Tidak ada yang menarik dari sebuah server farm. Bahkan film serial Silicon Valley menggambarkannya sebagai semacam labirin bernuansa kelam yang dapat dengan mudah membuat orang-orang di dalamnya tersesat. Fungsi server farm hanyalah sebatas menjadi gudang komputer-komputer yang beroperasi sebagai server, jadi estetika semestinya tidak akan terlalu dipentingkan.
Lain ceritanya kalau sebuah server farm menggunakan hardware buatan Graphcore. Prosesor server yang dibuat Graphcore sendiri dimaksudkan untuk pengolahan algoritma machine learning, namun itu tidak mencegah mereka untuk memberikan upaya lebih perihal estetika.
Mereka pun memercayakan kepada agensi desain Pentagram untuk mempercantik hardware besutannya. Hasilnya, setiap unit tampak seperti kartu grafis yang telah ditempeli biji-biji Lego warna-warni. Motifnya berbeda dari unit ke unit, sebab Pentagram merancangnya menggunakan algoritma khusus.
Tempelannya itu terbuat dari bahan plastik yang sama seperti Lego, dengan sejumlah gambar geometris yang di-emboss. Fungsinya murni untuk alasan kosmetik dan branding, dan Graphcore sendiri rela berkorban untuk menghabiskan waktu lebih lagi demi merancang heat sink yang efektif menjaga hardware tetap dingin meski ditutupi ‘make up‘ hasil riasan Pentagram tersebut.
Kesan ceria yang tersirat dari warna-warna pastel itu terus berlanjut ketika perangkat disusun di dalam rak. Menurut salah satu desainer Pentagram, ini dapat membantu para teknisi mengidentifikasi tiap-tiap rak supaya mereka bisa bertindak cepat ketika ada masalah.
Estetika sering kali diabaikan ketika membicarakan mengenai hardware komputer. Namun di saat konsumen disuguhi RAM dengan lampu warna-warni yang cantik yang tidak ada fungsinya sama sekali selain demi bergaya, kenapa para teknisi yang bekerja di server farm tidak bisa menerima perlakuan serupa?
Sumber: Fast Company.