Facebook, melalui divisi eksperimentalnya, NPE Team, meluncurkan aplikasi baru yang menarik bernama Collab. Sesuai namanya, aplikasi ini dirancang untuk memudahkan proses kreasi video musik bersama beberapa orang sekaligus.
Premisnya cukup simpel: setiap video musik dalam Collab sebenarnya terdiri dari tiga video yang berbeda yang berjalan secara sinkron. Jadi semisal Anda suka dengan video gitar seseorang dan video vokal seorang lainnya lagi, Anda bisa memadukan keduanya dengan video Anda sendiri yang sedang bermain drum.
Tidak harus drum, galon air pun juga bisa. Collab murni ditujukan untuk bersenang-senang. Ia bukanlah sebuah DAW (digital audio workstation) yang dirancang untuk mengakomodasi proses kolaborasi musisi profesional. Anggap saja Collab ini seperti TikTok, tapi tanpa katalog musik berlisensi.
Usai suatu video diunggah ke Collab, semua pengguna bebas menguliknya lebih lanjut jika mau. Anda bahkan tidak perlu merekam video sendiri; tiga video unggahan pengguna-pengguna lain bisa Anda gabungkan menjadi satu video kolaborasi baru dengan durasi maksimum 15 detik.
Collab turut mendukung sharing ke platform lain, semisal Instagram maupun Facebook Stories. Lebih lanjut, berhubung Collab memanfaatkan fitur sharing bawaan iOS – aplikasinya sejauh ini memang baru tersedia di iOS saja – pengguna juga dapat membagikan video kolaborasinya ke platform seperti TikTok jika mau.
Timing peluncuran Collab ini memang sengaja disesuaikan dengan situasi pandemi, di mana Facebook berharap agar kolaborasi kreatif tidak harus terhenti akibat pandemi. Sayang aplikasinya sejauh ini baru diuji secara terbatas di Amerika Serikat dan Kanada. Namun ke depannya negara-negara lain semestinya juga bakal menyusul.