JD.id mulai masuk ke bisnis on-demand melalui unit terbarunya JD Life. Total ada 12 kategori layanan, menyediakan berbagai fitur untuk membantu kehidupan sehari-hari, mulai dari layanan pemasangan, perawatan, hingga pembersihan.
Untuk memesan layanan tersebut, pengguna dapat memanfaatkan situs web atau aplikasi JD.id. Semua layanan ada di kategori JD Life. Proses pemesanannya mirip dengan proses order barang pada umumnya. Setelah melakukan pembayaran, tim JD Life atau mitra penyedia layanan yang ditunjuk akan menghubungi pelanggan maksimal 48 jam setelahnya.
Kepada DailySocial, JD Life Head Operations Ryan Sebastian mengatakan, “Jangkauan dari layanan JD Life tergantung pada masing-masing kategori, namun saat ini hampir di semua kota besar di Indonesia sudah dapat memesan dan menikmati jasa/layanan JD Life.”
Terkait mitra, Ryan juga menjelaskan bahwa JD Life bekerja sama dengan perusahaan tertentu yang menyediakan jasa untuk mengerjakan tugas terkait. Tidak disebutkan detail nama-nama perusahaan mitra tersebut. Diharapkan hadirnya fitur JD Life ini dapat menjadi nilai ekstra bagi mereka.
“Melalui kesepakatan kerja sama JD Life dengan beragam perusahaan nasional hingga multinasional yang ahli di bidangnya, kami dapat memastikan standar dan kualitas layanan kami selalu terstandardisasi dengan baik dan profesional,” imbuhnya.
JD Life sendiri sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2019 lalu, ia mengatakan pihaknya optimis sampai akhir tahun bisa mencapai 35 ribu layanan terjual.
Layanan on-demand bukan hal baru
Menelusur beberapa tahun ke belakang, layanan on-demand yang memudahkan orang untuk memesan jasa perawatan AC, jasa kebersihan, hingga jasa pencucian baju sebenarnya sudah mulai marak sejak tahun 2016an. Model on-demand diadaptasi dan semakin luas setelah Gojek, Grab, Seekmi, dan beberapa pemain lainnya berhasil capai product market-fit alias diterima pasar.
Kala itu berbagai aplikasi bermunculan, mulai dari Tukang, Otomontir, Masto, ApotikAntar, KlikTukang, dan lain-lain. Bahkan juga lahir startup di daerah-daerah yang coba garap pasar lokal di sekitarnya, misalnya Tripy dan Ponjek di Pontianak; atau Yoofix dan Hipcar di Yogyakarta. Sampai beberapa bulan terakhir pun masih terus bermunculan pemain baru, misalnya Help Indonesia, D-Laundry, Sneakershoot, dan HepiCar.
Di lain sisi, GoLife sebagai unit bisnis Gojek di bidang terkait justru dihentikan tahun ini. Mereka memilih memperdalam core business dan mengeksplorasi bisnis lain, misalnya ticketing, fintech, dan video streaming. Artinya sudah ada dinamika –atau bahkan perubahan pasar—yang terjadi, sehingga untuk terus dilanjutkan dinilai kurang menjanjikan, setidaknya menurut Gojek.
Menanggapi hal tersebut, Ryan mengatakan selama pandemi ini perusahaannya mencatat adanya peningkatan minat untuk penggunaan layanan terkait.
“Pemenuhan atas kebutuhan akan jasa/layanan masih sangat tinggi selama periode pandemi ini. Oleh karena itu, selama pandemi ini JD Life fokus dalam memastikan penyediaan layanan yang aman dan nyaman bagi para pelanggan maupun penyedia layanan kami. Di sisi lain kami juga telah menyusun sejumlah strategi dan kolaborasi untuk memperbesar dan memperluas cakupan dari layanan JD Life,” jelas Ryan.
Hal senada juga disampaikan CEO D-Laundry Ridhwan Basalamah, dampak pandemi juga bisa dilihat sebagai peluang tersendiri bagi layanan on-demand. Ia berkata, “Kekhawatiran akan infeksi Covid-19 membuat banyak orang kini lebih telaten memperhatikan kebersihan, salah satunya pakaian, hal ini harus dimanfaatkan oleh pebisnis laundry sebagai momentum untuk mempromosikan jasa yang aman dan nyaman kepada masyarakat.”