Dark
Light

[Dailyssimo] Kekuatan Percakapan di Dunia Maya

2 mins read
June 23, 2012

Percakapan yang terjadi di dunia maya biasanya terjadi di tempat-tempat yang memungkinkan orang untuk mem-posting sesuatu. Kita lihat apa yang terjadi di Twitter, apa yang terjadi di timeline Facebook, dan pada bagian komentar di blog. Memang pada prinsipnya, Web 2.0 yang diperkenalkan oleh Tim O’reilly berfokus pada komunikasi dua arah, sehingga setiap media dimungkinkan untuk melakukan percakapan dua arah.

Apa yang ingin saya angkat dari judul di atas? Kaitannya sebenarnya dengan kekuatan dari percakapan yang terjadi dalam proses bersosialisasi di dunia online yang akan langsung berdampak pada si pemilik identitas. Saya pernah menulis tentang bagaimana sebaiknya seorang buzzer menjaga “asset” mereka, lalu saya pun pernah menulis tentang bagaimana seseorang bisa “stands out” diantara persona-persona lainnya. Jika ditarik ke dasar, semua pembahasan tersebut pada dasarnya adalah mengenai fundamental percakapan dengan limitasi-limitasi yang ada di dunia maya, yang jika tidak dikontrol maka bisa membawa Anda ke arah yang mungkin tidak bisa Anda bayangkan.

Banyak yang menganggap pemunculan diri di dunia maya merupakan hak pribadi masing-masing…..tidak ada yang bisa membantah itu. Sehingga, jika ditarik ke dalam koridor pribadi tadi, kewajiban yang muncul pun jadi terlihat kecil. Namun yang namanya social media ataupun internet adalah dunia dengan pakem “terbuka”. Dengan kesadaran tersebut, sebenarnya opsi yang muncul bagi mereka yang merasa rentan terhadap keterbukaan yang seluas itu adalah dengan tidak menggunakannya, sehingga seolah-olah menimbulkan perilaku memencilkan diri sendiri. Ya bayangkan, bisa dipastikan Anda akan terheran-heran jika bertemu dengan seseorang yang tidak menggunakan handphone di jaman sekarang. Intinya memang dunia berubah, perilaku berubah, pakem-pakem mulai bergeser. Sehingga suka atau tidak suka, kita semua tiba-tiba sudah ada di dalam kubangan social media dan internet, bersama-sama dengan hampir seluruh orang yang kita kenal.

Percakapan di dunia maya didominasi oleh teks, dimana informasi yang biasanya ikut terbawa jika kita melakukan percakapan di dunia nyata sangat-sangat terbatas. Dalam keterbatasan tersebut bagaimana kita bisa tahu karakter ataupun orang  yang berkomunikasi dengan kita? Sesederhana mengamati gaya bahasa, gaya bercakap, tatacara menulis, penggunaan kata-kata, emosi dalam menulis, dan lain sebagainya yang semuanya terpusat pada mata vs tulisan.

Banyak yang cuek dan masa bodoh dengan cara mereka bercakap-cakap di dunia maya….ya, itu memang hak mereka dan konsekuensinya pun, ya jatuh di atas pundak mereka juga, seperti misalnya masyarakat yang mendapatkan persepsi yang salah dan lain sebagainya. Namun dalam pandangan yang lain, kita pun bisa membangun persepsi masyarakat ke arah yang kita inginkan.

Mungkin istilah *blogwalking sudah mulai dilupakan oleh banyak orang (seiring bergesernya popularitas blog ke social media lain, misalnya Twitter), namun jika kita lihat intisari dari blogwalking, sebenarnya bukan hanya sekedar berkunjung ke blog-blog favorit kita dan membaca, namun blogwalking adalah sarana mingling paling powerful. Tentunya memang harus ada percakapan-percakapan yang dilakukan setelah berkunjung tersebut, misalnya berkomentar  pada artikel-artikel yang kita anggap menarik, dan syukur-syukur bisa membentuk sebuah diskusi.

Jika kita pinjam istilah blogwalking tersebut dan saya tweaks sedikit sehingga menjadi istilah social media mingling, maka istilah blogwalking tersebut jadi lebih luas lagi dan intinya adalah dengan mingling dan bercakap-cakap, maka kita bisa menunjukkan siapa diri kita, dimana kita berdiri, expertise kita, dan lain sebagainya. Dan jika ini dilakukan secara berkelanjutan, maka persepsi masyarakat maya pun bisa terbentuk. Saya beri contoh sedikit:

Apa bayangan Anda jika melihat kalimat dibawah ini:

  • A: Eh gan….pegimane urusan kite? barangnya udah ditungguin sama bos ane tuh
  • B: Wah bagaimana ya? atasan kami sudah menunggu kirimannya sejak tadi tuh

Jika dari dua kalimat di atas, saya yakin kita semua bisa dengan mudah langsung mengkategorikan A adalah anak gaul kelas bawah dan B setidaknya adalah orang yang, minimal, pernah mengenyam bangku kuliah. Pertanyaannya….apakah asumsi tersebut benar? Tidak ada yang tahu. Bagaimana jika kita nilai dengan tingkat kepercayaan (trust)? Jelas dengan modal dua kalimat di atas, B lebih trusted dibandingkan A. Nah, pertanyaan saya selanjutnya adalah bagaimana Anda ingin masyarakat maya mendapatkan persepsi tentang diri Anda? Tentunya, bola ada ditangan Anda.

Keterangan:
*blogwalking: Kegiatan saling mengunjungi blog lain dengan meninggalkan “jejak” berupa komentar, diskusi plus link back ke blognya sendiri.
 
Abang Edwin adalah seorang praktisi online community management sejak tahun 1998 jauh sebelum istilah social media/social network muncul di dunia internet. Ia memulai perjalanan eksperimentasinya dengan beberapa komunitas online yang akhirnya berkembang sukses pada saat itu, sampai saat ini ia pun masih memberikan konsultasi-konsultasi mengenal karakter dan membina komunitas online bagi brand/agency maupun perseorangan.Ia sempat bekerja di Yahoo! selama lebih dari 4 tahun sebagai community manager. Dan kini posisi terakhir yang dijabatnya adalah Country Manager – Indonesia untuk Thoughtbuzz.net, sebuah perusahaan social media monitoring.
 
[Gambar]

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Bhinneka Launches Android App To Increase Mobile Transaction

Next Story

OpenTiket Akan Segera Hadir, Reservasi Tiket Online Via Mobile Akan Semakin Seru

Latest from Blog

Don't Miss

Twitter X

Setelah Twitter Ganti Nama, Merek Dagang “X” Ternyata Dipegang oleh Meta

Pada 23 Juli 2023, Elon Musk secara terbuka mengumumkan perubahan
Twitter rebranding jadi X

Elon Musk Ganti Nama dan Logo Twitter Jadi “X”

Elon Musk kembali mengumumkan perubahan drastis terkait Twitter. Melalui akun