Dark
Light

Ada Tiga Miliar Gamers di Seluruh Dunia Pada Tahun 2020

1 min read
August 21, 2020
Austin Stadler, center, of Robert Morris University's varsity video gaming team, practices in Chicago on Monday, Oct. 13, 2014, in advance of their first competition. (Terrence Antonio James/Chicago Tribune/MCT)

Industri game dan esports memang sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat belakangan ini. Newzoo terakhir kali memprediksikan, bahwa nilai industri esports akan mencapai angka 15,4 triliun rupiah pada tahun 2020. Selain itu, DFC Intelligence, sebuah perusahaan penyedia data seputar gaming yang berdiri sejak tahun 1994, membeberkan data terbaru terkait industri game.

Laporan tersebut mengungkap bahwa saat ini ada 3,1 miliar orang bermain game di dunia. Mengutip IGN, jumlah tersebut berarti sekitar 40% dari total populasi dunia saat ini adalah seorang gamers. Lebih lanjut dijelaskan bahwa 8% dari total 3,1 miliar orang tersebut adalah pemain game konsol dan hanya bermain game konsol saja. Walau proporsinya cukup kecil, namun pemain tersebut memiliki catatan pengeluaran per orang tertinggi.

Sumber: Official Sony
Sumber: Official Sony

PC Gamers dalam data tersebut adalah sejumlah 1,5 miliar orang atau sekitar 48% dari total keseluruhan pasar gamer. Lebih lanjut juga dijelaskan, bahwa jumlah tersebut adalah PC Gamers yang tak cuma main game di PC, tapi juga bermain pada platform lain termasuk konsol dan mobile.

Beralih ke jumlah pemain berdasarkan negara, laporan DFC Intelligence mengatakan Asia menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan gamers terbanyak, yaitu sebanyak 1,42 miliar orang sebagai pemain game yang membayar. Peringkat dua adalah Eropa, dengan 668 juta pemain game yang membayar, baru setelahnya Amerika Utara di peringkat 3 dengan 261 juta pemain game yang membayar.

Asia juga menduduki peringkat pertama dalam kategori jumlah gamers yang hanya bermain game mobile saja dengan proporsi sebesar 53% dari total pasar. Eropa adalah negara peringkat kedua dengan proporsi sebesar 17% dari total gamer, diikuti oleh Amerika Latin sebesar 11%, Middle-East and North Africa (MENA) 7%, dan Amerika Utara 4%.

Sumber: DFC Intelligence
Sumber: DFC Intelligence

Memang sejauh ini platform mobile adalah pilihan utama pengisi waktu luang untuk gamers di kawasan Asia. Pembuktian atas hal ini terlihat dari beberapa sisi. Dari segi esports, salah satu contohnya adalah jumlah penonton PUBG Mobile World League yang lebih besar untuk kawasan East Region, dibanding dengan kawasan West Region, dengan Indonesia menjadi negara dengan jumlah konsumsi konten terbanyak.

Negara Tiongkok dari Asia juga muncul sebagai salah satu sumber pendapatan terbesar bagi PUBG Mobile, ketika Battle Royale besutan Tencent tersebut berhasil mengumpulkan pendapatan sebesar 3 miliar dollar AS. Mengambil data dari Sensor Tower, dikatakan bahwa PUBG Mobile menerima pendapatan sebesar 1,6 miliar dollar AS hanya dari gamers Tiongkok saja.

Peluncuran kembali skuter listrik GrabWheels di Kementerian Perhubungan.
Previous Story

Mengukur Prospek Sesungguhnya Bisnis Skuter Listrik di Indonesia

Next Story

OPPO A53 Dirilis, Unggulkan Layar 90 Hz di Harga 2 Jutaan

Latest from Blog

Don't Miss

Valve Buat Regulasi Baru di CS:GO, Apa Dampaknya ke Ekosistem Esports?

Selama bertahun-tahun, Valve jarang turun tangan untuk menentukan arah perkembangan

Peran Mobile Esports Dalam Pertumbuhan Industri Esports Global

Beberapa tahun belakangan, industri esports memang tumbuh pesat. Setiap tahun,