Sejalan dengan pertumbuhan industri e-commerce, kita sering melihat banyak perusahaan e-commerce mencoba untuk membawa perilaku e-commerce pada audiens baru di Indonesia. Negara berkembang seperti Indonesia, dengan semua pertumbuhan ekonomi dan populasi internet yang masih belum dewasa sering dilihat sebagai target konversi pasar.
Kita telah melihat tanda dimana para pemain e-commerce besar di Indonesia memberikan usaha terbaik mereka untuk mendidik pasar tentang keuntungan dari e-commerce, untuk menjelajah produk, bagaimana caranya membayar barang secara online, dll. Jutaan dollar telah dikeluarkan lewat iklan televisi, acara live di televisi, kampanye offline, dll. Berbagai usaha untuk mengedukasi pasar selama 3 tahun belakangan ini, namun hasilnya belum terlihat signifikan.
Tentu saja, usaha ini tidak sepenuhnya sia-sia, tetapi jika dibandingkan dengan investasi yang telah dilakukan, angka pertumbuhannya tidak signifikan. Hasil dari kondisi ini? Hanya perusahaan dengan modal jutaan dollar yang bisa melakukannya dan bertahan di beberapa tahun ke depan. Maksud saya, bahkan perusahaan sebesar Plasa nyaris gagal di percaturan e-commerce, beruntung eBay menyelamatkan mereka. Dalam skenario ini, tidak ada kesempatan untuk bertahan bagi perusahaan e-commerce yang lebih kecil.
Mungkin kini waktunya kita melihat ke pasar dengan perspektif yang berbeda, mungkin ini waktunya kita memperlakukan pasar Indonesia sebagai orang dewasa bukan lagi bayi. Mungkin ini waktunya untuk mempertimbangkan mengikuti kemana perilaku pasar bergerak dan memfasilitasi mereka alih-alih membayar banyak uang untuk mengedukasi mereka akan sebuah hal yang baru di mata mereka. Mungkin ini waktunya untuk menerima fakta bahwa kartu kredit tidak populer di Indonesia, jadi daripada berusaha untuk membuat orang Indonesia menggunakan kartu kredit, seharusnya kita memfasilitas mereka dengan format pembayaran lain.
Tentu saja perdebatan akan terjadi karena ‘mengedukasi’ pasar akan membawa pengetahuan pada pasar dan membuat mereka lebih dewasa. Tetapi tahukah Anda? Ini bukan hak istimewa bagi semua orang. Biarkan para pemain besar menangani investasi jutaan dollar untuk edukasi pasar, mungkin mereka akan membawa pasar pada tahap selanjutnya, mungkin juga tidak. Mereka bisa mengambil resiko itu, dimana perusahaan lain mungkin tidak sanggup mengambilnya.
Jika murid tidak bisa mengerti guru mereka, mungkin ini waktunya untuk beralih ke guru baru. Betul tidak?