SK Gaming mengumumkan, Deutsche Telekom telah mengakuisisi 25 persen saham mereka. Dengan begitu, organisasi esports ini memiliki empat investor yang masing-masing memegang saham sebesar 25 persen. Selain Deutsche Telekom, tiga investor SK Gaming yang lain adalah Alexander T. Müller, CEO dan founder SK Gaming, Mercedes-Benz, perusahaan pembuat mobil asal Jerman, dan klub sepak bola yang berlaga di Bundesliga, FC Köln. Sayangnya, tidak diketahui berapa besar uang yang dikeluarkan oleh Deutsche Telekom untuk membeli saham SK Gaming. Namun, organisasi esports itu menyebut para investor mereka sebagai “rekan strategis” dan bukannya investor finansial.
“Dengan dukungan Deutsche Telekom, kami berencana untuk mengembangkan sektor esports lebih jauh lagi dan merombaknya jika dalam hal tertentu. Sepanjang kerja sama kami, kami selalu dapat maju ke level berikutnya. Sekarang, kami akan melangkah bersama,” kata Müller, seperti dikutip dari Esports Insider.
SK Gaming didirikan pada 1997. Saat ini, mereka memiliki tim yang berlaga di League of Legends European Championship. Selain itu, mereka juga memiliki tim FIFA, SMITE, Clash Royale, dan Hearthstone. Tim SMITE mereka baru saja memenangkan World Championship 2019 pada November lalu. Sekarang, SK Gaming memiliki dua pusat pelatihan, yaitu di Berlin dan Cologne. Sementara Deutsche Telekom adalah perusahaan telekomunikasi asal Jerman dan pemilik merek T-Mobile yang beroperasi di Amerika Serikat, Polandia, Belanda, dan Republik Ceko. Mereka telah menjadi sponsor utama dan rekan teknologi SK Gaming sejak pertengahan 2018.
“Akuisisi ini menunjukkan bahwa Deutsche Telekom melihat esports dan gaming sebagai industri yang sangat penting,” kata Hiro Kishi, Head of Sports Sponsoring, Telekom Deutschland, dikutip dari The Esports Observer. “Jaringan, produk, dan layanan kami akan menciptakan lingkungan terbaik untuk komunitas gaming dan esports. SK Gaming adalah rekan yang sempurna bagi kami untuk membentuk industri esports di masa depan.”
Pada September 2016, ESforce Holding, perusahaan induk Virtus.pro, mengumumkan bahwa mereka mengakuisisi 67 persen saham dari SK Gaming. Pada Maret 2018, World Esports Association (WESA) memperkenalkan beberapa regulasi baru. Salah satunya adalah terkait kepemiliki tim esports. Regulasi itu menyebutkan, sebuah tim tidak boleh dimiliki atau dikendalikan oleh satu orang atau satu entitas yang sama dengan tim lain. WESA memberikan waktu 18 bulan untuk anggota mereka untuk mematuhi peraturan baru tersebut. Pada Januari 2019, ESforce Holding setuju untuk menjual semua saham mereka di SK Gaming. Sebesar 50 persen saham tersebut dibeli oleh Mercedes-Benz dan FC Köln.
Sumber header: Twitter