Pertandingan final dari Big League Season 2 yang diselenggarakan oleh Indonesia Gaming League diadakan pada Minggu, 30 Agustus 2020. Dalam game eFootball PES 2020, Sakti Aulia Sulistyo dari Persatuan Sepakbola Indonesia Kabupaten Bogor (Persikabo) keluar sebagai juara setelah mengalahkan Rizki Faidan dari Zeus Gaming. Dengan begitu, Sakti mendapatkan hadiah sebesar Rp35 juta.
Sementara itu, dalam pertandingan FIFA 20 Kickoff Match, Ega Rahmaditya alias Eggsy dari RRQ berhasil menyabet gelar juara dan membawa pulang hadiah uang sebesar Rp35 juta. Di babak final, dia harus bertanding melawan Raja Pugu. Terakhir, dalam FIFA 20 Ultimate Team (FUT) Cup, Fahmi “Hussain” Husaeni dari Persikabo keluar sebagai juara dan memenangkan hadiah sebesar Rp50 juta. Menariknya, liga ini merupakan musim debut dari Hussain.
“Persiapan yang saya lakukan mungkin sama seperti pemain-pemain lain, yaitu latihan terjadwal bersama teman-teman satu tim,” kata Sakti ketika dihubungi oleh Hybrid. “Saya juga melihat pola permainan lawan di YouTube, mempelajari apa yang harus diwaspadai jika saya melawan si A atau si B dan memanfaatkan kelemahan lawan.”
Menurut Sakti, lawan yang paling sulit yang dia hadapi sepanjang Big League Season 2 adalah Rizki Faidan. Pasalnya, Rizki Faidan berhasil maju ke babak final. Hal ini menunjukkan bahwa dia merupakan salah satu pemain terbaik dalam Big League Season 2. Tak hanya itu, dia juga merupakan Runner Up dari PES World Final 2019. “Tapi, dalam pertandingan di IGL, saya bisa mengalahkannya dengan pertandingan yang sangat sengit dan tempo yang cepat,” ujarnya.
Sakti bercerita, dia mulai bermain game sejak dia masih duduk di bangku TK, pada tahun 2003-an. Ketika itu, dia masih memainkan game Winning Eleven menggunakan PlayStation One. Dia mengaku, dia sering bermain game bola karena memang punya usaha rental PS. Dia pertama kali mencoba mengadu kemampuannya di turnamen PES pada 2013. Dia mengaku tak menyangka ketika dia berhasil meraih juara tiga di turnamen tingkat provinsi, yaitu di D.I. Yogyakarta. “Namun, saat itu, hanya berjalan dua bulan, karena tidak ada waktu latihan dan sibuk dengan sekolah,” katanya.
Pada 2018, saat dia telah kuliah, Sakti kembali mencoba untuk ikut dalam pertandingan lokal. Dan ternyata, kemampuannya tidak pudar. “Kemudian saya mencoba untuk menekuni dan berlatih dengan pemain yang lebih jago dari saya,” ungkap Sakti. “Akhirnya, pada 2019, karir saya di dunia PES mulai naik dan saya bisa juara turnamen di Malaysia, Indonesia, dan Thailand sampai sekarang.”
Sakti mengatakan, meskipun dia telah bergabung dengan Persikabo, tim sepak bola tersebut tidak memberikan tuntutan untuk menjadi juara. “Yang penting main senyaman dan semaksimal mungkin. Menurut saya, hal itulah yang menyebabkan say abisa mengeluarkan seluruh kemampuan saya untuk menjuarai event IGL ini,” cerita Sakti. “Untuk latihan pun, mungkin saya hanya latihan pada hari H-3 sebelum kompetisi. Kalau tidak ada kompetisi, ya tidak latihan karena tidak ada yang dikejar.”
Ke depan, Sakti berharap bahwa dia akan bisa menjadi juara dunia PES 2021. Tak hanya itu, dia juga punya impian bahwa dia akan bisa mendapatkan kontrak dengan klub asal Eropa agar bisa bertanding di tingkat dunia. Dia mengaku, dia sempat mendapatkan tawaran untuk bermain dengan tim Eropa pada tahun lalu. Sayangnya, perjanjian itu harus batal karena dia tidak mendapatkan Visa.