Xiaomi sudah memastikan bahwa brand Redmi akan memisahkan diri dari perusahaan induk, menjadi brand independent seperti halnya Poco. Untuk menandai perpisahan itu, Redmi meluncurkan Note 7 yang sejauh ini dikabarkan memperoleh sambutan positif dari publik.
Dalam acara peluncuran itu, CEO Xiaomi Lei Jun juga memperkenalkan William Lu, mantan presiden pembuat smartphone Gionee, sebagai Wakil Presiden Grup Xiaomi dan general manager merek Redmi di Tiongkok. Dalam kesempatan itu, Jun juga menjelaskan panjang lebar mengapa perusahaan memutuskan untuk memisahkan Redmi menjadi entitas mandiri dalam portofolio smartphone-nya. Salah satu alasannya, ia ingin Redmi tetap fokus memasarkan perangkat berbanderol murah dan terus mengadopsi skema pemasaran online yang selama ini terbukti sukses.
Kabar baiknya, menurut laporan dari ITHome baru-baru ini Redmi disebut juga akan merambah pasar high-end namun tetap dengan konsep lamanya, bersahabat bagi kantong kebanyakan konsumen. Menurut laporan ITHome, CEO Lei Jun membeberkan melalui komentar di akun Weibo-nya, bahwa Redmi sedang mempersiapkan smartphone dengan dapur pacu Snapdragon 855 berbanderol murah.
Bukan hal mengherankan jika Anda merasa familiar dengan langkah ini. Sebelumnya, Xiaomi sudah melakukannya melalui sub-brand Poco yang menghebohkan jagad mobile dengan meluncurkan smartphone berprosesor Snapdragon 845 dengan harga yang sangat terjangkau, Pocophone F1. Menurut bocoran dari Gizchina, smartphone Redmi dengan prosesor Snapdragon 855 disebut akan dibanderol hanya $370 atau setara dengan Rp 5,2 juta-an sebelum biaya pajak.
Dengan Redmi hadir dengan smartphone yang menawarkan chip Snapdragon papan atas ini, Xiaomi punya dua perangkat papan atas murah untuk konsumen, dari Poco dan Redmi.
Bedanya, perangkat flagship Redmi kemungkinan besar akan menggunakan pendekatan universal dan premium, sedangkan Pocophone F2 lebih fokus membidik penggemar game dengan add-on khusus seperti pendingin cair dan pengisian baterai cepat.
Sumber berita Ubergizmo.