Pengembangan teknologi kecerdasan buatan sejauh ini telah sampai di level yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya. Kita telah melihat banyak perangkat inovatif yang mampu mengerjakan tugas-tugas layaknya manusia, bahkan lebih.
Microsoft sebagai salah satu perusahaan raksasa di bidang teknologi piranti lunak seakan punya kewajiban untuk menghadirkan kecerdasan yang mampu meningkatkan produktivitas pengguna. Bukan menggantikan peran manusia atau sebatas membenamkan kemampuan unik AI ke portofolionya saja.
Menjawab tuntutan itu, Microsoft mencoba menawarkan solusi teknologi AI yang dijabarkan mampu menjadi alat bantu untuk memerangi penipuan internet yang memanfaatkan perangkat mobile.
Kita ketahui bersama, kini perbankan telah melibatkan teknologi untuk menawarkan cara baru dalam bertransaksi mulai mengirim uang, melakukan pembayaran dan lain sebagainya. Seluruh layanan tersebut kini sudah menjangkau perangkat mobile yang di sisi lain menyimpan potensi ancaman, salah satunya penipuan.
Dijelaskan oleh Microsoft, model AI yang mereka tawarkan mampu mengendus situasi yang mengarah pada penipuan dalam waktu kurang dari dua detik, memberi waktu ekstra kepada pelanggan untuk mengambil langkah pencegahan. Microsoft mengatakan sebagian besar penipuan ponsel yang diamati dilancarkan melalui “serangan swap SIM”. Cara ini pada dasarnya terjadi ketika nomor ponsel diretas atau dikloning. Walhasil, peretas leluasa untuk memonitor dan mengakses seluruh pesan dan panggilan ke nomor tersebut.
Sejumlah perbankan telah mengadopsi teknologi semacam ini. Namun, model yang ditanamkan ke Azure berbeda, di mana ia mampu secara signifikan memangkas waktu respon dan sebaliknya meningkatkan akurasi deteksi dini. Aktivitas seluler yang masuk sepenuhnya akan diawasi, profil perilaku juga dibangun, dan setiap transaksi akan dievaluasi untuk memastikan bersih dari upaya penipuan serta tindakan yang relevan pasca deteksi juga telah ditentukan. Semua proses rumit itu dilakukan dalam waktu kurang dari 2 detik.
Sumber berita Microsoft dan gambar header ilustrasi Pixabay.