Mengawali kiprahnya sebagai alternatif aplikasi VoIP yang ideal untuk dipakai selagi bermain game, Discord telah berevolusi menjadi media sosialnya para gamer. Asosiasi Discord dengan gaming juga sangat kuat karena pengembangnya sendiri memulai kariernya sebagai game developer.
Discord juga kerap dianggap sebagai Slack-nya dunia gaming. Namun belakangan penggunaan Discord di luar konteks gaming juga kian meningkat, utamanya sejak pandemi COVID-19 melanda. Di Perancis misalnya, Discord dipilih menjadi medium utama untuk melangsungkan kegiatan belajar-mengajar dari rumah setelah platform yang disiapkan oleh pemerintah setempat gagal memenuhi kebutuhan.
Alhasil menyebut Discord sebagai platform komunikasi untuk komunitas gaming di titik ini terkesan sudah tidak relevan. Discord terbukti banyak digunakan di luar lingkup gaming. Kalau institusi pendidikan di Perancis saja bisa menggunakannya untuk distance learning, tentunya Discord juga dapat dipakai oleh klub buku, komunitas penggemar bonsai, maupun kelompok-kelompok sosial lainnya.
Discord sendiri menyadari akan hal itu, dan setelah mendengar banyak masukan dari komunitas penggunanya, mereka memutuskan untuk mengambil tindakan. Berbekal pendanaan baru senilai $100 juta, salah satu agenda terdekat Discord adalah ‘melunturkan’ image gaming yang melekat padanya. Kalau Anda membuka situs Discord sekarang, Anda akan disambut oleh tampilan baru yang tidak se-gaming dulu, plus slogan anyar “Your place to talk”.
Sejumlah lelucon yang ditanamkan ke aplikasi Discord juga sudah diubah agar tidak terlalu menjurus ke arah gaming dan mudah dipahami oleh semua penggunanya. Agenda lainnya adalah meningkatkan kapasitas fitur voice chat dan video chat-nya hingga 200%. Ini penting mengingat pertumbuhan pengguna Discord terbilang luar biasa meski umurnya baru lima tahun.
Catatan internal Discord menunjukkan bahwa mereka sekarang punya lebih dari 100 juta pengguna aktif setiap bulannya. Dalam sehari, total durasi percakapan yang dihabiskan pengguna Discord mencapai 4 miliar menit, dan itu semua tersebar pada 6,7 juta server yang aktif.
Jadi ketimbang menganggap Discord sebagai Slack-nya para gamer, sekarang mungkin akan terasa lebih tepat jika kita menyebutnya Slack untuk percakapan sehari-hari. Berhubung lingkup penggunanya kini sudah meluas (secara resmi), Discord turut memastikan bahwa kebijakan privasi maupun informasi lain yang berkaitan dengan keamanan penggunanya dapat diakses dengan mudah melalui laman Safety Center.
Sumber: TechCrunch dan Discord.