Pada hari Kamis lalu (14 Juni 2012) komunitas praktisi social media yang tergabung dalam sebuah Facebook Group yang bernama Social Media Strategist Club melakukan kumpul-kumpul sekaligus berbagi pengalaman yang keempat kalinya.
Kali ini, selain saya yang diminta untuk berbicara mengenai peranan community management pada dunia social media, ada juga mas Iskandar Zulkarnaen yang berbagi pengalaman dan pendapatnya tentang blog. Mas Iskandar ini kebetulan bekerja sebagai editor di Kompas.com dan juga pengelola jejaring blog Kompasiana, pembicara ketiga adalah mas Stephen Ng (Imago School of Advertising) yang berbagi ilmu tentang branding.
Pada tulisan kali ini saya tertarik untuk sedikit berbagi pandangan tentang bagaimana kira-kira nasib blog dan kegiatan blogging di masa yang akan datang, terpacu oleh apa yang disampaikan oleh mas Iskandar yang kebetulan juga sempat beberapa kali mengemukakan pendapat beliau tentang akan jadi apa blog di masa yang akan datang.
Seperti yang kita ketahui, munculnya social media membuat aktivitas berbagi (sharing) menjadi jauh lebih mudah dilakukan. Bayangkan hanya dengan menuliskan apa yang sedang Anda lakukan sebanyak 140 karakter (menggunakan Twitter-ed) maka Anda sudah bisa berbagi, hanya dengan memotret hal-hal yang menarik pada saat yang hampir bersamaan Anda bisa langsung membagikannya ke teman-teman yang terkoneksi pada jaringan yang Anda ikuti. Sedemikian mudahnya bukan?
Kemudahan tersebut membuat perputaran aktivitas berbagi semakin cepat. Seseorang bisa melakukan lebih dari 10 kali tweets dalam sehari, coba bandingkan dengan berapa blog post yang bisa Anda hasilkan dalam waktu satu minggu? Sehingga, intensitas blogging yang makin lama semakin menurun sementara aktivitas sharing di social media jadi meningkat pesat.
Pertanyaan yang muncul saat ini adalah apakah blog akan mati? Mas Iskandar mengungkapkan bahwa dengan menurunnya secara drastis aktivitas blogging, otomatis akan berdampak langsung pada kehidupan blog itu sendiri, aktivitas blogging atau menulis tentunya tidak akan pernah mati selama orang masih suka menulis. Mas Iskandar mungkin benar pada satu sisi, hanya mungkin kita juga tidak bisa melupakan faktor-faktor lainnya seperti perkembangan teknologi dan juga human habit yang secara keseluruhan membentuk formulasi aktivitas-aktivitas yang ada di dunia maya ini.
Sekitar 15 tahun yang lalu kita belum terlalu mengenal apa yang kita kenal dengan blogging pada dunia maya. Kita kenal dengan istilah website dan portal, dimana kalau kita bisa menulis pada website pribadi kita, corporate website ataupun portal. Namun aktivitas sharing? Tidak sedikitpun terbersit pada saat itu. Lalu apa yang terjadi? Teknologi mulai merambah sedikit demi sedikit, munculnya grup-grup komunitas di dunia maya dengan platform email yang kita sebut dengan mailing-list, jika kita masih inget peristiwa-peristiwa nasional di tahun 1998 sedikit banyak koordinasinya di push lewat mailing-list (Yahoo! Groups pada saat itu yang sangat populer). Kemudian setelah beberapa saat Friendster muncul menandai era social network yang pertama, pada saat itu blog pun sudah mulai dikenal. Kemudian mulai bermunculan social network yang lainnya seperti MySpace, Orkut, Hi5, Facebook, dan lain-lain. Mulailah aktivitas komunitas shifting pada apa yang kita kenal dengan social media pada saat ini dengan effort yang jauh lebih ringan untuk ikutan berpartisipasi di dalamnya.
Ok, kembali ke pertanyaan tentang nasib blog. Saya pribadi percaya bahwa semuanya akan ber-evolusi dan kegiatan-kegiatan di dunia maya akan terus shifting seiring dengan berkembangnya teknologi. Demikian juga blog, yang menurut saya tidak akan mati tapi ikut ber-evolusi juga untuk menjadi bentuk yang baru di masa yang akan datang. Jika Anda familiar dengan platform-platform seperti Tumblr, Posterous, Flickr, Instagram (mobile), Path (mobile), Pinterest, apakah Anda bisa melihat benang merah yang terhubung ke blog? Ya, pada dasarnya semua platform itu bisa disebut blog dengan fokus ke aktivitas yang lebih niche. Kita semua masih terpaku dengan pengertian blog pada saat blog baru dilahirkan, yaitu harus berbentuk tulisan-tulisan, dan tentu harus punya makna, dan enak dilihat. Sehingga yang terbayang seseorang yang ingin menulis blog ada baiknya punya kemampuan menulis artikel yang cukup. Padahal sebenarnya blog ya sama seperti media lainnya…..sebuah kertas kosong yang bisa kita isikan apa saja sesuka kita. Ini yang ditangkap dan direpresentasikan oleh Tumblr dengan memuat aktivitas berbagi dengan Tumblr jadi mudah tanpa meninggalkan nafas blog-nya.
Pengguna sebenarnya jadi memiliki opsi jauh lebih banyak untuk menjalankan blog mereka, hanya memang kalau diperhatikan hampir semua produk-produk baru tersebut menghindari penyebutan blog karena tidak ingin terseret paradigma lama dimana pengertian blog masih difahami sebagai media kumpulan tulisan-tulisan dan artikel, sehingga dengan demikian siapapun bisa terjun tanpa harus membuktikan dirinya bisa menulis ataupun tidak.
Bagaimana menurut Anda?
Abang Edwin adalah seorang praktisi online community management sejak tahun 1998 jauh sebelum istilah social media/social network muncul di dunia internet. Ia memulai perjalanan eksperimentasinya dengan beberapa komunitas online yang akhirnya berkembang sukses pada saat itu, sampai saat ini ia pun masih memberikan konsultasi-konsultasi mengenal karakter dan membina komunitas online bagi brand/agency maupun perseorangan.
Ia sempat bekerja di Yahoo! selama lebih dari 4 tahun sebagai community manager. Dan kini posisi terakhir yang dijabatnya adalah Country Manager – Indonesia untuk Thoughtbuzz.net, sebuah perusahaan social media monitoring.
[Gambar]
tulisan yang sangat mencerahkan, bangwin. atau boleh jadi perkembangan media sosial yang menghasilkan produk jejaring sosial, sharing foto, video, komentar, aktifitas dan lain sebagainya merupakan hasil dari evolusi blog yang dulu diawali dengan adanya tombol EDIT di halaman HTML.
#banyakbelajar
JET
AGREE! Peremejaanbentuk blog yg sebenarnya blog 🙂
Agree!! Peremajaan blog adalah jejaring networking skrg 🙂
Betul….tanpa kita sadari sebenarnya apa yang kita lakukan sekarang pada jejaring sosial merupakan turunan dari blog itu sendiri. Apakah blog mati….nope, lebih tepat jika disebut dengan ber evolusi