Sejak tahun lalu, platform transportasi online Grab telah menjadi Super App pertama dan terbesar di Asia Tenggara. Hal ini bisa dilihat dari menu-menu baru di dalam aplikasinya selain hanya sekedar jasa transportasi. Fitur baru tersebut termasuk layanan konten video dari HOOQ (bagi pengguna level Platinum) dan layanan lainnya hasil kerjasama dengan pihak ketiga.
Beberapa di antaranya layanan kecantikan dan gaya hidup dengan Minutes, pemesanan tiket hiburan dengan BookMyShow, dan jasa servis dengan Sejasa.com. Ketiganya tergabung sebagai portofolio dalam program akselerator Grab Ventures Velocity. Berbagai layanan baru yang disediakan Grab pun merupakan hasil kerja samanya dengan beberapa perusahaan lain, seperti Tokopedia, OVO, dan Kudo.
Grab telah menjalani tahun-tahun yang penuh dengan gejolak hingga saat ini. Setelah mengakuisisi Uber pada bulan Maret 2018, Grab terus berkembang untuk membentuk ekosistem digital terbesar di Indonesia. Kesepakatan tersebut juga membantu Grab untuk memperluas bisnis intinya, dan menjadi Super App sehari-hari.
Grab saat ini bermain di liga-liga besar. Terutama setelah naik status dari unicorn ke decacorn, menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada Senin (19 November) oleh Google dan Temasek. Bagi Anda yang belum memahami perbedaannya, unicorn adalah perusahaan yang bernilai lebih dari $1 miliar, sementara decacorn bernilai lebih dari $10 miliar.
Dengan valuasi $11 miliar, Grab adalah decacorn pertama dan satu-satunya di Asia Tenggara, dan berencana melipatgandakan nilai dengan mengintegrasikan lebih banyak layanan di platformnya. Untuk itu, perusahaan juga membuka pusat R&D ke-7 di Kuala Lumpur dan berencana menambah 1.000 pekerjaan teknologi untuk mendukung upaya pengembangan.
Dengan tercapainya decacorn ini sekaligus mengawali visi grab di tahun 2019, Grab pastinya akan menambahkan lebih banyak lagi layanan sesuai permintaan di platformnya, untuk meningkatkan statusnya sebagai Super App.
Bagi Grab sektor transportasi adalah bagian inti dari bisnis, Grab mencari untuk meningkatkan kemampuannya sebagai perusahaan teknologi untuk mengembangkan fitur keamanan yang digerakkan teknologi untuk diintegrasikan ke dalam platformnya.
Karena orang menghabiskan lebih banyak waktu pada ponsel mereka dan lebih sedikit waktu beralih antar-aplikasi, Grab makin tumbuh seiring dengan perkembangan smartphone dan juga transaksi non-tunai yang menjadi gaya hidup masyarakat modern. Awalnya yang hanya menawarkan layanan ride-hailing, mulai berkembang dengan fitur fintech hingga marketplace. Kini Grab telah beroperasi di 8 negara dan 336 kota yang ada di Asia Tenggara. Mulai dari Vietnam, Myanmar, Thailand, Filipina, Kamboja, Malaysia, Singapura dan Indonesia.
Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh Grab.