Resso, aplikasi musik besutan induk TikTok, mulai unjuk gigi di Indonesia dalam versi beta dan sudah bisa diunduh di Google Play dan App Store. Impresi pertama adalah tingkat interaktivitasnya yang begitu tinggi menjadi keunggulan Rosso dibandingkan tandingannya.
Selayaknya mengakses TikTok, tampilannya begitu intuitif, penuh visual sehingga tidak membosankan. Sepertinya pengguna setia TikTok tidak butuh waktu lama untuk beradaptasi dengan Resso.
Kepada DailySocial, perwakilan Resso hanya mengonfirmasi bahwa aplikasi Resso sedang dalam tahap tes beta. “Apabila terdapat informasi lebih lanjut terkait hal ini [Resso], kami akan segera informasikan kepada Anda,” ujarnya Senin (27/1).
Secara personal, katalog musik di Resso untuk tahap awal ini memang masih kalah dibandingkan pemain petahana. Mencari lagu di luar genre pop, rock, dan hip hop, belum sekaya Spotify atau YouTube Music. Pun dari genre k-pop saja, mencari boy band atau girl band generasi lama seperti Big Bang, Girl’s Generation, hingga Super Junior belum tersedia.
Tapi mohon tenang, ini hanya masalah waktu. Resso pasti bakal melengkapi katalognya seiring perusahaan telah mencapai kesepakatan untuk lisensi musik dari puluhan ribu label rekaman independen diwakili Merlin. Disebutkan Merlin menguasai 15% pasar label musik global.
Sebelumnya perusahaan dalam proses penandatanganan kontrak dengan tiga label global, Universal, Sony, dan Warner terkait lisensi musik.
Di luar itu, Resso begitu kuat dari segi UI/UX yang begitu intuitif. Rupanya menyerupai TikTok, ditambah sentuhan visual gambar dan lirik lagu yang telah sinkron sesuai alunan lagu. Pengguna bisa memberikan masukan apabila ada lirik yang kurang sinkron dengan lagu, atau bagian yang hilang dalam kolom “Feedback lyrics.”
Menariknya, Anda bisa menambah daftar lagu yang disukai, membagikan lagu tersebut beserta lirik pilihan ke platform sosial media lain. Sebelum mengunggahnya, Anda bisa memilih bagian lirik dari lagu tersebut, entah intro, verse, dan chorus, yang ingin dibagikan.
Berikut pula dengan memilih efek font, mengubah background cover lagu dengan pilihan video, atau mengunggah konten dari internal galeri Anda. Kegiatan aktualisasi diri niscaya akan semakin maksimal buat kalangan generasi Z.
Kemampuan ini bagi orang Indonesia bisa dikatakan tergolong baru dan belum disajikan oleh petahana manapun. Joox sendiri, sejauh ini baru menyediakan lirik memungkinkan pengguna untuk menyanyi bersama. YouTube Music pun sebenarnya juga menyediakan klip video, tapi tidak bisa dipersonalisasikan sesuai keinginan pengguna.
Di India, yang juga menjadi pasar sasaran Resso, fitur ini juga disajikan aplikasi streaming musik lokal Gaana.
Hal lainnya yang disajikan Resso adalah diselipkan fitur media sosial. Anda bisa memberikan komentar dari lagu kesukaan dan berinteraksi dengan pengguna lainnya dalam kolom yang sama.
Visualisasi latar belakang lagu dapat Anda ubah sesuai “Vibes.” Ibarat memilih efek visualisasi di Winamp yang dapat diubah-ubah dengan gif, gambar, atau klip video yang otomatis diputar saat Anda memasang lagu.
Apabila Anda menemukan vibes yang memuat konten negatif, spamming, atau sensitif dapat dilaporkan langsung ke pihak Resso.
Di samping itu, Resso juga menyediakan pengaturan “stream using cellular“; “use cellular data to download music,” dan “data saver.” Mengindikasikan bahwa Resso sadar betul bahwa orang Indonesia sangat peduli dengan ketersediaan data internet yang mereka pakai.
Peluang Resso bersaing dengan petahana
Seperti aplikasi streaming musik kebanyakan, Resso adalah aplikasi berbayar. Dari segi harga, sedikit lebih murah dengan penawaran Spotify, tapi sama dengan penawaran YouTube Music dan Joox. Pengguna harus menyiapkan kocek sebesar Rp49 ribu per bulan untuk menikmati Resso.
Ada free trial selama 14 hari sebelum beralih ke premium. Biaya pun baru dikenakan sebulan kemudian (30-day free trial) setelah memasukkan akun billing, bisa melalui Google Wallet atau pulsa.
Untuk menjadi pengguna premium, Resso menawarkan pilihan lagu tak terbatas. Dapat mengunduh lagu, tanpa iklan, unlimited skips, dan audio lagu yang berkualitas tinggi. Penawaran ini tidak jauh berbeda dengan yang lain.
Resso membuat dinamika persaingan aplikasi streaming musik di Indonesia makin ramai. Kondisi ini memungkinkan makin kecilnya peluang aplikasi lokal untuk ambil posisi teratas karena didominasi pemain dari luar.
Meskipun demikian, karena harga yang ditawarkan satu sama lain tidak jauh berbeda, persaingan akan jauh lebih sehat. Tinggal siapa dan dengan cara apa mereka mengakuisisi pengguna. Dari segi katalog lagu, yang disediakan masing-masing aplikasi tidak jauh berbeda.
Pengguna hanya melihat seberapa lengkap katalog yang dimiliki dan bagaimana aplikasi semakin pintar memberikan rekomendasi lagu sesuai preferensi. Semakin lengkap katalog tersebut akan menggiring orang untuk beralih.
Konsep konten original yang kini dipakai aplikasi streaming video, seperti Netflix, bukan solusi tepat bila diterapkan buat aplikasi streaming musik karena sifatnya yang lebih universal sehingga secara tidak sadar ada hak untuk bisa didengarkan oleh siapapun.
Pada akhirnya, pengguna pasti akan berpikir ulang untuk memilah-milah aplikasi yang mereka unduh diperangkatnya. Semakin dekat fungsinya untuk kebutuhan sehari-hari kemungkinan besar akan pertahankan. Apalagi untuk menggunakan Resso ada biaya yang harus dikeluarkan tiap bulannya.
Harapan terakhirnya adalah karena pilihan yang banyak, opsi untuk melakukan pembajakan semakin berkurang. Dengan nama TikTok yang sudah populer di Indonesia, seharusnya mereka bisa melakukan manuver yang cepat dalam mengakuisisi pengguna loyal baru secara masif.