan bisa digunakan untuk mengisi baterai perangkat lain.
Desain
Desain bagian belakang dari Xiaomi Redmi 9T memang cukup berbeda dengan saudara-saudaranya. Pada case yang terbuat dari plastik tersebut terdapat logo tulisan Redmi dengan cukup besar. Hal ini mirip dengan Poco X2 Pro yang memiliki logo besar dibagian tengah. Namun pada Redmi, tulisan tersebut ada pada sisi kiri bawah.
Layar Xiaomi Redmi 9T memiliki resolusi 2340×1080 yang sama dengan kakaknya, Redmi 9. Layar dengan jenis IPS ini sudah terlindungi dengan Gorilla Glass 3. Dengan resolusi dan kaca yang keras tersebut tentu saja membuat smartphone entry level ini terasa seperti kelas mainstream. Layarnya ini juga masih mendapatkan tambahan perlindungan berupa lapisan anti gores.
Pada layar ini pula, Xiaomi masih menggunakan desain waterdrop yang merupakan sebuah notch berukuran kecil. Hal ini berarti akan ditemukan sebuah lubang pada bagian kiri atas layar yang merupakan sebuah kamera untuk selfie. Desain seperti ini juga tidak memboroskan layar, karena di sekitar lubang kamera tersebut layarnya masih memberikan tampilan dan dapat disentuh.
Desain penempatan kamera pada Xiaomi Redmi 9T juga dibuat dengan cukup cantik. Ada empat buah kamera pada bagian belakangnya dengan sebuah flash yang didesain pada sebuah kotak dengan dua warna yang berbeda. Kamera dengan resolusi 48 MP sendiri berada pada bagian tengahnya. Sedangkan kamera makro ditempatkan sendirian dan terlihat cukup mungil.
Pada bagian atasnya ditemukan sensor inframerah, port audio 3,5mm, microphone, dan speaker tambahan untuk menyajikan suara stereo. Volume naik dan turun serta tombol power diletakkan pada sisi sebelah kanan. Dan pada bagian bawahnya terdapat slot USB-C, speaker, serta microphone utama. Slot nano SIM serta microSD (tiga slot) terletak pada bagian kirinya.
Smartphone ini saya dapatkan dengan menggunakan MIUI 12.0.5 (bukan 12.5). Sistem operasinya sendiri masih menggunakan Android 10. Dengan menggunakan MIUI 12, bagi yang belum pernah merasakannya, feel-nya cukup berbeda dengan MIUI 11 karena terasa lebih responsif. Banyak pula feature yang ditawarkan seperti menghadirkan kembali app drawer serta pusat notifikasi yang dibedakan dengan quick menu-nya.
Jaringan
Xiaomi Redmi 9T menggunakan SoC yang ditujukan untuk perangkat pada kelas mainstream. System on Chip ini sendiri menggunakan modem X11 yang sudah masuk dalam Catergory 13. Modem ini telah mendukung Carrier Aggregation hingga 2 koneksi. Secara teoritis, kecepatan download dari modem ini bisa mencapai hinggai 390 Mbps.
Smartphone ini sudah mendukung bandwidth 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 20, 28, 38, 40, dan 41 untuk jaringan 4G. Tentunya, kanal jaringan ini sudah mendukung semua yang digunakan oleh operator seluler di Indonesia. Modemnya sendiri sudah mendukung jaringan WiFi 5 GHz dengan 802.11ac dan tentunya akan cukup kencang saat melakukan transfer data secara nirkabel.
Kamera: 48 Megapiksel di kelas entry level
Xiaomi kembali memukau dengan menghadirkan sensor 48 MP di kelas entry level. Xiaomi kembali menggunakan ISOCELL GM1 yang akan mengambil gambar dengan lebih baik saat teknologi TetraCell-nya digunakan. 48 MP sendiri bisa mengambil gambar dengan baik saat cahaya yang ada cukup baik. Akan tetapi, saya sendiri menyarankan untuk pengambilan gambar di 12 MP karena akan memperbesar dimensi sensornya.
Gambar yang dihasilkan oleh kamera dari Xiaomi Redmi 9T memang terlihat cukup baik. Akan tetapi, seringkali dynamic range dari kameranya terlihat sedikit berantakan saat cahayanya cukup kuat. Namun untuk urusan noise dan ketajaman gambar, sepertinya bisa dibilang Xiaomi Redmi 9T masih yang terbaik di kelas entry level.
Akan tetapi saat pencahayaannya buruk seperti pada malam hari, jangan sekali-sekali mengambil gambar tanpa bantuan LED flash-nya. Sayangnya, mode malam pada perangkat yang satu ini menghasilkan gambar yang kurang baik. Padahal jika diambil dengan mode manual, smartphone ini bisa menghasilkan gambar yang cukup baik saat malam hari. Semoga saja Xiaomi membenahi algoritma mode malamnya agar perangkat ini bisa mengambil gambar dengan lebih baik.
Kamera selfie pada smartphone ini juga bisa menghasilkan gambar yang lumayan. Walaupun begitu, gambarnya masih menghasilkan noise yang cukup terlihat pada bagian yang gelap. Tingkat ketajamannya juga cukup baik walaupun detail yang ada tidak semua tertangkap dengan jelas. Walaupun begitu, hasilnya masih bisa digunakan saat mengambil momen tertentu.
Kamera makro yang ada hanya memiliki resolusi 2 MP saja. Seperti kebanyakan smartphone yang ada di pasaran, hasilnya sedikit kurang memuaskan. Walaupun begitu, hasilnya masih bisa digunakan untuk beberapa kebutuhan pengambilan gambar.
Lalu bagaimana dengan resolusi 48 MP-nya? Apakah cuman gimmick saja? well, bisa bilang iya dan tidak. Iya karena memang resolusi ini tidak bisa digunakan sewaktu-waktu dan hasilnya juga tidak sebaik pada saat menggunakan 12 MP. Tidak karena ada saatnya di mana kita bisa mengambil detail gambar lebih baik dari saat menggunakan 12 MP. Berikut adalah gambar asli dan hasil crop-nya.
Pengujian
Menggunakan cip Qualcomm Snapdragon 662 membuat perangkat ini memiliki prosesor Qualcomm Kryo 260 Gold dan Silver. Kryo 260 Gold dibuat dengan basis Cortex A-73 dan Kryo 260 Silver dibuat dengan basis Cortex A53. Dengan masing-masing cluster menggunakan 4 inti prosesor, membuatnya bisa diandalkan dalam berbagai skenario pemakaian, termasuk bermain dan bekerja sehari-hari.
Menguji untuk bermain
Menggunakan Xiaomi Redmi 9T untuk bermain memang cukup menyenangkan. Apalagi, harga dari perangkat ini dibuat cukup terjangkau oleh Xiaomi. Namun, kinerja gaming dari kakaknya, yaitu Redmi 9 masih lebih baik karena menggunakan prosesor yang lebih baru, yaitu Cortex A75 dan A55.
Dalam menguji perangkat ini untuk bermain, saya menggunakan dua buah game yang saat ini sedang ramai diperbincangkan. Kedua game tersebut adalah Genshin Impact dan PUBG Mobile. Oleh karena beratnya grafis dari kedua game ini untuk dijalankan oleh Snapdragon 662, saya menggunakan setting paling rendah dengan frame rate yang paling tinggi yang bisa disajikan oleh game tersebut.
Berikut adalah grafik perolehan frame rate dari kedua game tersebut. Data frame rate saya ambil dengan menggunakan aplikasi GameBench.
Pada PUBG Mobile, saya mendapatkan rata-rata frame rate-nya adalah 30 fps. Pada angka ini, sebagian para pemain bisa bermain tanpa harus merasa pusing. Akan tetapi berbeda dengan Genshin Impact yang mendapatkan rata-rata 27 fps pada setting lowest. Sebagian para pemain mungkin bisa menerima frame rate seperti itu, namun memang cukup terlihat lag yang tercipta karena keterbatasan spesifikasi.
Untuk bekerja
Saat digunakan untuk bekerja, smartphone ini tidak terasa memiliki masalah sama sekali. Trello, Slack, GMail, Whatsapp, Facebook, serta Chrome dapat saya jalankan dengan mulus tanpa hambatan. Saat mengetik dengan menggunakan keyboard bawaan juga tidak ada masalah sama sekali.
Saya juga menggunakan perangkat ini untuk keperluan pengiriman video tugas sekolah anak. Melakukan transcoding pada perangkat yang satu ini memang memakan waktu sedikit lebih lama, namun hasil yang didapat tidak akan memiliki masalah. Mengedit pada smartphone ini juga cukup nyaman, walaupun waktu rendering video akan memakan waktu yang sedikit lama.
Benchmarking
Untuk benchmarking, saya menghadirkan kembali Redmi 9 yang pernah memiliki harga yang kurang lebih sama. Saya juga menghadirkan Redmi 9C yang menggunakan Mediatek Helio G35 untuk memperlihatkan seberapa jauh kinerja dari kedua chipset ini yang harganya terpaut tidak terlalu jauh.
Uji baterai 6000 mAh
Sudah tidak dipungkiri lagi bahwa pengujian baterai memakan waktu yang cukup panjang. Apalagi dengan Redmi 9T yang memiliki kapasitas sebesar 6000 mAh. Perangkat ini sendiri sudah menggunakan layar FHD+ yang sedikit lebih boros dibandingkan dengan layar HD+ yang biasa digunakan pada smartphone di kelas entry level.
Dengan menggunakan video MP4 dengan resolusi 1080p yang diputar secara terus menerus, Redmi 9T bisa bertahan hingga 17 jam 13 menit. Namun saat digunakan untuk bermain, tentu saja tidak akan bertahan sampai waktu tersebut. Pengisian baterainya sendiri akan memakan waktu kurang lebih dua setengah jam dari benar-benar habis hingga penuh.
Verdict
Mencari smartphone dengan harga yang murah tentu saja sejalan dengan spesifikasi yang rendah pula yang didapatkan. Namun hal tersebut mungkin berbeda dengan smartphone yang ditawarkan oleh Xiaomi pada tahun 2021 ini. Hal tersebut dibuktikan dengan Redmi 9T yang masuk pada kelas entry level.
Dengan menggunakan Qualcomm Snapdragon 662, Xiaomi Redmi 9T memiliki kinerja yang mumpuni untuk menjalankan game serta aplikasi-aplikasi untuk pekerjaan. Memiliki baterai 6000 mAh berarti menjamin bahwa smartphone ini bisa digunakan untuk apa saja tanpa harus mencari stop kontak selama satu hari penuh. Selain itu, layarnya yang sudah menggunakan Gorilla Glass 3 juga menjamin perangkat ini akan jauh dari masalah retak akibat terbentur.
Dengan menggunakan resolusi 48 MP, kamera pada perangkat ini memiliki teknologi yang bisa mengambil gambar dengan cukup baik. Namun, hal tersebut tentunya berlaku saat kondisi cahayanya sedang bagus. Hasilnya masih bisa diandalkan untuk mengambil momen apa pun.
Harga yang ditawarkan oleh Xiaomi untuk membeli Redmi 9T dengan spesifikasi yang saya dapatkan (6/128 GB) adalah Rp. 2.399.000. Xiaomi juga memiliki versi 4/64 GB yang memiliki harga lebih murah, yaitu Rp. 1.999.000. Hal ini tentu saja membuat mereka yang ingin memiliki smartphone entry level tidak harus menggunakan spesifikasi yang rendah.
Sparks
- Kinerja mumpuni dengan Snapdragon 662
- MIUI cukup responsif
- Hasil kamera utama cukup bisa diandalkan
- Harga yang sangat terjangkau dengan kinerja yang baik
- Daya tahan baterai yang bagus berkat 6000 mAh
- Quick Charge 3 yang bisa mengisi baterai 6000 mAh hanya 2,5 jam
Slacks
- Hasil kamera malam kadang kurang baik
- Kinerja gaming pas-pasan
- Kinerja sedikit di bawah Redmi 9