Startup pengembang platform komunikasi dan kolaborasi bisnis asal Thailand bernama Eko baru saja mengumumkan pendanaan seri B senilai $20 juta. Pendanaan tersebut dipimpin Sinar Mas Digital Ventures (SMDV), dengan partisipasi beberapa investor lain termasuk RedBeat Ventures (unit investasi dari AirAsia), Eas Ventures, dan Gobi Partners.
Founder & CEO Eko, Korawad Chearavanont, mengatakan bahwa perolehan modal kali ini akan digunakan untuk melakukan ekspansi pasar ke Eropa, Inggris, dan Amerika Serikat. Sebagai informasi, Korawad merupakan keluarga dari konglomerat bisnis Chearavanont di Thailand, memimpin Charoen Pokphand Group.
Aplikasi Eko sekilas mengingatkan pada beberapa platform, seperti Slack, Microsoft Teams, juga Facebook Workplace. Namun demikian Korawad menyampaikan, bahwa produk yang dikembangkan lebih dari sekadar alat untuk komunikasi dan kolaborasi. Karena di dalamnya juga didesain berbagai fitur untuk menunjang pekerjaan secara jarak jauh.
Ada berbagai fitur yang didesain untuk alur kerja di dalam aplikasi Eko. Beberapa di antaranya sistem persetujuan hierarki, penugasan, tanda tangan digital hingga fasilitas untuk keperluan audit. Solusi Eko didesain untuk memfasilitasi beragam jenis bisnis, mulai dari perhotelan, ritel, korporasi, konstruksi hingga bidang kesehatan.
Sebagai sebuah SaaS, Eko dijajakan dalam bentuk berlangganan – disediakan dalam paket-paket sesuai ukuran bisnis. Menurut penelitian IDC, potensi platform kolaborasi seperti itu cukup besar. Nilainya akan mencapai $31 miliar pada 2022 mendatang. Hal ini dikarenakan adanya tren perusahaan yang berbondong-bondong mencoba mengubah kultur internal dalam transformasi digital.