Dark
Light

Memproduksi Hardware di Indonesia Masih Jadi Impian

1 min read
February 13, 2020
Startup Hardware di Indonesia
Biaya yang cenderung lebih hemat menjadikan para founder memilih produksi komponen hardware di luar negeri / Pixabay

Tidak hanya produk berbasis perangkat lunak (software) seperti aplikasi atau website, saat ini beberapa startup Indonesia mulai luncurkan produk teknologi perangkat keras (hardware). Dua di antaranya adalah Sugar Technologi dan Widya Wicara.

Sugar Technology memproduksi berbagai produk perangkat pintar seperti gembok sidik jari, smart tumblr, smart backpack dan smart luggage. Startup di bawah naungan PT Avalon Global Technology ini menyasar kalangan konsumen untuk menunjang gaya hidup digital.

Sementara Widya Wicara memproduksi smart speaker, di dalamnya  ditanamkan teknologi kecerdasan. Inovasi ini lahir berkat kolaborasi antara startup Botika dan Widya Indonesia. Mereka juga mendapat dukungan dari investor UMG Idealab Indonesia.

Sebagai dua startup yang menjual perangkat keras, keduanya memilih memproduksi komponen fisik dari produk di luar negeri. Alasan utamanya adalah biaya yang lebih terjangkau.

“Sugar Technology mendesain dan membuat sendiri produk tersebut, namun untuk assembling sendiri masih dilakukan di luar negeri karena beberapa alasan. Tapi tidak menutup kemungkinan ke depan bakal produksi hardware di dalam negeri,” terang Product Spesialist Sugar Technology Philip Gozali.

Hal senada juga disampaikan Co-founder Widya Wicara Alwy Herfian, mereka saat ini memproduksi hardware di luar negeri, meski banyak konten dan teknologi dari pengembang lokal.

“Produksi hardware ada luar negeri, namun seluruh kegiatan pembuatan software dan engine AI ada di Indonesia berlokasi di Jakarta dan Yogyakarta,” imbuh Alwy.

Ia menambahkan, mereka akan memasarkan 25 ribu unit produk di Februari ini. Di samping itu, Widya Wicara juga tengah mengusahakan agar tahun ini bisa memproduksi hardware sendiri di Indonesia, sehingga bisa bersaing dengan Google Home atau Amazon Alexa.

Lini produksi Sugar Technology saat ini ditempatkan di Tiongkok. Namun untuk desain dan integrasi sistem sudah dilakukan di Indonesia. Biaya tambahan seperti untuk pengiriman dan pajak dinilai masih bisa diterima dibanding dengan membangun unit produksi di Indonesia untuk saat ini.

“Karena kalau mau bikin di sini, manufacturing-nya belum siap, kalau mau dibikin siap kita harus invest buat pabrik, di mana itu akan menjadi cost yang besar bagi kami,” imbuh Philip.

Untuk saat ini Sugar Technology mendistribusikan produknya tidak hanya melalui e-commerce tetapi juga secara offline. Mereka juga menyebutkan telah bekerja sama dengan Traveloka untuk meluncurkan smart luggage. Mereka juga memiliki warehouse di daerah Sunter sebagai pusat pengiriman pembelian.

Previous Story

Perangkat Mac Kini Dua Kali Lebih Rentan Terinfeksi Adware Dibanding Windows

Next Story

Starting Out as E-Commerce, Orami Transforms Into Parenting Platform

Latest from Blog

nubia V60 Design Hadir di Indonesia

ZTE Mobile Devices Indonesia secara resmi memperkenalkan smartphone terbarunya, nubia V60 Design di Indonesia. Smartphone ini dirancang dengan menghadirkan estetika dan teknologi,

Don't Miss

Samsung Luncurkan The Freestyle, Proyektor Unik untuk Kalangan Milenial dan Gen Z

Samsung meluncurkan banyak produk baru di ajang CES 2022 pekan
Startup pengembang teknologi imersif Arutala memproduksi aplikasi berbasis teknologi Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), Mix Reality (MR), PC Simulator, hingga 360° Video untuk berbagai sektor bisnis

Komitmen Arutala Percepat Implementasi Teknologi Imersif untuk Bidang Edukasi

Sebelum istilah metaverse ramai dibicarakan, banyak pihak yang skeptis dengan