Bulan November 2018 mendatang TrendWatching Insight Network akan merilis laporan tren inovasi yang disukai konsumen dan bisa dimanfaatkan brand dan startup ketika mengembangkan bisnis. Dalam kesempatan wawancara dengan DailySocial, Head of Global Insight Network TrendWatching Nathania Christy menjabarkan beberapa tren yang bakal dimuat dalam laporan tersebut.
“Pada dasarnya TrendWatching memberikan tren bukan yang mainstream, melainkan lebih kepada peluang atau kesempatan yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan ke depannya,” kata Nathania.
Berikut ini adalah empat tren yang diperkirakan akan banyak diimplementasikan perusahaan teknologi di Asia Tenggara.
Zero Waste Shopping
Saat ini layanan e-commerce sudah sangat popular di Indonesia menawarkan promo, diskon, pengiriman cepat, hingga bebas ongkos kirim. Untuk bisa tampil lebih menonjol dan membedakan posisi di antara layanan e-commerce lainnya, penting untuk layanan e-commerce mulai mengadopsi tren baru, yaitu Zero Waste Shopping. Dengan melakukan pendekatan environment-friendly, layanan e-commerce bisa mulai berkolaborasi dengan mitra terkait dalam hal pengemasan dan penyediaan packaging untuk konsumen.
“Di Singapura strategi ini sudah mulai diterapkan dan tidak haya menyasar kepada kalangan menengah ke atas, namun masyarakat umum untuk mulai peduli dengan lingkungan. Dengan eksekusi yang tepat, cara unik ini bisa melirik perhatian konsumen,” kata Nathania.
Cara tersebut juga bisa meminimalisir subsidi atau perang diskon yang masih banyak dilakukan oleh layanan e-commerce. Dengan demikian bisa mendiferensiasikan posisi layanan e-commerce tersebut terhadap layanan serupa lainnya.
Branded Government
TrendWatching memberi contoh inovasi yang sudah dilakukan Didi Chuxing Technology Co. Layanan transportasi on-demand yang sangat popular di Tiongkok tersebut sudah memanfaatkan data yang dimiliki untuk membantu kepentingan orang banyak, yaitu menyediakan informasi secara real time situasi lalu lintas di jalan, memanfaatkan rute yang diambil pengguna.
“Dengan teknologi yang diciptakan sendiri, semua data dan informasi tersebut bisa membantu pemerintah untuk membantu kepentingan orang banyak. Dengan demikian perusahaan teknologi bisa memberikan kontribusi tersebut,” kata Nathania.
Ditambahkan Nathania, ke depannya TrendWatching melihat akan lebih banyak lagi perusahaan teknologi lainnya yang melakukan kegiatan tersebut, memanfaatkan resource yang dimiliki, untuk membantu pemerintah. Di Indonesia sendiri potensi tersebut cukup besar untuk dilakukan, melihat respon pemerintah Indonesia yang menyambut baik inovasi perusahaan teknologi yang ada saat ini.
Omnichannel Wellness
Salah satu skema pemasaran yang paling populer di Indonesia untuk layanan e-commerce adalah omnichannel. Menurut TrendWatching, untuk mendukung skema ini menjadi lebih efektif, ada baiknya menyematkan efek wellness ke dalam proses.
Serupa dengan Zero Waste Shopping, melalui Omnichannel Wellness perusahaan bisa menambahkan elemen positif seperti peduli lingkungan, berhemat, hingga aktivitas positif lainnya yang melibatkan demi menjaga kepentingan bersama.
“Di Amerika Serikat sudah banyak perusahaan yang melakukan rebranding dengan bertransformasi menjadi brand yang ramah lingkungan atau menjadi produk yang bisa dinikmati semua kalangan. Mulai dari produk minuman hingga kesehatan,” kata Nathania.
Automated Commerce
Sebagai negara yang memiliki kesamaan dari kondisi pasar dengan Tiongkok, TrendWatching melihat kedepannya Automated Commerce akan makin popular dan banyak diterapkan layanan e-commerce. Salah satu yang sudah hadir di Indonesia adalah Virtual Store yang diluncurkan JD.ID di stasiun commuter line Indonesia. Tren belanja tanpa harus membuka aplikasi dan bersifat non tunai, diprediksi akan makin digemari konsumen, karena sifatnya yang fleksibel dan mudah.
“Ke depannya saya melihat proses belanja di mana saja dan kapan saja, hanya memanfaatkan pembayaran langsung di aplikasi atau QR Code, akan makin banyak dilakukan oleh layanan e-commerce. Seperti yang banyak terjadi di Tiongkok,” kata Nathania.