Populer berkat minat tinggi Gen Z terhadap video singkat, tim developer TikTok paham betul bagaimana perangkat bergerak sangat sulit dilepaskan dari keseharian mereka. Di konferensi Creators & Content Marketing beberapa minggu lalu, ByteDance mengungkapkan bahwa 98 persen kalangan generasi Z punya smartphone dan mereka tersambung ke internet selama 10 jam dalam sehari.
Boleh jadi, kondisi ini memberikan ByteDance sebuah ide: bagaimana jika mereka turut menyediakan ponsel pintar dengan milik sendiri demi memenuhi permintaan generasi Z? Tak lagi sekadar keinginan, langkah itu betul-betul ByteDance eksekusi. Di hari Senin kemarin, ByteDance mengumumkan kolaborasinya bersama Smartisan Technology untuk menggarap smartphone sebagai langkah mengekspansi bisnis ke luar ranah app dan video.
Buat sekarang, penampakan, spesifikasi serta harga ‘smartphone TikTok’ masih belum diketahui. Kita hanya dapat berasumsi bahwa produk ini ditujukan bagi konsumen berusia muda dan mungkin dibanderol di harga yang terjangkau. Meski demikian, ada sejumlah informasi yang bisa kita ekstrak dari penyingkapan ini, salah satunya: pengembangan smartphone tidak dilakukan ByteDance dari nol.
Dikonfirmasi oleh juru bicara ByteDance, penggarapan smartphone telah lebih dulu dimulai oleh Smartisan sebelum adanya perjanjian antar kedua perusahaan. Mereka setuju untuk bermitra demi melanjutkan agenda Smartisan dalam rangka memuaskan konsumen setianya. Di awal tahun ini, ByteDance sempat mengambil alih sejumlah paten milih Smartisan, bahkan beberapa staf mereka juga ditransfer ke tim TikTok.
Namanya memang kurang familier di Indonesia, tapi menurut keterangan Reuters, Smartisan ialah produsen produk yang tergolong niche di Tiongkok. Perusahaan didirikan oleh pesohor internet Luo Yonghao di tahun 2012, dan seperti brand lain asal negara itu, Smartisan turut mengembangkan OS-nya sendiri yang merupakan modifikasi dari Android. Melengkapi platform mereka, perusahaan juga menyediakan layanan online semisal Smiling Cloud, Store dan App Store.
TikTok sendiri bukanlah nama asing di telinga pengguna smartphone tanah air. Platform khusus video singkat tersebut kini bisa diakses di 150 negara, didukung oleh 75 bahasa dan kantor cabangnya tersebar di 50 lokasi di dunia. Rekor unduhnya berhasil mengalahkan PUBG Mobile, WhatsApp hingga Instagram. Kepopuleran TikTok mendongkrak nama ByteDance sebagai pemain atas di ranah teknologi, pelan-pelan menyusul Baidu serta Tencent.
Beberapa pertanyaan terakhir saya terkait smartphone TikTok: Seperti apa optimalisasi yang diterapkan ByteDance? Apakah perangkat dibekali OS berbasis Android? Lalu apakah implementasinya mirip konsep HTC First dengan Facebook Home-nya?
Sumber: Reuters.