Tepatnya hari Kamis tanggal 21 November yang lalu, bertempat di restoran Williams SCBD, Xiaomi mengundang beberapa media untuk mengobrol dengan bos baru Xiaomi Indonesia, Alvin Tse. Pada acara yang cukup santai ini, Alvin pun menjawab pertanyaan yang diajukan oleh para jurnalis terkait isu-isu yang terkait Xiaomi, mulai dari ghoib-nya Redmi Note 8 sampai dengan flagship terbaru mereka.
Redmi Note 8 dijanjikan memiliki jumlah yang cukup untuk dijual di Indonesia. Ternyata, beredar kabar mengenai langkanya stok dari smartphone yang satu itu. Alvin pun mengamini bahwa terjadi sebuah kesalahan pada saat produksi Redmi Note 8 di Batam.
Hal pertama yang terjadi karena adanya peningkatan produksi di pabrik Satnusa. Untuk benar-benar memastikan bahwa tidak ada defect, mereka pun harus melakukan pengawasan kualitas yang ada dan hal tersebut memakan waktu. Tentunya, ada beberapa produksi yang ternyata cacat, sehingga hal tersebut harus ditanggulangi terlebih dahulu.
Hal kedua adalah fokus penjualan Xiaomi yang sejatinya adalah online. Namun, karena kompleksnya pelanggan di Indonesia, yang ternyata tidak hanya konsumen akhir saja yang memburu Redmi Note 8 melainkan para toko dan distributor juga melakukannya. Hal ini yang membuat Xiaomi seperti tidak memiliki barang. Seharusnya ini menjadi masalah untuk ecommerce online.
Hal ketiga, Alvin mengatakan memang permintaan kedua Redmi Note terbaru tersebut sangat tinggi. Hal ini juga membuat persediaan mereka yang mencapai 125 ribu unit ludes.
Saya sempat menanyakan mengenai flagship terbaru mereka, Mi Note 10 atau Mi CC9. Perangkat ini kabarnya sudah lolos proses TKDN di Indonesia. Alvin sayangnya tidak menjawab dengan pasti. Bahkan, beliau mengatakan bahwa baru saja memangku jabatan sebagai Country Director Indonesia sejak Oktober lalu.
Yang pasti, Alvin tidak akan memasukkan Mi 9 karena umurnya sudah mencapai 7 bulan, sehingga dianggap tidak masuk akal. Akan tetapi, Alvin memastikan bahwa Xiaomi akan memasukkan perangkat flagship di Indonesia. Akan tetapi, perangkat flagship tersebut akan dibagi ke beberapa varian.
Misalkan saja, Mi Note 10 nanti akan disebut sebagai Camera Flagship. yang peluncurannya masih dirahasiakan oleh Alvin. Alvin hanya berkelakar kalau mereka meluncurkan pada saat libur Natal, takutnya tidak ada jurnalis yang akan datang pada acara peluncuran.
Saat ini, Alvin memegang dua jabatan sekaligus, yaitu juga sebagai Head of Pocophone. Beberapa wartawan juga menanyakan bagaimana nasib dari Pocophone setelah F1. Dan secara mengejutkan, Alvin mengatakan bahwa Pocophone belum mati hingga saat ini. Walaupun Jai Mani, sang co-founder Pocophone sudah meninggalkan perusahaan itu, namun Alvin memastikan bahwa mereka masih beroperasi.
Pocophone merupakan sebuah perangkat yang hanya berfokus pada performa saja. Oleh karena itu, mereka memasukkan Snapdragon 845 namun memiliki badan yang terbuat dari plastik polikarbonat. Namun, untuk sang penerus, Alvin masih berpikir keras untuk menghadirkan keunikan lainnya. Beliau pun mengatakan bagi yang sangat ingin mengetahui Poco F2 seperti apa, harus menunggu berita dari Twitter-nya.
Terakhir, Alvin membicarakan mengenai peringkat Xiaomi yang cukup merosot pada beberapa lembaga riset. Misalnya, IDC pada kuartal ketiga menempatkan Xiaomi pada urutan kelima. Apa tanggapan Alvin?
Beliau mengatakan bahwa setiap lembaga riset memiliki perolehan angka sendiri-sendiri. Beliau pun menghargai cara yang digunakan oleh setiap lembaga tersebut. Namun, Alvin melihat dari kekurangan yang mereka miliki sehingga bisa dilakukan perbaikan.
Selama ini, fokus dari Xiaomi adalah penjualan melalui jalur online. Pasar offline merupakan salah satu kelemahan yang mereka miliki. Oleh karena itu, Alvin pun ingin dibawah kepemimpinannya untuk membuka 51 Mi Store di Indonesia. Sebagian dari Mi Store tersebut merupakan Authorized Mi Store yang dijalankan oleh partner mereka.
Partner yang akan menjalankan toko mereka pun juga harus memenuhi standar yang mereka miliki. Hal ini akan membuat para pelanggan untuk dapat merasakan pengalaman yang sama pada semua Mi Store yang dibuka di Indonesia.
Acara pertemuan pun ditutup dengan memamerkan sebuah smartphone purwarupa. Apalagi kalau bukan Mi Mix Alpha yang memiliki layar disekujur badannya. Sayangnya, tidak satu orang pun yang boleh menyentuhnya kecuali sang pemimpin Xiaomi Indonesia tersebut.
Smartphone yang satu ini memang sangat cantik untuk dilihat. Namun pertanyaannya, bagaimana ya kalau perangkat yang satu ini jatuh dari tangan?