Dark
Light

Startup Kedai Kopi On Demand “Koppi” Resmi Meluncur

2 mins read
January 31, 2019
Startup kedai kopi on demand Koppi hadir dengan menggandeng kurir sepeda Westbike Messenger. Variasi harga kopi mulai dari Rp15 ribu sampai Rp35 ribu
Peluncuran startup kedai kopi on demand Koppi / DailySocial

Konsumsi kopi yang terus meningkat di ibukota menginspirasi Koppi untuk membawa inovasi baru di bisnis kedai kopi. Koppi hadir untuk menjawab isu yang selama ini dihadapi konsumen setiap kali menikmati kopi.

Model bisnis Koppi cukup sederhana. Konsumen hanya perlu mengunduh aplikasi untuk melakukan pemesanan kopi (pre-order) atau menu minuman lainnya yang disediakan. Berikutnya mereka menentukan waktu pengambilan pesanan (pick up) atau memanfaatkan layanan kurir (delivery).

Perusahaan bekerja sama dengan layanan kurir sepeda Westbike Messenger untuk pengantaran dengan jarak maksimal 2 km. Ada lima kurir terdedikasi dari Westbike di tiap gerai yang siap melayani pengantaran.

Apabila di atas 2 km, Koppi menggunakan jasa GrabFood dengan jarak maksimal pengantaran 15 km. Untuk pembayarannya Koppi telah bekerja sama dengan Go-Pay dan kartu kredit.

Founder dan CEO Koppi Tony Arifin menuturkan Koppi hadir untuk mengakomodasi kebutuhan serta tren ngopi masyarakat perkotaan. Hal ini bisa dilihat dari menjamurnya kedai kopi di Jakarta dari skala kecil sampai besar.

“Penikmat kopi kini sudah menyebar ke segala lapisan usia, status sosial, dan gender. Tantangannya adalah bagaimana ngopi itu bisa lebih cepat dan mudah, terjangkau, dan rasa kopi harus berkualitas,” terangnya, Kamis (31/1).

Dia memaparkan, berdasarkan hasil survei internal Koppi ada beberapa isu menonjol yang memengaruhi seseorang untuk mengonsumsi kopi setiap hari, yakni masalah kecepatan, kemudahan, harga, dan kualitas rasa.

Responden mengaku enggan untuk mengantre lebih dari 15 menit hanya untuk membeli segelas kopi atau menunggu layanan pengantaran lebih dari 45 menit. Lamanya durasi pengantaran menyebabkan turunnya kualitas kopi. Membuatnya jadi tidak segar dan sudah encer.

Harga per cangkir kopi pun turut disorot. Responden mengaku kemampuan mereka untuk membeli kopi setiap hari hanya Rp15 ribu-Rp35 ribu. Di sisi lain, kendati banyak merek kopi menawarkan harga terjangkau, sayangnya tidak dibarengi dengan rasa yang ditawarkan seperti terlalu manis atau sebagainya.

“Kami hadir untuk mengatasi seluruh isu tersebut. Target konsumen kami adalah mereka yang rela mengeluarkan uang Rp15 ribu-Rp35 ribu untuk secangkir kopi dengan rasa terbaik.”

Tony mengaku pihaknya mendesain cup kopi tidak mudah tumpah dan dibungkus dengan boks khusus sehingga aman saat pengantaran ke lokasi tujuan. Untuk pengantaran dengan sepeda, diharapkan pesanan sampai dalam waktu maksimal 15 menit. Sementara dengan GrabFood maksimal 30 menit.

Apabila konsumen memilih pick up, pesanan sudah siap dalam waktu 1,5 menit. Proses singkat ini terjadi karena aplikasi Koppi sudah terintegrasi dengan mesin POS, sehingga pembayaran bisa langsung diterima.

Pemberdayaan petani kopi lokal dan difabel

Meski menjual kopi dengan harga terjangkau, Tony mengklaim pihaknya menjaga betul kualitas kopi yang dipakai. Koppi membeli kopi langsung dari petani kopi di Pengalengan, Jawa Barat dengan grade A tanpa syarat dan perantara.

Pihaknya akan menggandeng lebih banyak petani lokal, dengan seleksi yang cukup ketat. Koppi merekrut Hidenori Izaki yang pernah menyabet titel World Barista Champion 2014 sebagai Beverage Manager.

“Koppi hanya menggunakan kopi grade A, dipantau langsung oleh barista kami Hidenoki Izaki. Ke depannya tentu kami akan perbanyak gandeng petani kopi lokal agar konsumen punya banyak pilihan.”

Perusahaan juga berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi barista baik dari kemampuan teknis dan pengetahuan, serta memberikan kesempatan barista disabilitas (tuli). Dalam menjalankan program ini Koppi bekerja sama dengan komunitas Handai Tuli. Diharapkan setiap gerai Koppi akan ada dua barista disabilitas yang siap mengembangkan kemampuannya.

Terkait rencana Koppi pada tahun ini, Tony mengungkapkan pihaknya akan agresif buka 40 gerai di Jakarta dengan pemilihan di daerah perkantoran. Rencananya ada dua jenis gerai yang siap dibangun, yaitu gerai khusus pengantaran online dan sit-in.

Untuk target penjualannya, Tony memasang target yang cukup ambisius sekitar 500 cangkir setiap harinya. Koppi baru memiliki satu gerai yang siap menerima pesanan di Oakwood Kuningan, Jakarta.

Koppi mengaku terbuka untuk pendanaan eksternal untuk bantu merealisasikan visi dan misi perusahaan. Tony sendiri masih enggan menyebut perusahaan telah menerima pendanaan eksternal atau secara penuh masih menggunakan dana sendiri.

Application Information Will Show Up Here
Previous Story

SwitchPod Adalah Kombo Monopod + Tripod yang Wajib Dimiliki Para Vlogger

Next Story

Cari Bibit Atlet Esports, IESPA Gelar IEL University Series 2019

Latest from Blog

Don't Miss

Startup pengembang teknologi imersif Arutala memproduksi aplikasi berbasis teknologi Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), Mix Reality (MR), PC Simulator, hingga 360° Video untuk berbagai sektor bisnis

Komitmen Arutala Percepat Implementasi Teknologi Imersif untuk Bidang Edukasi

Sebelum istilah metaverse ramai dibicarakan, banyak pihak yang skeptis dengan
Jajaran founder VCGamers / VCGamers

VCGamers Dapat Pendanaan 37,3 Miliar Rupiah, Hadirkan Platform Social Commerce dan NFT untuk Game

VCGamers merupakan sebuah platform social commerce untuk pemain game. Baru-baru