Rendahnya minat baca dan susahnya penulis untuk menerbitkan buku menjadi beberapa alasan yang membuat tingkat literasi membaca di Indonesia cukup tertinggal dibandingkan negara lain. Di samping itu, kehadiran aplikasi e-book yang beredap dianggap cukup mengkhawatirkan karena tidak memuat norma yang berlaku.
Menanggapi isu di atas, Tendi Murti, King Bagus, dan Dewa Eka Prayoga mendirikan Ketix sejak April 2019. Semangat yang ingin diusung Ketix tidak hanya mewadahi penulis muda untuk berkarya, tetapi ingin meningkatkan literasi membaca di Indonesia.
Baik Tendi maupun Dewa merupakan penulis dengan beberapa karya yang sudah mereka terbitkan. Tendi sendiri adalah pendiri Komunitas Menulis Online.
Status pendanaan Ketix masih dalam menggunakan dana sendiri (bootstrap). Tendi mengaku pihaknya mencari investor dengan misi tidak hanya mencari untung, tapi juga punya misi sosial yakni mencerdaskan bangsa.
“Harapan kami dengan mempermudah proses menulis dan menerbitkan buku, Indonesia akan punya makin banyak penulis, makin banyak orang yang belajar menulis, dan akhirnya semakin tinggi minat membaca masyarakat kita,” kata Co-Founder dan CEO Ketix Tendi Murti, Selasa (9/7).
Aplikasi Ketix didesain untuk langsung mengakomodir penulis untuk menulis dari nol. Tersedia template untuk gambar cover buku, jikalau penulis tidak punya kemampuan mendesain. Hasil tulisan dapat disimpan dalam bentuk draft atau langsung dipublikasikan.
Karya mereka juga dapat dijual dalam bentuk e-book. Ada royalti yang bisa mereka dapatkan, komposisinya 80% untuk penulis dan sisanya untuk Ketix. Penulis dapat berinteraksi dengan para penggemarnya dalam ruang diskusi bernama TixRoom. Di situ, pembaca bisa memberikan tanggapan atas buku yang dipublikasikan oleh penulis tersebut.
“Inspirasi awal mendirikan TixRoom dari komunitas membaca yang orang-orangnya dikumpulkan lewat aplikasi chat. Tiap penulis nanti bisa punya ruang diskusi sendiri agar intimasi dengan pembaca semakin terasa.”
Buat pembaca, ada sejumlah fitur yang memudahkan seperti daftar rekomendasi koleksi buku gratis di menu Recommended Stories, Popular Stories. Bahkan bisa berdasarkan genre favorit, atau menurut penulis dengan jumlah follower teratas dalam menu TixStar.
Fitur lainnya, Ketix memberikan pilihan dalam membaca buku, mulai dari warna halaman, ukuran, hingga bentuk font yang bisa disesuaikan dengan kenyamanan pembaca. Pengaturan tersebut tetap tidak akan berubah, meski pembaca membaca buku lain.
Diferensiasi dengan pemain sejenis
Uniknya, Ketix tidak hanya menempatkan diri sebagai aplikasi e-book saja. Dilengkapi pula dengan fitur pendukung seperti e-commerce bekerja sama dengan penerbit buku dan entertainment berbentuk live streaming, yang mana hal tersebut meningkatkan utilitas aplikasi.
Founder Ketix King Bagus menerangkan, Ketix adalah kompilasi dari fitur Line, Medium, Ruangguru, dan T Series (India). Alhasil, pendekatan ini berbeda jauh dengan pemain sejenis seperti Wattpad, Webnovel, dan Baboo.
Disebut seperti Line karena ada fitur chat dan commerce. Begitupun Ruangguru karena disediakan kelas mentoring online dengan penulis. Sementara, Medium karena setiap orang diberi kemudahan untuk menulis.
“Kami sedang mempersiapkan film pendek tentang horor yang diangkat dari novel populer yang dipublikasi lewat Ketix. Tujuannya untuk mengapresiasi setiap hasil karya yang bagus, dan telah melalui proses kurasi,” terang King.
Untuk mencegah plagiarisme, Ketix telah menyiapkan setiap karya yang dipublikasi tidak bisa di-copy paste sama sekali oleh pengguna. Mengenai ketentuan tema tulisan, Ketix sejak awal memberikan disclaimer bahwa setiap karya yang ditulis tidak boleh mengandung unsur hoaks.
Oleh karena itu, Ketix juga melengkapi sistemnya dengan menambahkan kata kunci agar lebih cepat mendeteksinya. Ke depannya, sistem akan terus dimutakhirkan apabila jumlah tulisan yang masuk semakin banyak.
“Apabila ada yang melanggar ada tahapannya, sampai akhirnya kami cabut karyanya secara permanen. Kami cukup ketat untuk tema tulisan karena kami ada semangat moral dan sosialnya,” tambah Tendi.
Sejumlah platform e-book lokal sempat menghiasi percaturan industri, namun belum ada yang mampu menjadi pemimpin pasar. Wattpad bisa dibilang menjadi pemimpin pasar bagi penulis independen berbasis digital, meskipun konsepnya bukan berupa e-book.
Rencana Ketix
Aplikasi Ketix sementara ini baru tersedia untuk versi Android, telah diluncurkan sejak 23 Mei 2019. Dari peluncuran hingga sekarang, diklaim telah diunduh lebih dari 5 ribu kali. Pembaca aktifnya mencapai 3.500 orang.
Dari segi database, Ketix memiliki 2.400 buku yang sudah dipublikasi oleh lebih dari 1.000 penulis. Tendi menargetkan sampai 2021, pihaknya dapat menargetkan 1 juta penulis muda dengan 5 juta karya yang terpublikasi. Mayoritas kategori buku adalah fiksi.
“Kami juga ingin go Asia pada 2021, sebab saat ini Komunitas Membaca Online punya cabang di Hong Kong, Malaysia, dan Turki. Rencananya akan buat kantor di sana,” tutup Tendi.