“Huuuaaaaa…”, itulah yang saya dengar pada saat sang Country Director Xiaomi Indonesia yang baru, Alvin Tse, mengumumkan harga dari salah satu smartphone terbaru mereka, Redmi Note 8. Xiaomi pada saat peluncurannya di tanggal 17 Oktober 2019 lalu memang mengejutkan para hadirin yang ada. Hal tersebut karena dengan spesifikasi tinggi, Xiaomi bisa menjual perangkat ini dengan harga di bawah dua juta rupiah! Xiaomi juga menjuluki Redmi Note 8 dengan sebutan Superstar!
Redmi Note 8 pun kali ini sudah hadir di meja pengujian tim Dailysocial. Saya pun langsung membuka dan melakukan sesi unboxing dari perangkat yang satu ini dan bisa Anda lihat pada tautan ini. Dan sesuai janji, perangkat Redmi Note 8 pun saya review kali ini.
Xiaomi Redmi Note 8 memiliki spesifikasi sebagai berikut
Redmi Note 8 |
Redmi Note 7 |
|
SoC |
Snapdragon 665 |
Snapdragon 660 |
CPU |
4×2.0 GHz Kryo 260 + 4×1.8 GHz Kryo 260 |
|
GPU |
Adreno 610 |
Adreno 512 |
RAM |
3/4/6 GB |
3/4/6 GB |
Internal |
32/64/128 GB |
32/64/128 GB |
Layar |
6,3 inci IPS 2340 x 1080 Gorilla Glass 5 |
|
Dimensi |
158.3 x 75.3 x 8.4 mm |
159.2 x 75.2 x 8.1 mm |
Bobot |
190 gram |
186 gram |
Baterai |
4000 mAh |
|
Kamera |
48 MP/12MP, 8 MP Wide, 2 MP Macro, 2MP depth, 13 MP selfie |
48 MP / 12 MP, 5 MP depth, 13 MP selfie |
OS |
Android 9 Pie MIUI 10 |
Hasil dari CPU-Z dan Sensor Box adalah sebagai berikut
Dari bagian prosesor, sepertinya kedua SoC menggunakan frekuensi yang sama. Pembedanya ada pada GPU yang digunakan. Selain itu Redmi Note 8 juga memiliki bobot yang tipis lebih berat dari seri 7nya. UI yang digunakan juga masih sama, keduanya menggunakan MIUI 10.
Unboxing
Seperti inilah isi dari paket penjualan Redmi Note 8
Desain
Desain dari Redmi Note 8 hampir tidak ada bedanya dengan Redmi Note 7. Pada bagian belakangnya diklaim oleh Xiaomi terbuat dari bahan kaca dengan Gorilla Glass 5. Desainnya sendiri dinamakan holografik S-Curve. Warna yang saya dapatkan adalah Space Black.
Resolusi layar yang dimiliki oleh Redmi Note 8 sama dengan Redmi Note 7, yaitu 2340×1080 yang memiliki rasio 19,5:9. Sama seperti badan belakangnya, Redmi Note 8 menggunakan layar dengan Gorilla Glass 5. GG5 sendiri sudah diklaim mampu bertahan terhadap benturan hingga 1 meter. Rasio layar berbanding badan dari Redmi Note 8 juga lebih besar dari Redmi Note 7, yaitu sebesar 90%.
Layar bagian depan dari Redmi Note 8 memiliki desain Dot Drop, yaitu poni kecil yang hanya memuat sebuah kamera dengan resolusi 13 MP. Hal ini tentu saja hanya menutupi sebagian kecil dari bar notifikasi pada Redmi Note 8. Akan tetapi, jika Anda tidak suka terhadap “notch“-nya, gunakan saja mode Dark Mode yang akan menghitamkan hampir semua layarnya dan membuat poni tidak terlihat.
Pada bagian belakang Redmi Note 8 dapat ditemukan empat buah kamera lengkap dengan LED Flash. Bagian ini cukup menonjol sehingga cukup merisaukan saat smartphone ditaruh di atas meja dan tergeser, membuat kaca lensa dapat baret, walau menggunakan kaca Sapphire. Oleh karenanya, gunakan saja back case transparan bawaannya sehingga dapat membuat bagian kameranya tidak menonjol. Selain itu juga ditemukan sensor sidik jari yang cukup kecil namun responsif.
Pada bagian kanannya dapat ditemukan tombol power untuk menyalakan dan mematikan perangkat serta tombol volume naik dan turun. Pada bagian kirinya dapat ditemukan slot SIM dan microSD (bukan hybrid). Di bagian atasnya terdapat microphone kedua dan sensor infra merah. Di bagian bawahnya dapat ditemukan port Audio 3.5mm, USB-C, speaker, dan microphone.
Sistem operasi yang digunakan oleh Redmi Note 8 adalah Android 9 Pie. Antar muka yang digunakan tentu saja buatan Xiaomi sendiri, yaitu MIUI versi 10. MIUI dari awal sudah meniadakan app drawer sehingga semua icon dan widget akan tergabung pada homescreen-nya.
Jaringan LTE
Xiaomi selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Redmi Note 8 sendiri mendukung band 1(2100), 3(1800), 4(1700/2100), 5(850), 7(2600), 8(900), 20(800), 38(2600), dan 40(2300) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Redmi Note 8 menggunakan modem X12 dengan LTE Cat 12 yang mendukung 3 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 600 Mbps.
Kamera
Pada saat peluncurannya, Xiaomi berbicara banyak mengenai kamera dari Redmi Note 8. Tentu saja, hal ini menjadi salah satu daya tarik seseorang pada saat membeli sebuah kamera. Xiaomi kembali menggunakan sensor Samsung ISOCELL GM1 pada Redmi Note 8 yang memiliki resolusi hingga 48 MP menggunakan teknologi Tetracell.
Kamera utamanya memang mampu menangkap detail yang baik pada saat cahaya yang ada cukup. Sayangnya, pada saat malam hari dan menggunakan mode malam, hasilnya malah kurang baik. Ada beberapa bayangan yang tidak seharusnya ada dan juga noise yang cukup tinggi pada bagian gelap. Semoga Xiaomi bisa membenahi mode malamnya pada firmware berikutnya.
Untuk hasil night mode adalah sebagai berikut
Kamera selfienya menggunakan Omnivision OV13855 PureCell dengan resolusi 13 MP. Hasil tangkapan kamera yang satu ini bisa dikatakan cukup baik dan mampu mengambil detail dengan cukup baik.
Lalu bagaimana dengan kamera makro yang memiliki resolusi 2 MP? Ternyata hasilnya tidak mengecewakan walaupun memiliki resolusi yang kecil. Kameranya mampu memproduksi warna yang cukup baik dan terlihat tidak pudar. Walaupun hasilnya tidak terlalu tajam, namun tidak banyak detail yang hilang pada kamera ini.
Pengujian
Xiaomi Redmi Note 8 menggunakan cip Snapdragon 665 yang merupakan kembaran dari Snapdragon 660 dengan sedikit peningkatan. Snapdragon 655 sendiri masih menggunakan Kryo 260 yang berbasis Cortex A73.
Dengan menggunakan SoC tersebut, kinerja bermain game sudah pasti tidak perlu diragukan lagi. Game yang kami coba pada perangkat ini adalah PUBG Mobile, LifeAfter, dan CoD Mobile. Sama seperti perangkat dengan layar yang lebar, pengguna masih harus menyesuaikan tombol yang ada karena secara default terletak dipinggir.
Dalam pengujian kali ini, saya membawa kembali SoC lama, SD 712 dan yang terbaru, SD 675. Tentu saja hal ini ditujukan untuk mengetahui seberapa baik SoC SD 665 dibandingkan kedua saudaranya tersebut
Uji Baterai
Pengujian kami kali ini menggunakan video MP4 yang dimainkan secara berulang-ulang. Videonya sendiri menggunakan resolusi 1920×1080 dengan codec H.264 dan berdurasi 120 menit. Kami tidak menggunakan BatteryXPRT karena algoritma penghemat baterai yang sangat ketat pada MIUI 10 ini.
Pengujian berlangsung selama 13 jam 20 menit pada unit yang kami dapatkan. Setelah baterai habis dan perangkat mati, kami langsung menguji pengisian baterainya. Dengan menggunakan charger bawaan, pengisiannya bisa memakan waktu sekitar dua setengah jam. Dengan menggunakan charger cepat, pengisiannya hanya memakan sekitar satu setengah jam saja.
Verdict
Akhirnya Xiaomi kembali menggetarkan pasar smartphone Indonesia dengan mengeluarkan Redmi Note 8. Bagaimana tidak, dengan spesifikasi yang cukup tinggi untuk sebuah smartphone mainstream, harganya masih masuk dalam perangkat entry level. Hal seperti inilah yang membuat Xiaomi menyebut Redme Note 8 Pro sebagai Superstar.
Kinerja yang dimiliki oleh smartphone ini dapat dibilang cukup kencang. Dengan Snapdragon 665, semua game yang ada di Google Play pun dapat dimainkan dengan baik, walaupun tidak semua bisa dimainkan dengan seting tertinggi. Selain itu, perangkat ini juga nyaman digunakan untuk melakukan editing gambar maupun video.
Kamera juga menjadi andalan dari perangkat yang satu ini. Kinerjanya mirip dengan sang pendahulu, Redmi Note 7. Sayang memang, mode malamnya masih kurang apik dalam mengambil gambar dengan tingkat lux rendah. Walaupun begitu, kamera lainnya masih cukup baik untuk digunakan dalam kegiatan sehari-hari.
Xiaomi menjual dengan harga Rp. 1.999.000 untuk 3/32GB, Rp. 2.199.000 untuk 4/64GB dan Rp. 2.799.000 untuk 6/128 GB. Untuk penjualan offline, harganya hanya terpaut lebih mahal Rp. 100.000 saja. Dengan harga seperti itu, membuat banyak perangkat pada level harga yang sama menjadi kurang menarik untuk dimiliki. Dan Xiaomi pun kali ini kembali menghancurkan harga pasar smartphone di Indonesia.
Yuk, kita lihat bagaimana perang harga pasar smartphone di Indonesia setelah Redmi Note 8 hadir. 😀
Sparks
- Kinerja kencang
- Hasil kamera utama, depan, dan makro baik
- Responsif
- Harga murah
- Daya tahan baterai yang baik
Slacks
- Night Mode butuh perbaikan
- Tidak disertai dengan charger cepat, padahal mendukung Quick Charge 3.0