Pandemi virus Corona atau Covid-19 memaksa kita untuk beraktivitas di rumah, termasuk bekerja atau work from home. Serta, membatasi interaksi sosial atau social distancing guna menekan penyebaran Covid-19.
Perubahan rutinitas hidup ini tentunya mempengaruhi para pecinta fotografi, terkhusus pehobi street photography. Yang biasanya bisa berburu foto saat berangkat dan pulang kerja, sekarang kesempatannya terbatas. Lalu, adakah jenis fotografi yang bisa dilakukan di sekitar rumah saja?
Ya, ada – kalian harus mencoba macro photography dan yang kita butuhkan adalah kamera dengan lensa yang tepat. Sekalian bahas sedikit tips macro photography, saya mau review lensa macro terjangkau dari 7Artisans.
Adalah 7Artisans 60mm F2.8 Macro versi Sony E Mount yang saya pasangkan dengan Sony A6400. Lensa manual ini juga tersedia untuk Canon EOS M, Canon EOS RF, Fujifilm X, MFT Olympus dan Panasonic Lumix, Nikon Z, serta Leica L mount. Dibanderol sekitar Rp2,3 jutaan, berikut review 7Artisans 60mm F2.8 Macro selengkapnya.
Desain dan Body Lensa
Saat pertama kali mengeluarkan lensa ini dari kotaknya, saya agak terkejut karena bobotnya cukup berat mencapai 550 gram. Kontruksi body-nya terasa sangat solid karena sebagian besar materialnya terbuat dari logam.
Dimensinya 66x100mm saat tidak digunakan dengan diameter filter 39mm. Ukuran optiknya cukup kecil dan pendek di dalam body lensa yang panjang. Lensa ini punya dua ring untuk fokus dan aperture yang terasa mantap saat diputar.
Dimensinya akan bertambah saat menyesuaikan fokus dan puncak terpanjangnya saat menggunakan rasio perbesaran 1:1. Pada saat menggunakan jarak fokus terdekat tersebut, tabung yang memanjang di bagian depan lensa ini bisa dilepas. 7Artisans 60mm F2.8 Macro mengusung delapan elemen dalam tujuh grup. Memiliki minimum focusing distance 26cm dan rentang aperture f2.8 sampai f16.
Saat terpasang pada Sony A6400, kombinasi keduanya tampak seimbang dan punya kesan profesional. Focal length 60mm sendiri berarti setara 90mm di full frame, ingat sensor APS-C pada kamera mirrorless Sony punya crop factor 1,5x.
Nah ekuivalen 90mm di full frame ini cukup ideal untuk memotret macro. Meski saat menggunakan rasio 1:1 tetap harus maju sangat dekat dengan subjek. Semakin panjang focal length memungkinkan memotret subyek foto yang sensitif seperti kupu-kupu, lebah, dan binatang kecil lainnya dari jarak yang lebih jauh. Namun, akan mempersempit ruang tajamnya atau Depth of Field (DOF).
User Experience
Foto konsep terutama gadget dan street photography adalah dua genre fotografi favorit saya. Pandemi covid-19 terpaksa harus menghentikan kegiatan street hunting dan work from home.
Lalu, apa yang bisa saya foto di rumah? Ya, saya pikir ini saat yang tepat untuk terjun ke macro photography. Setelah melakukan riset, ketemulah 7Artisans 60mm F2.8 Macro.
Faktor seperti harga yang relatif cukup terjangkau. Serta, focal length telephoto menengah (ekuivalen 90mm di full frame) yang ideal untuk foto macro dengan kemampuan rasio perbesaran 1:1 adalah beberapa alasan utama saya memilih lensa ini.
Sebagai lensa dengan fokus manual, artinya kita tidak bisa menghasilkan foto macro secara instan karena tiap-tiap foto perlu sentuhan lebih. Butuh upaya ekstra untuk mendapatkan fokus secara tepat terutama di jarak fokus terdekat, kita perlu maju mundur dan menahan nafas sejenak agar bidikan lebih stabil.
Hampir setiap pagi bila kondisinya cerah saya memulai hari dengan berburu foto makro di taman dekat rumah. Kondisi favorit saya adalah saat malamnya hujan sehingga menyisakan banyak embun di pagi hari dengan matahari bersinar terang.
Saya bisa menghabiskan waktu satu sampai dua jam dan hasil foto dari 7Artisans 60mm F2.8 Macro ini menurut saya sangat fantastis. Bila beberapa aspek berikut ini terpenuhi, kita bisa menangkap banyak detail dan sangat tajam bila fokusnya tepat.
Aspek utama berkaitan dengan cahaya dan aperture. Pada focal length 60mm ini area ruang tajamnya atau Depth of Field (DOF) terbilang sempit terutama pada rasio perbesaran 1:1. Untuk memperoleh detail dan tekstur elemen yang disorot, kita perlu menggunakan aperture setidaknya f5.6 – f8 atau lebih.
Artinya foto macro ini butuh banyak cahaya untuk mendapatkan foto yang tajam dengan ISO kecil. Bantuan cahaya buatan seperti flash akan sangat membantu di sini dan saya menggunakan internal flash tapi dengan diffuser untuk memperlembut cahaya.
Karena lensa ini tanpa dibekali fitur stabilisasi, kita juga tidak bisa menggunakan shutter speed terlalu rendah. Maka bantuan tripod juga dibutuhkan, namun jangan sepenuhnya bergantung pada tripod untuk mendapatkan angle yang lebih bervariasi, kecuali bila ingin merekam video.
Setelah memilih objek yang ingin difoto, kita tentukan dulu rasio pembesarannya dan kita lah yang bergerak maju mundur untuk menangkap fokus dengan memanfaatkan fitur focus peaking. Lalu, ambillah gambar beberapa kali untuk mendapatkan hasil terbaik.
Verdict
Saya telah memotret ratusan foto dengan 7Artisans 60mm F2.8 Macro, tentunya tidak semua hasil tangkapannya bagus, kebanyakan kurang fokus atau kabur. Namun, saya juga mendapatkan cukup banyak foto yang menakjubkan dengan ketajaman yang baik dan bokeh yang mulus.
Menurut saya, lensa ini powerful dan sangat recommended bagi Anda yang ingin mencoba atau serius belajar mendalami macro photography. Mungkin bisa menjadi “batu loncatan” sebelum beralih ke lensa macro yang lebih mahal.
Memotret macro dengan 7Artisans 60mm F2.8 ini terasa mudah dan menyenangkan. Saya akan terus memotret dengan lensa ini selama pandemi Covid-19 untuk menemukan kelebihan dan kurangan lainnya lewat penggunaan yang intensif dan menyuguhkan hasil foto yang lebih beragam.
Sparks
- Memiliki 1:1 Magnification
- Build quality solid
- Hasilnya tajam dan detail bila fokusnya benar
- Harga relatif terjangkau
Slacks
- Tidak praktis karena fokus manual
- Tanpa fitur stabilisasi
- Bobot cukup berat