Akhir pekan lalu menjadi puncak dari pertandingan ESL One Birmingham – SEA Online League. Diikuti oleh 6 tim Dota 2 dari Asia Tenggara, puncak pertandingan ini mempertemukan salah satu rivalitas yang cukup keras di skena Dota 2 Asia Tenggara, Fnatic dengan BOOM Esports.
Sebelumnya pada babak grup BOOM Esports sebenarnya tampil mendominasi, dengan catatan menang-kalah 4-1. Sementara Fnatic mengintil di peringkat 2 dengan catatan menang-kalah 3-2. Namun ketika masuk babak Playoff, BOOM Esports tersandung pada pertemuan pertamanya melawan Fnatic di Winners Round 1, kalah 2-0.
GG!@Fnatic wins 3-1 against @boomesportsid and are the winners of #ESLOne Birmingham 2020 SEA Region! pic.twitter.com/wRXISCU4Ty
— ESL Dota2 (@ESLDota2) May 31, 2020
Karena itu, Dreamocel dan kawan-kawan harus merangkak dari lower-bracket, mengalahkan Geek Fam 2-0 terlebih dahulu untuk bisa membalaskan dendamnya terhadap Fnatic. Daryl Koh (Iceiceice) dan kawan-kawan terbilang tampil mendominasi dalam seri pertandingan best-of-5 melawan BOOM Esports.
Game pertama, Fnatic sudah memegang jalannya pertempuran sejak 15 menit pertama pertandingan. Dengan skor kill 12 – 4 untuk Fnatic di menit 16, BOOM Esports jadi kewalahan menghadapi tempo permainan yang ada. Keunggulan tersebut terus menjadi momentum bagi Fnatic sampai memaksa Rafli Fathur Rahman (Mikoto) mengetik GG untuk BOOM Esports di menit 32.
BOOM Esports sempat membalas di game kedua. Mikoto dengan hero andalannya, Void Spirit, berhasil membuat Fnatic jadi kalang kabut menghadapinya. Kill demi kill didapat membuat momentum positif bagi BOOM Esports. Fnatic melawan dengan perlawanan terbaiknya, tetapi BOOM Esports terlalu kuat, hingga Ancient milik Nuengnara Teeramahanon (23Savage) dan kawan-kawan akhirnya pecah di menit 42.
Walau kalah pada game sebelumnya, Fnatic membuktikan mental juaranya di game keempat dan lima. Sempat terseok di awal game empat, namun Fnatic bangkit lagi dan berhasil memenangkannya. Ini membuat jalan menjadi semakin mulus bagi Fnatic, sampai mereka menjadi juara ESL One Birmingham – SEA Online League setelah menangkan game kelima.
“Menurut gue, hasil melawan Fnatic bisa berdampak baik bagi kami, walaupun hasilnya adalah kekalahan. Baik karena bisa menjadi motivasi tambahan bagi kami. ” Tukas Brizio Adi Putra (Hyde).
Hyde lalu menjelaskan soal alasan, kenapa BOOM Esports bisa menang melawan Fnatic saat Group Stage, namun kalah di babak final. “Mungkin mereka lebih siap saat Playoff. Mungkin juga mereka riset lebih banyak soal cara main BOOM Esports sebelum bertanding di babak final.” Ucapnya.
Kemenangan ini memberikan Fnatic hadiah sebesar US$15.000 (sekitar Rp216 juta), sementara BOOM Esports menerima US$10.000 (sekitar Rp144,6 juta) sebagai runner-up dari pertandingan ini. Melihat dari catatan Gosugamers, pertemuan antara Fnatic dengan BOOM Esports sampai saat ini masih dikuasai oleh Fnatic dengan catatan 5 kali menang, satu kali seri, dan dua kali kalah.
Pertandingan berikutnya bagi BOOM Esports adalah Huya E-Sports Legendary League dan ONE Esports Dota 2 SEA League. Semoga BOOM Esports bisa semakin baik lagi, dan mendapatkan hasil yang memuaskan di pertandingan berikutnya.