Sebagai sebuah perusahaan pengembang game, Riot Games mungkin bisa dibilang berada di posisi yang cukup unik. Alih-alih terkenal sebagai pembuat game terbaik, Riot Games justru paling terkenal sebagai perusahaan game yang besar berkat esports, sampai-sampai menjadikan esports sebagai salah satu pilar bisnis mereka. Bahkan terakhir kali sang CEO sempat berkelakar bahwa Riot Games sebenarnya adalah perusahaan musik yang menggunakan game sebagai media pemasaran.
Namun baru-baru ini Riot Games seakan berusaha mengingatkan kembali posisi mereka sebagai perusahaan pengembang game, yang membuat game mereka dengan sepenuh hati. Lewat sebuah Blog Post, mereka menceritakan bagaimana proses pembuatan Map Ascent dari game VALORANT. Satu yang menarik adalah, Riot Games ternyata mengabiskan waktu hampir 5 tahun, hanya untuk Map tersebut.
Lebih lanjut, Blog Post tersebut lalu menjelaskan bagaimana tahap demi tahap penciptaan Map Ascent. Dimulai dari fase Incubation, fase yang mana para perancang game membuat sebuah proposal yang berisikan bagaimana pengalaman visual yang ingin disajikan dan apa yang ingin dicapai untuk Map tersebut.
Dikatakan bahwa perancangan Ascent memiliki tujuan untuk membuat sebuah Map Tactical FPS tradisional yang punya tiga jalur (A, Mid, dan B). Setelah itu pembuatan masuk fase Greybox, yang bertujuan membuat Map tersebut menjadi nyata dengan menggunakan Engine game tersebut. Proses pada fase Greybox bisa cuma beberapa bulan, tapi bisa mencapai beberapa tahun. Juga, pada fase ini, Map hanya berisikan konten esensial saja, tanpa ada pemanis yang bersifat visual.
Setelahnya pengembangan masuk ke dalam fase Block-In. Pada fase ini konten visual mulai dimasukan, namun masih yang sifatnya penting saja. Misalnya, pada bagian mana gedung-gedung harus dibuat lebih tinggi atau lebih rendah, mengapa demikian. Tak hanya bersifat sebagai pemanis, konten visual pada fase Block In juga bersifat esensial, dengan memikirkan pengalaman visual yang akan diberikan.
Proses lalu ditutup dengan fase Art Production. Pada bagian ini, konten visual yang lebih detil mulai dimasukkan. Konten visual yang dimasukkan pada fase ini juga tidak selalu esensial, kadang ada yang sifatnya pemanis, agar pemain tidak merasa bosan ketika harus berkali-kali memainkan Map ini.
Setelah lima tahun, proses tersebut tentunya tidak akan berhenti. Satu contohnya pada saat update VALORANT 1.02 yang mengungkap beberapa bagian Map, agar pertandingan antara tim Attackers dengan tim Defenders tetap seimbang.