Didirikan di Singapura tahun 2019 lalu, Kotoko adalah startup di bidang ritel dan teknologi yang menyediakan ekosistem online dan offline bagi brand-brand independent / Direct-to-Consumer di Indonesia untuk memasarkan produk-produk mereka ke lebih banyak konsumen. Perusahaan mendapatkan dana awal dari Antler.
Kepada DailySocial, Co-Founder & COO Kotoko Kanta Nandana, yang sebelumnya pernah menjadi Country Manager Luno Indonesia, mengungkapkan, ide bisnis Kotoko berdasarkan pengalaman pribadi Co-Founder & CEO Cynthia Krisanti yang kesulitan untuk mendapatkan toko offline di lokasi strategis dengan harga terjangkau.
“Masalah ini ternyata juga ditemukan oleh teman-teman kami lainnya yang memiliki bisnis online di bidang Fashion & Accessories. Solusi yang tersedia saat ini untuk memiliki toko offline masih sangat mahal dengan jangka waktu sewa yang tidak fleksibel.”
Dengan alasan itu, Kotoko menyediakan solusi bagi brand independen di Indonesia untuk memiliki toko offline di lokasi strategis di Indonesia dengan harga yang terjangkau dan jangka waktu sewa yang fleksibel melalui Kotoko multi-brand store.
Kotoko akan menyewa tempat di area komersial strategis, seperti pusat perbelanjaan, mall, dan ruko, membagi tempat ini ke beberapa area yang lebih kecil, kemudian menyewakannya kembali ke beberapa brand, sehingga mereka bisa sharing tempat dengan brand ternama lainnya untuk memasarkan produk mereka.
“Strategi monetisasi yang kami terapkan adalah mengenakan biaya membership per bulan dan potongan komisi penjualan bagi brand yang ingin bergabung,” kata Kanta.
Brand store pertama di Plaza Indonesia
Didukung pengalaman para pendirinya di bidang finansial, ritel, dan teknologi, Kotoko memiliki beberapa layanan yang bisa dimanfaatkan mitra brand untuk meningkatkan bisnis mereka, termasuk Kotoko Multi-Brand store, Kotoko Chapter, Kotoko Block, dan situs e-commerce Kotoko.
“E-commerce website Kotoko ini dapat digunakan oleh konsumen selama mereka berada di dalam toko offline Kotoko untuk mengecek detail informasi produk, harga, ukuran, dan material dengan menggunakan fitur Scan & Shop di ponsel,” kata Kanta.
Mereka juga dapat mengakses Kotoko.shop melalui ponsel untuk membeli produk dan menyelesaikan pembayaran secara online (mobile payment). Produk akan dikirim langsung ke alamat konsumen.
“Saat ini Kotoko telah merangkul brand independen di Indonesia di kategori Fashion & Accessories dan Food & Beverage. Ke depannya Kotoko menargetkan kategori lainnya seperti Health & Beauty, Household Goods dan Furniture,” kata Nanta.
Secara khusus solusi yang diberikan perusahaan untuk brand independen diklaim bisa meningkatkan pendapatan melalui program marketing collaboration, promotion dan partnership. Kotoko juga berupaya untuk menambah channel distribusi dan pemasaran untuk produk-produk brand yang tergabung melalui partner retailer.
Saat ini Kotoko telah memiliki sekitar 60 brand independen ternama dengan jumlah kumulatif 1 juta pengikut di Instagram. Perusahaan telah membuka multi-brand store pertama di Plaza Indonesia dan saat ini mempersiapkan ekspansi ke kota-kota besar di luar Jabodetabek, seperti Bandung, Surabaya, Makassar, dan Bali.
“Kami memiliki target fundraising di tahun ini yang rencanananya akan kami gunakan untuk melakukan ekspansi bisnis dan menambah jumlah brand yang bergabung,” ungkap Nanta.