Pasar pengguna pemula atau sering disebut dengan entry level memang masih menjadi primadona dalam menggenjot penjualan smartphone. Oleh karena itu, pasar yang satu ini tidak akan pernah dilupakan oleh para vendor perangkat Android. Salah satunya adalah Xiaomi yang belum lama ini meluncurkan Redmi 8 untuk mengisi pasar entry level.
Redmi 8 diluncurkan oleh Xiaomi sebagai penerus dari Redmi 7. Namun, bagi mereka yang mengetahui tentang spesifikasi sebuah smartphone, tentu saja mengerti bahwa SoC yang digunakan pada perangkat barunya ini bukanlah cip mainstream seperti Redmi 7. Yup, Xiaomi memutuskan untuk menggunakan SoC Snapdragon 439 yang sedikit lebih pelan dibandingkan dengan Snapdragon 632 yang digunakan pada Redmi 7.
Hal ini kemungkinan besar dikarenakan Xiaomi ingin membuat sebuah perangkat yang mampu bertahan hingga lebih dari dua harian. Hal ini disebabkan SoC 439 yang hanya menggunakan prosesor Cortex A53 yang dikenal hemat daya. Untuk lengkapnya, berikut adalah tabel spesifikasi dari Xiaomi Redmi 8:
Xiaomi Redmi 8 | |
SoC | Snapdragon 439 |
CPU | 2×1.95 GHz Cortex-A53 + 6×1.45 GHz Cortex A53 |
GPU | Adreno 505 |
RAM | 4 GB |
Internal | 64 GB |
Layar | 6,22 inci IPS 1520 x 720 Gorilla Glass 5 |
Dimensi | 156.5 x 75.4 x 9.4 mm |
Bobot | 188 gram |
Baterai | 5000 mAh |
Kamera | 12 MP, 2 MP depth, 8 MP Selfie |
OS | Android 9 Pie MIUI 11 |
Hasil dari CPU-Z nya adalah sebagai berikut
Unboxing
Seperti inilah isi dari paket penjualan Redmi 8
Desain
Seperti kebanyakan smartphone dengan harga satu jutaan, Xiaomi Redmi 8 juga menggunakan bahan plastik. Hal tersebut cukup terasa pada bagian belakangnya. Namun, Xiaomi berhasil membuatnya terasa kokoh dan tidak “kopong” pada saat digenggam. Warna yang saya dapatkan untuk diuji bernama Ruby Red.
Dengan memposisikan sebagai perangkat untuk pemula, resolusi yang ditawarkan pada Redmi 8 adalah 1520 x 720. Hal tersebut dikarenakan Redmi 8 memiliki layar dengan rasio 19:9. Layarnya sendiri juga sudah terlindungi berkat Gorilla Glass 5 yang sudah terbukti lebih tahan pada saat perangkat terjatuh.
Untuk desain depannya, Redmi 8 didesain dengan menggunakan layar Dot Drop. Hal ini tentu saja membuatnya terlihat lebih stylish karena menggunakan model yang kekinian. Hal tersebut juga membuat pengguna lebih nyaman karena “poni” yang digunakan lebih kecil sehingga bisa memuat banyak informasi dan notifikasi. Dan tentu saja, poni tersebut juga memuat kamera dengan resolusi 8 MP untuk selfie.
Pada bagian belakang Redmi 8 ditemukan dua buah kamera. Hal ini membedakannya dengan Redmi 8a yang hanya memiliki satu kamera saja. Selain itu, sebuah sensor pemindai sidik jari juga hadir pada back case-nya. Semua itu dihadirkan dengan desain berwarna hitam yang cukup elegan.
Pada bagian atasnya dapat ditemukan microphone kedua serta sensor infra merah. Lalu pada sisi kanannya terdapat tombol volume dan power. Setelah itu pada sisi sebelah kirinya terdapat slot SIM. Dan pada bagian bawahnya terdapat port audio 3.5mm, microphone, slot USB-C, dan speaker.
Sistem operasi yang digunakan pada Xiaomi Redmi 8 adalah Android Pie 9.0. Antar muka yang digunakan adalah buatan dapur Xiaomi sendiri yang sudah dikenal dengan nama MIUI dengan versi 11. MIUI juga dikenal telah menghilangkan app drawer sehingga semua icon dan widget akan menjadi satu pada homescreen-nya.
Sayang memang, pada MIUI 11 disisipi iklan oleh Xiaomi. Iklan ini akan muncul pada setiap aplikasi buatan Xiaomi, seperti manajer file, installer, app vault, video, dan lain sebagainya. Bagi sebagian orang, tentu saja hal ini cukup mengganggu.
Jaringan LTE
Xiaomi sudah pasti selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Redmi 8 sendiri mendukung band 1(2100), 2(1900), 3(1800), 4(1700/2100), 5(850), 7(2600), 8(900), 20(800), 38(2600), 40(2300) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Redmi 8 sendiri menggunakan modem bawaan Snapdragon 439 yang hanya mendukung LTE CAT 4.
Kamera
Walaupun memiliki harga yang terjangkau, Xiaomi tentu saja mempersiapkan kamera pada perangkat ini dengan baik. Tidak tanggung-tanggung, Redmi 8 menggunakan sensor Sony IMX 363 yang sama digunakan pada Pixel 4. Namun, tentu saja hasil kameranya akan berbeda cukup jauh karena lensa dan algoritma software yang digunakan.
Kamera belakangnya menghasilkan gambar yang cukup tajam. Sayangnya, ketajaman tersebut tidak disertai dengan detail gambar yang baik saat mengambil dalam kondisi kurang cahaya. Yang cukup baik dari kameranya adalah tidak terlihat adanya noise yang mengganggu pada setiap gambar yang dihasilkan. Sayangnya, tidak ada mode malam pada Redmi 8 sehingga pengambilan gambar pada malam hari tidak sebaik siangnya.
Kamera depannya tidak sebanding dengan kamera belakangnya. Kamera depannya mampu mengambil gambar dengan baik, namun tidak terlalu tajam. Pada bagian yang gelap juga dapat ditemukan noise yang cukup terlihat.
Pengujian
SoC yang digunakan pada Redmi 8 memang lebih rendah dibandingkan dengan Redmi 7. Redmi 8 menggunakan cip Qualcomm Snapdragon 439 yang semua prosesornya menggunakan Cortex A53. Walaupun begitu, hal tersebut menandakan bahwa Xiaomi Redmi 8 tidak boros daya sehingga dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan Snapdragon 632.
Oleh karena itu, saya kembali memunculkan Snapdragon 632 yang ada pada Redmi 7 pada pengujian kali ini. Selain itu, Xiaomi juga pernah mengatakan bahwa penggunaan SD 439 ditambah Mi Turbo, algoritma dari Xiaomi untuk meningkatkan performa, akan bisa membuat kinerjanya setara SD 625. Oleh karena itu kedua SoC tersebut saya hadirkan sebagai pembanding.
Uji Baterai dengan MP4
Pengujian kami kali ini menggunakan video MP4 yang dimainkan secara berulang-ulang. Videonya sendiri menggunakan resolusi 1920×1080 dengan codec H.264 dan berdurasi 120 menit. Pengujian berlangsung selama 21 jam 10 menit pada unit yang kami dapatkan.
Hal ini tentu saja dicapai berkat baterai besar dan resolusi layar yang kecil pada SoC Snapdragon 439 yang berisikan CPU hemat daya. Redmi 8 juga sudah mendukung Quick Charge 3, sehingga dapat terisi penuh dalam waktu sekitar dua jam.
Verdict
Lagi-lagi Xiaomi mengeluarkan perangkat yang ditujukan untuk pasar entry level. Pada target market ini, tentu saja harga yang ditawarkan akan menjadi murah dan akan langsung berperang pada sisi feature yang dibawa. Dengan Redmi 8, tentu saja membuat mereka yang tidak berdompet tebal dapat merasakan memiliki perangkat Android yang responsif.
Kinerja yang ditawarkan oleh Xiaomi memang cukup baik pada kelasnya. Xiaomi berhasil membuktikan bahwa kinerja dari SoC Snapdragon 439 ditambah algoritma mereka sendiri mampu menandingi Snapdragon 625. Walaupun begitu, kinerjanya memang tidak bisa menandingi generasi sebelumnya, yaitu Redmi 7. Namun, pencapaian baterai dari Redmi 8 memang akan menjadi sebuah perhatian khusus untuk mereka yang jarang melakukan pengisian baterai.
Kamera pada Redmi 8 juga bisa dijadikan alasan untuk memiliki perangkat ini. Hasil kameranya memang tidak sebanding jika disandingkan dengan kelas Redmi Note, namun hasilnya sudah sangat baik dan bisa diandalkan dalam mengambil momen sehari-hari.
Harga yang ditawarkan memang cukup menggiurkan. Varian 4/64 GB yang saya uji kali ini memiliki harga Rp. 1.799.000 saja. Sedangkan versi di bawahnya hanya berbeda Rp. 100.000. Bagi yang masih merasa kemahalan, dengan spesifikasi yang mirip, Redmi 8A juga ditawarkan dengan harga yang lebih rendah lagi.
Sparks
- Baterai tahan lama
- Quick Charge 3
- Kinerja mumpuni
- Hasil kamera cukup oke
- Harga murah
Slacks
- Tidak lebih kencang dari generasi sebelumnya
- Fitur kamera tidak lengkap walaupun secara hardware mendukung