AiSensum, perusahaan yang bergerak di bidang artificial intelligence dan big data analysis mulai fokus di Indonesia. Startup yang kini memiliki kantor di Singapura, Jakarta, dan Bangalore ini menawarkan solusi bagi perusahaan dan startup yang ingin memonetisasi data mereka.
Solusi utama yang dikembangkan AiSensum adalah OctoPi. Sebuah platform berbasis machine learning yang dapat menghasilkan pendapatan tambahan bagi perusahaan dan startup melalui monetisasi data.
OctoPi bekerja menggunakan algoritma AI NLG (Aritificial Inetelligence Natural Language Generation) yang menghasilkan insight dari aset data yang ada dan memberikan analisis bisnis bagi perusahaan-perusahaan di sektor telekomunikasi, ritel, farmasi, dan keuangan.
Selanjutnya analisis akan ditampilkan melalui sebuah dashboard interaktif yang memberikan beberapa insight seperti pangsa pasar, analisis tren, elastisitas harga, efektivitas promosi, segmentasi pelanggan, white space discovery dan beberapa parameter kunci lainnya.
Dari data internal AiSensum disebutkan bahwa Octopi Telco (hasil kemitraan AiSensum dengan Sepulsa) telah berhasil memberikan mereka akses database transaksi sebanyak 36,5 juta yang mencakup penjualan Rp1,5 triliun.
AiSensum juga menjalin kerja sama dengan HapyFresh untuk dasbor analisis OctoPi Retail, di dalamnya mencakup data transaksi pelanggan untuk 1500 merek.
“Hingga saat ini kami sudah melakukan kemitraan monetisasi data dengan Sepulsa dan HappyFresh dengan model kemitraan bagi hasil. Melalui kemitraan monetisasi data ini, kami menjual dashboard secara berlangganan kepada klien-klien di sektor ritel, FMCG, farmasi, telekomunikasi, dan keuangan,” terang Global Managing Director AiSensum Vivek Thomas.
AiSensum juga memiliki solusi Software RPA (Robotic Process Automation). Sebuah solusi bisnis modular lintas sektor melalui kerangka SaaS (Software as a Service) atau PaaS (Platform as a Service). Modul AI dari AiSensum tersebut diklaim dapat diimplementasikan dalam sistem yang sudah ada dan mampu meningkatkan kinerja sistem dari waktu ke waktu.
“Ini merupakan solusi dengan biaya rendah, yang cocok untuk perusahaan yang tidak mau atau tidak mampu berinvestasi pada platform AI dengan otomatisasi lengkap,” terang Chief Analytics Officer AiSensum Nitin Sharma.
Amankan Pendanaan dari 500 Startups
Didirikan oleh Vivek Thomas dan Rajiv Lamba, AiSensum berusaha untuk mulai agresif di pasar Indonesia. Dengan pendanaan awal yang diterima dari 500 Startup, pihak AiSensum berupaya untuk bisa bekerja sama dengan lebih banyak perusahaan dan startup.
“Pendanaan awal dari 500 Startups telah memampukan kami untuk bermitra dengan Sepulsa dan HappyFresh di Indonesia. Saat ini kami sedang berupaya untuk melakukan kemitraan di sektor industri lain, seperti farmasi, perbankan dan keuangan di Indonesia,” terang Vivek.
Menanggapi pendanaan ini Managing Partner 500 Startups Khaolee Ng menyebutkan, bahwa di era perang data seperti saat ini aliran data eksklusif merupakan hal yang paling berharga dan penggunaan data secara cerdas akan mampu menentukan bisnis mana yang bertahan atau berkembang.
“Kami bersyukur memiliki kesempatan untuk mendukung perusahaan yang besar dan penting di ruang data yang besar,” terang Khailee Ng.
Di tahun 2019 AiSensum berencana untuk fokus membangun AiSensum sebagai go-to-company untuk semua startup dan perusahaan di Indonesia dan Asia yang ingin memonetisasi data mereka.
“Di tahun 2019 ini kami berencana untuk memperluas operasi kami dan mencari kemitraan monetisasi data yang serupa di Asia dan Australia,” jelas Vivek.