Valorant sudah akan mendekati fase Closed Beta. Beberapa waktu yang lalu, sosok streamer yang pernah menjadi pemain profesional CS:GO, Michael Grzsiek (Shroud) bahkan sudah sempat memainkannya dan mengatakan bahwa Valorant merupakan game yang istmewa.
Memang banyak yang menantikan game ini, bahkan organisasi esports asal Korea Selatan, T1, sudah merekrut Brax yang merupakan mantan pemain CS:GO untuk menjadi pemain Valorant. Memang, gameplay Valorant mungkin bisa dibilang gabungan antara Overwatch dengan CS:GO.
Valorant menampilkan gameplay Heroes Shooter layaknya Overwatch dengan ragam karakter dan skill khusus, namun dengan gunplay ala CS:GO yang mengandalkan hipfire atau tembakan tanpa bidikan. Mengingat sudah ada beberapa orang yang dapat memainkan game ini, beberapa juga sudah melakukan analisis terhadap mekanisme permainan. Salah satunya adalah karakteristik senjata.
Satu yang menarik adalah, ada beberapa kemiripan karakteristik antara senjata Valorant dengan CS:GO. Klasifikasi senjata pada Valorant juga kurang lebih mirip dengan CS:GO, yaitu Pistol, SMG, Shotgun, Rifle, Sniper, dan Heavy.
Namun mungkin satu perbedaan yang jelas adalah jumlah koleksi senjata yang masih minim. Pada klasifikasi pistol, Valorant punya The Classic, Shorty, Frenzy, Ghost, dan Sherif. Satu yang cukup kentara adalah pistol Sherif, yang karakteristiknya mirip dengan Deagle yaitu, hentakan atau recoil besar, namun damage besar yang bisa membunuh lawan dengan satu peluru ke kepala.
Dari SMG ada Stinger dan Spectre. Dua senjata ini punya karakteristik berupa damage kecil namun firing-rate tinggi, dengan hentakan senjata yang begitu liar. Kalau dibandingkan dengan CS:GO, Spectre kurang lebih mirip dengan MP5S.
Selanjutnya kelas Rifle ada Phantom dan Vandal. Senjata kelas ini memiliki karakteristik berupa damage besar, akurat untuk jarak jauh, namun memiliki hentakan atau recoil yang terasa namun masih bisa dikendalikan. Phatom dan Vandal sendiri mewakili dua senjata ikonik di CS:GO yaitu M4A4 dan AK-47.
Kelas Sniper juga hanya memiliki dua senjata yaitu Marshal dan Operator. Satu kelebihan senjata kelas ini adalah memiliki scope yang memungkinkan pemain membidik dari jarak yang jauh, punya damage besar namun hanya bisa menembakkan satu peluru setiap tembakan (bolt-action rifle).
Kedua senjata ini juga punya karakteristik yang hampir persis sama dengan dua senapan sniper di CS:GO. Marshal mewakili Scout, ringan, namun tidak langsung membunuh jika kena badan. Operator mewakili AWP, yang langsung membungkam siapapun dalam sekali tembak.
Senjata shotgun juga hanya ada dua jenis saja yaitu Bucky dan Judge. Bucky merupakan shotgun Pump-Action yang harus dikokang, sementara Judge adalah Shotgun semi-otomatis layaknya Mag-7 di CS:GO.
Terakhir ada kelas Heavy, yang juga hanya punya dua senjata yaitu Ares dan Odin. Keduanya merupakan senjata LMG dengan peluru sangat banyak, rate-of-fire sangat tinggi, dan sangat sulit untuk dikendalikan. Ares dan Odin juga kurang lebih mirip dengan Machine Gun di CS:GO yaitu M249 dan Negev.
Masa closed-beta Valorant sudah dimulai sejak tanggal 7 April 2020 ini. Namun demikian hanya pemain dari regional NA dan EU saja yang dapat menikmatinya. Riot Games sampai saat ini belum memberikan tanggal rilis, namun diperkirakan Valorant akan hadir pada musim panas (sekitar Juni – September) 2020.