Ketika Dissidia: Final Fantasy NT dirilis untuk PS4 pada awal tahun 2018 lalu, banyak penggemar yang merasa kecewa. Konten yang terlalu sedikit, koneksi online bermasalah, serta tidak adanya Story Mode ala RPG seperti Dissidia versi PSP merupakan beberapa keluhan utama yang sering dilontarkan terhadap game ini. Usaha Square Enix untuk mengangkat Dissidia Final Fantasy NT ke ranah esports juga tidak begitu banyak diminati, dan entah bagaimana nasibnya di masa depan.
Square Enix pun mengakui bahwa hasil penjualan Dissidia Final Fantasy NT gagal mencapai ekspektasi. Kendati demikian, mereka masih terus memberi dukungan berupa konten seperti karakter dan arena baru. Dalam pengumumannya di bulan Maret kemarin, Square Enix membeberkan rencana perilisan karakter baru setiap dua bulan sekali hingga Februari 2019.
Mungkin sebagai salah satu langkah meningkatkan popularitas game ini kembali, Square Enix akhirnya memutuskan untuk merilis Dissidia Final Fantasy NT versi free-to-play. Versi gratis tersebut akan diluncurkan di PS Store Jepang pada tanggal 22 November, sementara untuk versi bahasa Inggris belum ada informasi.
Perbedaan utama antara Dissidia Final Fantasy NT versi biasa dan versi free-to-play adalah karakter yand disediakan. Mirip Arena of Valor atau Mobile Legends, Square Enix menyediakan beberapa karakter yang dapat dimainkan secara gratis, namun karakter gratis ini akan dirotasi setiap beberapa waktu sekali. Pemain yang ingin memiliki karakter secara permanen dapat melakukan pembelian seharga 800 Yen (sekitar Rp103.000). Kostum serta senjata alternatif juga akan dijual secara terpisah.
Praktik versi alternatif free-to-play ini sebelumnya pernah dilakukan oleh Koei Tecmo dalam Dead or Alive 5 Last Round: Core Fighters. Bandai Namco juga sempat merilis Tekken versi gratis di PS3 dengan judul Tekken Revolution. Mengingat pengembangan Dissidia Final Fantasy NT juga ditangani oleh Koei Tecmo, keputusan di atas tidak mengejutkan. Kekurangannya, tentu saja, bila layanan server ditutup maka seluruh game akan hilang. Berbeda dengan membeli versi utuh, kita bisa memainkannya sampai kapan pun walau hanya secara offline.
Di Jepang sendiri popularitas Dissidia Final Fantasy sebetulnya lumayan sehat, tapi bukan versi PS4 melainkan versi arcade. Game ini telah menjadi salah satu pilihan populer sejak tahun 2015, dan meskipun pasar arcade di Jepang sudah sedikit menurun beberapa tahun terakhir, peminatnya masih sangat banyak.
Perilisan versi free-to-play memang cukup menarik, tapi saya tak yakin langkah ini cukup untuk menjadikan Dissidia Final Fantasy NT booming di kalangan gamer. Apalagi menjadikannya cabang esports populer. Yang lebih dibutuhkan Square Enix adalah menciptakan game dengan konten sesuai keinginan penggemar, bukannya memaksakan diri untuk terjun ke dunia esports sambil mengorbankan kualitas. Kita lihat saja bagaimana hasilnya, apakah Dissidia Final Fantasy NT bisa bangkit kembali atau malah semakin terkubur.
Sumber: Gematsu