Samsung Galaxy S20 series yang terdiri dari Galaxy S20, S20+, dan S20 Ultra – resmi hadir di Indonesia pada bulan Maret 2020. Namun belum lama ini, Samsung kembali memperkenalkan satu lagi anggota baru keluarga Galaxy S20 series yaitu edisi Fan Edition (FE).
Kalau kata Samsung, Galaxy S20 FE ini merangkum fitur-fitur favorit penggemar untuk mengajak lebih banyak orang mendapatkan pengalaman premium dari lini Galaxy S. Dibanderol dengan harga Rp9.999.000, selisih harganya memang cukup tipis. Sebagai pembanding, saat ini Galaxy S20 dijual Rp10.999.000, S20+ Rp11.999.000, dan S20 Ultra Rp14.999.000.
Sayangnya bila Galaxy S20 FE dibandingkan dengan Galaxy S20 original, Samsung melakukan banyak sekali penyesuaian di sana sini. Meski tetap mempertahankan beberapa bagian-bagian penting agar layak menyandang nama ‘S20’.
Jadi, mending pilih Galaxy S20 FE atau lebih baik sekalian beli Galaxy S20 original? Simak review Samsung Galaxy S20 FE selengkapnya.
Desain
Samsung Galaxy S20 FE datang dengan pilihan enam warna vibrant, meliputi Cloud Red, Cloud Orange, Cloud Lavender, Cloud Mint, Cloud Navy, dan Cloud White. Unit yang saya review berwarna Cloud Mint, hijau muda pastel yang tampil kekinian dan minimalis.
Bagian punggungnya menggunakan material plastik dengan finishing matte dan memiliki efek textured haze yang terasa cukup premium saat disentuh, serta dapat meminimalisir noda dan bekas sidik jari. Modul kamera belakangnya agak menonjol dan dibingkai persegi panjang dengan warna senada (macam dark green).
Hadir dengan dimensi 159.8×74.5×8.4 mm dan bobot 190 gram, ukuran Galaxy S20 FE terasa klop dalam genggaman tangan. Bingkainya dari aluminium dan bodinya tetap memiliki daya tahan terhadap air dan debu berkat sertifikasi IP68.
Balik ke depan, Galaxy S20 FE mengusung desain Infinity-O Display dengan punch hole kecil di bagian tengah atas. Bezel tepi layarnya terlihat sedikit lebih tebal dibanding Galaxy S20 dan desain layarnya ini sepenuhnya datar tidak memiliki lengkungan di sisi kanan kirinya.
Untuk atributnya, tombol power dan volume berada di sisi kanan, sisi sebrangnya polos. Slot kartu SIM dan microSD yang digunakan berbentuk hybrid, bersama mikforon sekunder di bagian atas. Sementara, mikrofon utama, port USB Type-C, dan speaker terletak di bagian bawah.
Layar Refresh Rate 120Hz
Dari sisi layar, Galaxy S20 FE masih dibekali panel dengan refresh rate tinggi 120Hz. Bentang layarnya 6,5 inci dalam rasio 20:9, ukurannya lebih besar dibanding Galaxy S20 (6,2 inci) tetapi lebih kecil dibanding versi Plus-nya (6,7 inci).
Namun Samsung tidak menggunakan teknologi layar terbaiknya, Galaxy S20 FE belum menggunakan Dynamic AMOLED 2X, melainkan masih Super AMOLED. Resolusinya pun tidak sampai QHD (1440×3200 piksel), tetapi hanya Full HD+ (1080×2400 piksel). Perlindungan layarnya juga sebatas Gorilla Glass 3, bukan generasi ke-6.
Bukan berarti kualitasnya jelek, hanya saja spesifikasi yang diusung lebih mendekati Galaxy A series. Di pengaturan layar, terdapat opsi ‘motion smoothness‘ yaitu high 120Hz yang menyuguhkan animasi dan scrolling lebih mulus atau standard 60Hz yang dapat memberikan daya tahan baterai lebih lama.
Kemudian ada dua screen mode, vivid yang bisa diatur lagi tingkat white balance-nya atau natural bila lebih mementingkan akurasi warna. Layarnya juga sudah mendukung HDR10+ dan memiliki sertifikasi Widevine Level 1. Konten video HDR di YouTube sudah bisa dinikmati dan bisa streaming konten HD di Netflix.
Android 10, One UI 2.5
Samsung Galaxy S20 FE sudah menggunakan One UI versi 2.5 berbasis Android 10 dan di masa depan akan mendapatkan tiga pembaruan OS utama. Berbagai fitur andalan Samsung menyertainya, termasuk Samsung Dex Wireless yang memungkinkan melakukan mirror tampilan smartphone ke layar yang lebih besar seperti SmartTV yang mendukung teknologi Miracast dan Anda dapat menggunakan Galaxy S20 FE sebagai touchpad.
Kemudian Link to Windows untuk mengintegrasikan Galaxy S20 FE dengan laptop Windows 10 secara seamless. Untuk kemudahan berbagi file ada fitur Nearby Share, Quick Share, Music Share, dan Scann QR code. Fitur lainnya ialah Smart View, Secure Folder, Edge Lighting, Bixby Routines, Focus Mode, Samsung Kids, Dolby Atmos, dan banyak lagi.
Sistem keamanan biometrik smartphone ini mengandalkan sensor fingerprint yang tersemat di layar berjenis optical dan tak lupa juga opsi face recognition, proses buka kunci kedua opsi tersebut relatif cepat. Konektivitas NFC dan fitur Samsung Pay juga tersedia, Anda dapat menghubungkan dompet digital Dana dan juga mengecek kartu e-money.
Kamera
Sebagai bagian dari keluarga Galaxy S20 series, Samsung tetap mempertahankan kamera utama yang sama dan lengkap dengan berbagai fitur premiumnya. Terdapat tiga unit kamera di punggung Galaxy S20 FE, kamera utamanya 12MP f/1.8 dengan ukuran sensor 1/1.76 inci, piksel 1.8µm, dilengkapi sistem Dual Pixel PDAF, dan OIS.
Dua kamera lainnya mengalami penyesuaian, kamera dengan lensa ultrawide yang digunakan juga 12MP f/2.2 yang menyuguhkan bidang pandang 123 derajat. Namun menggunakan sensor kamera lebih kecil 1/3.0 inci dengan ukuran per piksel 1.12µm.
Demikian juga lensa telephoto-nya, Galaxy S20 FE mengandalkan kamera 8MP f/2.0 (1/4.5 inci, 1.0µm, PDAF, dan OIS) dengan lensa 73mm yang memberikan kemampuan memperbesar gambar 3x optical zoom dan 30x space zoom. Satu lagi kamera depannya juga berbeda, Galaxy S20 FE menggunakan sensor Sony IMX616 beresolusi 32MP f/2.2.
Dengan kamera utamanya yang sama dan dilengkapi fitur kamera Pro yang komplet, pengalaman fotografi premium berhasil disuguhkan oleh smartphone ini. Mulai dari single take, night, food, panorama, live focus, live focus video, slow motion, super slow-mo, hyperlapse, Pro, Pro video, Bixby Vision, AR Zone, dan lainnya.
Favorit saya tentu mode foto Pro, di mana kita bisa mengatur berbagai parameter seperti ISO, shutter speed, exposure compensation, manual focus, white balance, autofocus area, metering, hingga semacam profil yang memungkinkan menyetel tint, contrast, saturation, highlight, dan shadow. Kita juga bisa menyimpan foto dalam format Jpeg + Raw, sehingga potensi untuk meningkatkan kualitas foto lebih tinggi lewat post processing.
Namun yang lebih mengejutkan ialah kemampuan perekam videonya, Galaxy S20 FE memang tidak dapat merekam video 8K tetapi bisa 4K pada frame rate 60fps dan memiliki mode video Pro. Rumus seperti shutter speed harus 2x frame rate bisa diterapkan di sini, sebab bisa atur ISO, shutter speed, dan frame rate sendiri.
Biar video tampil lebih sinematik, ada opsi rasio lebar 21:9. Mikrofon yang digunakan juga bisa dipilih, selain mikrofon bawaan kita bisa memilih mikrofon eksternal yang dicolok lewat USB, atau TWS yang terhubung lewat Bluetooth.
Fitur manual focus juga mudah digunakan dan dilengkapi focus peaking. Serta, ada histogram dan fitur zoom hingga 10x untuk mendapatkan variasi gambar. Yang jelas, dengan semua fitur di atas saya cukup percaya diri bisa menghasilkan video yang layak dengan smarthphone ini.
Hardware dan Performa
Versi Samsung Galaxy S20 FE yang masuk Indonesia menggunakan chipset Exynos 990, performanya satu level seperti Galaxy S20, S20+, dan S20 Ultra. Sangat kuat untuk berbagai tugas sehari-hari, bahkan aktivitas yang menuntut seperti editing foto maupun video hingga gaming berat sekalipun.
SoC Exynos 990 ini dibangun pada proses fabrikasi 7nm+, mengemas CPU octa-core yang terdiri dari 2x 2.73 GHz Mongoose M5, 2x 2.50 GHz Cortex-A76, dan 4x 2.0 GHz Cortex-A55. Bersama GPU Mali-G77 MP11 dan ditopang oleh RAM 8GB dengan penyimpanan internal 128GB.
Galaxy S20 FE memiliki tangki baterai dengan kapasitas cukup besar, 4.500 mAh. Mendukung fast charging 25W, fast wireless charging 15W, dan reverse wireless charging 4.5W. Sayangnya dalam paket penjualan, Galaxy S20 FE ini hanya dibekali adaptor Adaptive Fast Charging tipe lawas dengan output maksimal 15W dan kabel data yang digunakan memiliki interface USB-A ke USB-C. Untuk mengisi penuh baterainya dibutuhkan waktu sekitar 1,5 jam lebih.
Verdict
Samsung Galaxy S20 edisi Fan Edition merupakan versi terjangkau dari Galaxy S20, meski selisih harganya cukup tipis hanya sekitar Rp1 jutaan saja. Namun sangat disayangkan banyak sekali penyesuaian yang terjadi di sana sini.
Beberapa bagian inti memang masih dipertahankan oleh Samsung. Sebut saja performa yang sama kuatnya, layarnya punya refresh rate tinggi 120Hz meski tak pakai teknologi layar terbaik Samsung, dan kemampuan kameranya meski konfigurasinya mengalami perubahan tetapi masih dapat diandalkan.
Lantas apakah smartphone ini pantas menyandang nama besar lini Galaxy S? Jawabannya tetap iya, ini smartphone flagship dengan harga yang lebih bersahabat khusus untuk para penggemar Samsung. Posisinya saja yang berat, tetapi masih merupakan smartphone yang menarik. Meskipun terus terang saya akan lebih merekomendasikan Galaxy S20 original untuk mendapatkan pengalaman premium yang sebenarnya.
Sparks
- Layar dengan refresh rate 120Hz
- Kamera utama 12MP yang sama
- Fitur kamera dan video lengkap
- Chipset Exynos 990 yang powerful
Slacks
- Banyak pemangkasan di sana sini, seperti yang dijelaskan di atas
- Dilengkapi adaptor charging tipe lama
- Harga terlalu dekat dengan Galaxy S20 original