Tepat tanggal 27 Januari kemarin, iPad merayakan ulang tahunnya yang kesepuluh. Total ada 19 jenis iPad yang pernah dirilis dalam satu dekade ini, mencakup iPad Mini, iPad Air maupun iPad Pro (jujur saya pusing melihat penamaannya dari generasi ke generasi).
Sebagai tablet terpopuler sekaligus terlaris sejagat, iPad tentunya punya banyak keunggulan yang membuatnya bisa bertahan selama ini. Berikut adalah 10 fitur revolusioner iPad selama 10 tahun usianya.
1. Layar multi-touch
Dunia mengenal iPhone sebagai perangkat consumer pertama dengan layar multi-touch, akan tetapi sejarah mencatat yang berbeda. Steve Jobs sendiri mengaku ide mengenai iPad datang lebih dulu ketimbang iPhone. Usai melihat prototipe iPad yang mengemas layar multi-touch, barulah ia sadar bahwa teknologi tersebut juga dapat diterapkan di ponsel.
Dari situ proyek pengembangan iPad pun ditunda, dan Apple memutuskan untuk merealisasikan iPhone terlebih dulu. Cerita ini terdengar semakin lucu setelah mengetahui reaksi publik yang menilai iPad generasi pertama tidak lebih dari sebatas iPhone versi besar.
2. Layar tanpa orientasi native
Jauh sebelum iPad generasi pertama dirilis, iPhone sudah lebih dulu mengemas layar yang dapat berubah orientasinya sesuai cara pengguna menggenggamnya. Kendati demikian, iPad tetap lebih unik karena layarnya tak punya orientasi native.
Singkat cerita, tidak ada istilah kita menggenggam iPad secara terbalik. Entah posisi tombol Home-nya di bawah, di atas, di kiri ataupun di kanan, orientasi layarnya bakal menyesuaikan sendiri (selama tidak dikunci). iPhone tidak demikian; Anda tak bisa menggunakannya dalam posisi tombol Home-nya di atas.
3. Aplikasi sama tapi lebih fungsional
Saat pertama dirilis, iPad mengemas hampir semua aplikasi yang sama seperti iPhone. Meski sama, versi iPad-nya lebih fungsional karena tampilannya sudah dioptimalkan untuk layar besar (bukan sekadar dimelarkan begitu saja).
Seiring berjalannya waktu, ekosistem aplikasi iPad terus bertumbuh, dan sekarang bahkan jumlah aplikasi eksklusifnya semakin banyak, Adobe Photoshop contohnya.
4. Baterai tahan lama
Salah satu kekurangan iPhone selama ini (terkecuali varian Plus atau Max) adalah baterainya boros. iPad tidak demikian. Sejak generasi pertamanya, iPad selalu konsisten menyajikan daya tahan baterai setara 10 jam pemakaian. Cukup mengesankan mengingat layarnya begitu besar dan performanya juga selalu jempolan.
5. Performa superior
Bicara soal performa, iPad sangatlah mumpuni sampai-sampai banyak yang menyayangkan sistem operasinya bukan Windows (atau macOS). Ya, tidak sedikit yang berargumen potensi asli iPad terhambat oleh OS-nya yang kelewat simpel. Di sisi lain, Apple memang tidak pernah berniat menggantikan lini Mac-nya dengan iPad.
6. Serba tipis
iPad Pro generasi ketiga yang tak lagi mengemas tombol Home memegang titel iPad paling tipis (5,9 mm) sejauh ini, padahal performanya adalah yang paling mengesankan. Begitu tipisnya, tonjolan kameranya sampai kelihatan berlebihan.
Selain bodi yang tipis, bezel iPad juga telah menipis drastis semenjak iPad Mini yang pertama. Menariknya, Apple turut mengoptimalkan software-nya supaya layar tidak tertekan secara tak sengaja oleh sebagian jempol pengguna yang beristirahat di sisi layar.
7. Apple Pencil
Saat memperkenalkan iPhone maupun iPad, Steve Jobs bersikeras konsumen tidak memerlukan stylus untuk mengoperasikannya. Namun saat iPad Pro generasi pertama dirilis, publik terkejut melihat salah satu fitur unggulannya adalah sebuah stylus yang harus dibeli secara terpisah.
Untungnya Apple Pencil bukan sembarang stylus, melainkan yang dilengkapi fitur pressure sensitivity dan angle detection sehingga penggunaannya terkesan begitu alami. Generasi kedua Apple Pencil malah semakin menyempurnakan desain sekaligus kinerjanya.
8. Palm rejection
Satu hal yang membuat kombinasi iPad Pro dan Apple Pencil menarik adalah fitur palm rejection. Sederhananya, saat kita menulis atau menggambar menggunakan Pencil, tangan kita tidak perlu melayang di atas layar, sebab iPad cukup cerdik mengabaikan sentuhan yang tidak disengaja.
9. ProMotion Display
Generasi kedua iPad Pro hadir dengan layar yang cukup istimewa. Istimewa karena layar yang disebut dengan istilah ProMotion Display ini mengemas refresh rate maksimum 120 Hz, dua kali lipat layar perangkat mobile pada umumnya.
Istimewanya, refresh rate-nya bisa berubah-ubah sendiri tergantung jenis konten yang sedang ditampilkan – kalau cuma gambar statis, refresh rate-nya akan turun demi menghemat konsumsi baterai. Seperti yang kita tahu, layar dengan refresh rate tinggi belakangan menjadi salah satu aspek yang dilombakan di segmen smartphone flagship.
10. USB-C
iPad Pro generasi ketiga mengemas satu komponen yang tidak akan kita temukan di iPhone: port USB-C. Kehadiran satu port ini langsung meningkatkan fungsionalitasnya secara drastis; pengguna jadi bisa menyambungkan iPad Pro dan kamera secara langsung, memindahkan foto-foto yang diambil dan langsung menyuntingnya di iPad Pro.
Menyambungkan iPad Pro ke layar eksternal juga jauh lebih mudah dan tak lagi membutuhkan adaptor. Saat darurat, iPad Pro bahkan juga dapat dijadikan power bank dadakan berkat port USB-C ini.